Gordang Sambilan Dan Tortor Inanta Soripada Warnai Pagelaran Seni Budaya Etnis Batak

Editor: metrokampung.com
Bupati Batubara Ir.H.Zahir saat membuka kegiatan pergelaran seni budaya etnik batak.

Batubara, Metrokampung.com
PerGelaran  acara pentas seni budaya etnis Batak di Singapore Land yang sejatinya dimaksud untuk melestarikan dan menumbuhkembangkan budaya etnis sedikit tercederai akibat minimnya warga yang menyaksikan aksi 4 etnis Batak menampilkan budaya masing-masing.

Situasi minimnya penonton bertolakbelakang dengan kehadiran ribuan warga pada acara pembukaan paginya yang langsung di buka Bupati Batubara Ir. Zahir MAP, Rabu (10/04).

Pada acara pembukaan banyak petinggi-petinggi pemerintah dan petinggi TNI dan Polri yang hadir. Tidak ketinggalan para caleg baik DPRD Kabupaten, Provinsi bahkan Caleg DPR yang turut hadir sekaligus  memanfaatkan momen dengan menebar pesona.

Begitu usai perhelatan pembukaan yang dilanjutkan dengan makan siang, seperti dikomando kelompok-kelompok warga etnis Batak berangsur-angsur meninggalkan pentas acara.



Hingga akhirnya saat dimulai penampilan budaya seperti tortor dari ke empat etnis  pukul 14.00 WIB terlihat hanya segelintir orang yang menyaksikan.

Padahal bila dicermati acara pagelaran yang menampilkan seni budaya dan tortor khas etnis, sangat banyak pembelajaran berharga yang dapat dipetik.

Lihat saja penampilan etnis Mandailing melalui  Tortor Mandailing group  'Inanta Soripada'  pimpinan Nuraini Lubis boru Nasutian diiringi gordang sambilan dari kesenian tradisional Mandailing Gordang Sambilan 'Palungun Roha'  Kecamatan Air Putih Kabupaten Batubara.

Dengan sembilan gendang besar yang ditabuh 5 orang dan tortor 'inanta soripada'  mampu membangkitkan kecintaan terhadap budaya leluhur yang sarat dengan pesan-pesan moral.

Sungguh sangat disayangkan persembahan tortor dan lagu dari etnis Batak Toba, Simalungun, Mandailing dan Karo dengan musik tradisional masing-masing etnis yang begitu indah dan menyentuh kurang mendapat tanggapan dari warga Batubara khususnya warga etnis Batak yang mencapai 18% dari populasi penduduk Kabupaten Batubara.

Padahal pada sambutannya Bupati Batubara dan Kapolres Batubara sangat  mengapresiasi pagelaran seni budaya etnis Batak. Bahkan kedua petinggi tersebut berharap kegiatan tersebut dilaksanakan setiap tahun.

Kita sangat setuju dengan apresiasi yang disampaikan Bupati  dan Kapolres Batubara serta harapan mereka agar acara seperti ini terus digelar pada waktu mendatang.

"Kalau bukan kita yang mencintai budaya leluhur kita, siapa lagi. Apa jadinya anak cucu kita kelak kalau tidak mengetahui seni budaya leluhur mereka ?", ujar seorang pemerhati budaya tradisional dari Air Putih yang tidak ingin jati dirinya dipublikasikan.

Syukurlah ada Parlindungan Lubis (50) yang akrab dipanggil Dudung. Kecintaannya kepada budaya leluhur menggugahnya membentuk kesenian tradisional Mandailing Gordang Sambilan 'Palungun Roha' di Kelurahan Indrasakti Kecamatan Air Putih Kab. Batubara.

Bak gayung bersambut, istri Dudung boru Nasution mengikut jejak suaminya dengan membentuk dan membina group Tortor Mandailing 'Inanta Soripada'.

Upaya kedua pasutri tersebut wajib didukung oleh institusi yang menaungi seni budaya serta dukungan seluruh warga Batubara khususnya etnis Batak yang berjumlah sekitar 50.000 orang di Kabupaten Batubara.(DS/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini