BERASTAGI -
METROKAMPUNG.COM
Tikaman bertubi-tubi
di dada dan leher membuat Berando Barus (40), terkapar bersimbah darah, Kamis
(29/3/2018) sekira jam 12.30 wib. Ayah 4 anak itu tewas seketika di tangan
Sarif Tarigan (35).
Informasi diperoleh,
insiden maut itu ditengarai persoalan yang relatif sepele, mengingat, kedua
warga Dusun Siberteng, Desa Sikab, Kecamatan Barusjahe, masih memiliki hubungan
keluarga yang cukup dekat. Kapolsek
Barusjahe, AKP Siswaya, didampingi Kanit Reskrim, Aiptu Anthony Ginting
membebeberkan kronologis peristiwa berdarah itu, Kamis (29/3/2018) sore.
Ceritanya, ketika itu kreta yang dikendarai Sarif Tarigan mengalami kerusakan
di tengah jalan. Dia pun berusaha memperbaiki kreta itu, kebetulan tak jauh
dari genangan air yang ada di tengah Jalan Desa Siberteng tersebut. Namun tak
berapa lama, Bernardo melintas menaiki kretanya sepulang belanja dari
Berastagi. Tiba-tiba kreta yang ditunggani Bernado melintasi genangan air yang
berada dekat dengan Sarif Tarigan. Akibatnya, air pun terciprat ke tubuh Sarif. Tidak jelas diketahui alasannya, tapi ketika
itu Bernado berlalu begitu langsung menuju ke rumahnya, meninggalkan Sarif
berbasah-basah. Sarif yang merasa disepelekan pun naik darah. Tak lama
kemudian, dia mendatangi rumah Bernado dan mempertanyakan hal itu.
“Kai ndai maksud mu
maka siram mu aku sangana pekena kreta? Jage mis ka ko lawes? (Apa maksud mu
tadi kau siram aku waktu memperbaiki kreta. Udah itu, langsung pergi aja kau),”
tanya Sarif kepada Berando. Alih-alih meminta maaf, Berando malah memberikan
jawaban menantang.
“Jadi, kai atem?
(Jadi, apa maksudmu?)” katanya kepada Sarif. Mendengar jawaban itu, seketika
Sarif mencabut pisau yang diselipkan di pinggang sebelah kanannya dan langsung
menikam Berando secara membabibuta pamannya itu roboh dan tewas seketika.
Usai peristiwa
berdarah itu, Sarif pun langsung kabur. Hingga saat ini, polisi masih melakukan
pengejaran. “Kita minta, lebih baik (Sarif) menyerah secara baik-baik daripada
menunggu tindakan tegas yang kami berikan,” ujar Kapolsek.
Sementara itu, salah
seorang anak Berando yang ditemui di depan ruang jenazah RSU Kabanjahe mengaku,
bahwa ayahnya itu tidak mempunyai masalah khusus dengan Sarif.
“Bapak dan dia tidak
ada masalah. Sarif itu masih impal (sepupu) saya. Ditikamnya bapak saya di
depan rumah kami. Tadi, bapak baru pulang belanja dari Berastagi naik kreta,”
ujarnya sedih. Senada juga diungkapkan pihak keluarga saat menunggu jenazah
Bernado di RSU Kabanjahe.
“Kami tidak tau apa
pasalnya. Yang kami dengar, hanya gara-gara si Sarif itu terkena siraman
genangan air di tengah jalan. Bernado ditikaminya di depan kedai kelontongnya
sendiri,” bebernya. Menurutnya, pada saat kejadian itu, sebagian warga sedang
bekerja di ladang. Jadi, kampung sangat sepi, sehingga tidak ada yang melerai.
“Saya pun dihubungi
keluarga memberitahukan kejadian ini. “Bernardo itu paman dari Sarif,”
sambungnya. (amr/dra)