Pemkab Labuhanbatu Tutup Mata, Pengangkut Material Proyek KA RPK 2 Rusak Jalan

Editor: metrokampung.com
Truk pengangkut material tanah urug saat melintas di Kelurahan Urung Kompas.

Labuhanbatu - Metrokampung.com
Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu terkesan tutup mata atas rusaknya jalan yang diduga disebabkan oleh truk pengangkut material yang menuju proyek Kreta Api Rantauprapat - Kotapinang (RPK) 2 yang berada di Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan.

Pasalnya, Pemkab Labuhanbatu melalui Dinas PU (Pekerjaan Umum) dan Dinas Perhubungan tidak mengambil tindakan tegas terhadap supplier atau pemasok jutaan kubik tanah urug menggunakan truk yang ditenggarai melebihi tonase ke lokasi mega proyek lajur kereta api (RPK -2) tersebut.

Akibatnya, kondisi badan jalan di jalan di sejumlah titik di Kelurahan Urung Kompas tersebut, rusak parah.

"Ada apa ini dengan Dinas PU dan Dinas Perhubungan pemkab Labuhanbatu, kenapa tidak ada tindakan, setau saya jalan itu baru selesai di kerjakan pada tahun 2017 silam," kata Ketua LSM Pelopor Labuhanbatu, Syaiful Bahri Ritonga, Senin (22/04) di Rantauprapat.

Dia menduga bahwa puluhan truck-truck mengangkut tanah urug tersebut over tonase dan disinyalir jalan yang dilintasi tersebut diluar speksi kelas badan jalan. Sehingga memicu rusaknya beberapa titik badan jalan disana. Dan bisa merugikan masyarakat banyak yang melintasi jalan yang menghubungkan tiga kecamatan itu.

Kepada wartawan dia meminta pada Dinas Perhubungan untuk melakukan pengecekan tonase pada truck-truck tersebut serta Dinas PU untuk melakukan perawatan pada badan jalan-jalan yang rusak.

"Dengan begitu maka tidak ada pihak-pihak yang dirugikan, jangan hanya kepentingan kelompok saja harus mengorbankan hak-hak orang lain," tambahnya.

Kondisi jalan tersebut, ternyata dikeluhkan sejumlah warga yang berdomisili di sana. Selain itu, truk pengangkut tanah itu juga mengakibatkan polusi udara. Tak jarang para pengendara menutup mulut dan hidung saat melintasi jalan karena abu yang dihasilkan dari puluhan truk yang mondar-mandir.

"Selama ada truk-truk cold diesel pengangkut tanah timbun, jadi cepat rusak jalan ini," sebut salahseorang warga disana.


Pantauan wartawan, di sepanjang Jalan Urung Kompas tersebut, sedikitnya ada 6 titik kerusakan, diperkirakan berukuran 2 x 2 meter. Hal itu dikhawatirkan bakal menjadi penyebab kecelakaan dan polusi udara, baik yang ditimbulkan truk pengangkut tanah maupun abu yang muncul dari badan jalan yang rusak. (AL/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini