Basarnas Diturunkan Mencari Pelajar Korban Rambin Putus

Editor: metrokampung.com
Sejumlah perahu karet diterjunkan dalam pencarian jasad korban putusnya jembatan gantung di Labuhanbatu.

Labuhanbatu - Metrokampung.com
Pencarian jasad  pelajar SMK Pemda Labuhanbatu, Muhammad Reza Fahlevi, korban putusnya Rambin (jembatan Gantung) di Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah Barat terus dilakukan.


Bahkan, pihak Basarnas Tanjung Balai memperkuat tim dalam pencarian jasad putra Abdul Hamid Rambe warga Lingkungan PNK, Kelurahan Pulo Padang, Kecamatan Rantau Utara, Labuhanbatu tersebut.


"Ya, saat ini Tim Basarnas juga sudah di lokasi. Turut melakukan pencarian," ungkap Kepala Kelurahan Pulo Padang, Rantau Utara, Asrol, Sabtu (15/12/18) sore kepada wartawan.


Kata dia, dalam pencarian jasad korban, pihak BPBD Labuhanbatu menerjunkan dua perahu karet ditambah sebuah perahu milik Basarnas Tanjung Balai.


Selain itu, juga dibuka posko pengaduan di lokasi kejadian di Desa Tebing Linggahara, Bilah Barat.


Menurut dia, korban memang kerap melintasi jembatan Rambin tersebut ketika berangkat dan pulang sekolah.


Akibat insiden malang itu, sejumlah warga yang menjadi korban juga mengalami kehilangan 4 sepedamotor yang tercebur ke badan sungai saat peristiwa terjadi.


Dikabarkan, korban dua hari tak pulang ke rumah setelah peristiwa putusnya jembatan Gantung penghubung antar wilayah di Desa Tebing Linggahara, Kecamatan Bilah Barat, Jumat (14/12/18) kemarin.


Salahseorang kerabat korban, T Pasaribu mengakui jika korban belum pulang ke rumah pasca insiden putusnya jembatan rambin tersebut. Diduga, korban hanyut terbawa arus sungai Bilah.


"Dua hari korban belum pulang ke rumah," bebernya kepada wartawan, .


Dia mengungkapkan, menurut keterangan pihak keluarga korban, Reza terakhir kali pamit pergi ke sekolah untuk mengikuti ujian.


"Sebelum pergi, korban pamit, katanya mau ujian di sekolah. Dan orangtua Reza sudah mengingatkan jangan lewat titi rambin. Karena, air sungai besar. Tapi korban tetap melewati titi tersebut dengan mengendarai sepeda motornya," ungkapnya.


Pada saat Reza berada titi rambin bersama warga lainnya, kata Pasaribu, tak disangka sebuah batang pohon kelapa sawit yang dibawa arus sungai menghantam lantai titi sehingga putus.


"Warga lainnya memegang tali jembatan, sementara Reza memegang sepeda motornya. Mungkin saja itu yang menyebabkan korban hilang terbawa arus sungai bersama sepeda motornya," ujarnya.


Setelah kejadian itu, lanjut dia, pihak keluarga melaporkan hilangnya Reza kepada pihak kepolisian.


"Setelah dichek, lokasi terakhir handphone Reza, berada di titi rambim tersebut. Kini pihak keluarga sangat berharap pihak BPBD Labuhanbatu mau membantu kembali, mencari Reza yang hingga kini belum ditemukan," harapnya.


Tapi, mereka menyayangkan kabar hilangnya korban lamban direspon pihak BPBD Labuhanbatu saat mengevakuasi sebanyak 12 korban lainnya kemarin.


Sementara itu, Kepala sekolah SMK Pemda Rantauprapat Aprianto, saat dikonfirmasi membenarkan Reza, tak masuk sekolah.


"Benar, Reza Fahlevi Rambe siswa kelas 2 TKJ di SMK Pemda ini. Dia menjadi korban putusnya titi rambin di Desa Tebing Linggahara kemarin," katanya melalui seluler.


Sementara, diberitakan sebelumnya sebanyak 12 orang warga korban insiden putusnya jembatan yang dibangun sejak tahun 2014 lalu. Namun, berhasil diselamat warga. Kini, sejumlah warga setempat menelusuri Sungai Bilah dengan menggunakan boat sedang mencari keberadaan korban. (AL/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini