Saadah Lubis
|
LB PAKAM -
METROKAMPUNG.COM
Jabatan yang telah
diberi pimpinan wajib untuk disyukuri. Apalagi jabatan yang didapat masuk
kategori jabatan strategis. Dipercaya sebagai Asisten II Perekonomian dan
Pembangunan Pemkab Deliserdang, Saadah Lubis mengaku sangat bersyukur.
Bagaimana tidak saat
pertama kali menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) tahun 1978, ia hanya sebagai
seorang guru pengajar di Sekolah Dasar (SD) 105332 Sei Blumei Tanjung Morawa.
"Guru kelas I SD
nya saya dulu. Ya dipercaya jadi Asisten seperti ini ya sangat bersyukur kalilah.
Alhamdulillah juga, karena saya itu juga gak pernah nonjob. Bagi saya itu ya
kerja saja dengan ikhlas dan cintai aja pekerjaan itu. Biarlah pimpinan yang
menilai kita," ujar Saadah ketika berbincang, Kamis, (22/3/2018).
Meski mulus namun
karir Saadah memang bukan didapat dengan singkat. Setelah menjadi guru kelas
selama 18 tahun ia menjabat sebagai Kepala Sekolah di SD Sei Merah Tanjung
Morawa. Dua tahun kemudian ia pun dipercaya sebagai Pengawas TK/SD. Selanjutnya
ia menjadi Kepala Cabang Pendidikan Dinas Pantai Labu dan Tanjung Morawa.
Dari situ kemudian
karirnya pun semakin bagus karena mendapat kepercayaan sebagai Kabag
Kesejahteraan Rakyat. Baru 8 bulan kemudian ia pun menjadi pejabat teras karena
diangkat menjadi Kepala Dinas Pendidikan selama 4 tahun. Jabatan yang diduduki
oleh Saadah ini akan berakhir pada bulan Agustus mendatang. Diwaktu itu juga
Saadah akan pensiun karena usianya akan genap 60 tahun.
Terhitung lebih dari
40 tahun Saadah memberikan pengabdian.
Di kalangan pejabat
ia merupakan orang terlama mengabdi lantaran ia sudah berstatus PNS sejak usia
18 tahun.
"Jadi begitu
tamat PGSD (setingkat SMA sederajat) saya jadi PNS. Masih gadis Alhamdulillah
saya sudah jadi PNS. Gaji pertama saya itu masih Rp 16.960. Ini gak bisa saya
lupakan. Itulah jadi guru ngajar di kelas I banyak guru yang gak mau ngajar di
kelas I. Kalau saya ya menikmati ajalah. Taulah sudah biasa itu kalau namanya
mengelap ingus anak-anak. Kadang rindu juga mengajar lagi karena memang jadi
guru itu sangat menyenangkan," kata Saadah.
Ibu dari 3 anak dan
bercucu empat empat ini mengaku merasa masih banyak kekurangan ketika menjabat.
Karena sudah lama menjadi seorang guru ia pingin merubah manset sebagian
guru-guru sekarang ini.
Dengan sudah adanya
dukungan pemerintah melalui adanya sertifikasi guru dan dana bos, guru harus
mampu untuk benar-benar memajukan dunia pendidikan. Ia merasa sedih ketika
membaca pemberitaan ada oknum guru beberapa waktu lalu yang sempat membuat
banyak orang heboh lantaran membiarkan anak didiknya menjalani hukuman menjilat
WC.
"Saya melihat
sekarang itu dengan adanya sertifikasi dan dana bos kemajuan dunia pendidikan
malah menjadi berkurang. Ini yang saya merasa belum puas, merasa belum bisa
merubah menset seorang guru. Guru ini sangat mulia pekerjaannya dari yang gak
tau anak bisa menjadi tau, sekolah itu pusat kebudayaan. Artinya di sekolah lah
banyak pengetahuan di dapat. Kalau memang pengajar yang baik kalau ada anak
yang mau jilat WC ya harus dilaranglah, diberi tahu itu tempat kuman. Gak mendidiklah
namanya. Tapi kalau guru ada dilaporkan ke polisi saya suka sedih,"
katanya.
Istri M Syahrizal,
pensiunan Dinas Binamarga Sumut ini mengaku walau sudah pensiun nantinya ingin
terus memberikan perhatian kepada masyarakat.
Namanya kini sudah
banyak diperbincangkan banyak orang karena disebut-sebut akan menjadi calon
anggota legislatif pada Pemilu Legislatif 2019. Mengenai hal ini Saadah Lubis
pun masih malu-malu untuk berkomentar dan menjawab.(dra/simon)