PDAM Tirta Malem Kian Kritis, Plt Direktur Dan Dewan Pengawas Mengundurkan Diri, PT Alam Wiratama Kencana Jamin Air Datang 24 Jam dan Bisa Langsung Diminum

Editor: metrokampung.com
Unit Processing PT Alam Wiratama Kencana yang nantinya akan memproses  Air Sungai Lau Biang di seputaran Laudah, Kabanjahe.

KARO – METROKAMPUNG.COM
PT Alam Wiratama Kencana menjajaki kerjasama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo untuk penyedian air bersih di daerah itu. Berdiri sejak tahun 1985, perusahaan yang lagi melejit di Pulau Jawa dan berpengalaman dalam bidang Water and Waste Water Treatment mencoba menawarkan penyediaan air bersih yang dijamin datang kerumah warga selama 24 jam, bahkan bisa langsung diminum.

PT Alam Wiratama Kencana merupakan Authorized Representative Office dari Ultra-Flo, USA yang telah berpengalaman lebih dari 38 tahun dalam dunia Water Treatment dan telah dipergunakan di berbagai negara seperti Australia, China, Thailand, Turkey, Singapura, Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Hal itu diungkapkan salah seorang direktur PT Alam Wiratama Kencana, Rusli Kaban, kepada sejumlah wartawan, Minggu (19/5) jam 13.30 wib di Berastagi menyikapi persoalan air bersih di kota Kabanjahe yang dikelola PDAM Tirta Malem sudah puluhan tahun tidak sanggup memenuhi kebutuhan air minum di daerah itu.

Puncaknya, beberapa waktu lalu Direktur PDAM Tirta Malem Arvino dicopot dan diberhentikan Bupati Karo akibat perusahaan daerah itu semakin parah dan menjadi sorotan sejumlah elemen masyarakat.
Dilanjutkan Rusli Kaban, sejak 1990 kami telah memberikan berbagai macam solusi pengelolaan air untuk industri-industri, diantaranya, Food and Food Processing Industries, Pharmaceutical and Chemical Industries, Textile, Electroplating, Silicon Wafer, Semi-Conductor, Elektronic Industries, Hotels, Resorts, Estates, And Municipal Water, Shopping Mall, Residential and Codominium.

Kami menggunakan sistem membran, yakni beberapa kunggulan seperti, biaya investasi yang lebih kecil, biaya produksi yang efesien, sistem bersifat modular, meminimalisir human error, kualitas air yang stabil dan prima, membantu menciptakan greenzone dan sistem yang mandiri, ucapnya.

Sumber air yang bisa diolah dan dikelola oleh PT Alam Wiratama Kencana, yakni air baku, air sungai, air danau dan air laut dengan menggunakan tehknologi mutakhir dari Amerika dan Arab. “Dengan mesin dan tekhnologi itu, Air Sungai Lau Biang di seputaran Laudah, Kabanjahe bisa dimanfaatkan menyuplai air bersih, bahkan dipastikan air berlimpah, selama 24 jam air datang ke rumah-rumah pelanggan,” imbuhnya.

Pengolahan air minum yang dikelola PT Alam Wiratama Kencana, diantaranya, Pantai Indah Kapuk, Jakarta sejak tahun 2016, Wisma Bidakara, Jakarta sejak 2014, Galaxi Mall, Surabaya sejak tahun 2010, City Of Tomorrow Mall Surabaya sejak 2010, Hotel JW Marriot, Surabaya, sejak 2009, Pasar Atom Mall Surabaya sejak 2009, Jaya Paragon Hotel Surabaya sejak 2009, PDAM Tarakan, Kalimantan Timur, sejak 2006, PT Multi Sari Makasar sejak tahun 2006, PDAM Buleleng, Singaraja sejak tahun 2004, Pemkab Pamekasan sejak tahun 2002.

Menurut Rusli Kaban yang juga putra daerah, kelahiran desa Bintang Meriah Kecamatan Kutabuluh Kabupaten Karo, dirinya merasa prihatin melihat kondisi PDAM Tirta Malem Kabanjahe. Dia mengaku merasa tertantang menghadirkan PT Alam Wiratama Kencana di daerah kelahirannya sendiri untuk memenuhi kebutuhan air minum.

“Seandainya ada kesepahaman dengan Pemkab dan DPRD Karo, kami hanya butuh waktu 5 bulan untuk mengerjakan pembangunan instalasi, mesin dan peralatan pendukung. Pegawai PDAM tetap difungsikan sesuai kebutuhan dengan catatan kami berdayakan dengan manajemen professional, Pemkab Karo hanya menyediakan tanah seluas 1500 meter m2 dekat Laudah,” tutur Rusli Kaban.
Direktur dan Dewan Pengawas PDAM Tirta Malem Kabanjahe Mengundurkan Diri.

Kebobrokan PDAM Tirta Malem semakin parah. Kabar teranyar, Plt Direktur PDAM Tirta Malem Jonara Tarigan dan Dewan Pengawas Willem Peranginangin yang juga mantan Direktur PDAM Tirta Malem bersamaan mengundurkan diri.

Plt Direktur PDAM Tirta Malem Jonara Tarigan ketika dikonfirmasi belum lama ini di Kantor Bupati Karo, membenarkan, perusahaan milik Pemkab Karo yang baru beberapa hari dipimpinnya selepas pencopotan Direktur PDAM Arvino oleh Bupati Karo, mengalami keterpurukan, selain tunggakan rekening listrik Rp2,5 miliar, tunggakan la¬innya juga menjadi beban be¬rat. Tagihan air per April 2019 Rp555 juta dan tertagih hanya Rp281 juta atau 51 persen.

Kebutuhan gaji karya¬wan 115 orang Rp252 juta/bulan, listrik Rp187 juta/bulan. Biaya operasional Rp124 juta/bulan atau total Rp564 juta/bulan tidak terpenuhi. Sekarang saja sudah 8 bulan belum gajian, keluh Jonara.

Belum beban lainnya. Lis¬trik untuk Mei saja Rp668.¬123.573. Utang ke PDAM Tirtanadi Cabang Berastagi/April 2019 Rp2,8 miliar. Utang ke rekanan Rp1 miliar. Utang gaji karyawan Rp1,7 miliar dengan total Rp6 miliar. Siapa pun direkturnya, kalau tetap dengan sistem seperti ini, tidak akan mungkin berjalan. Apa¬lagi tetap tanpa ada penyertaan modal dari Pemkab Karo, tidak bisa, tambah Jonara.
Menyinggung alasan pengunduran dirinya, Jonara Tarigan mengaku selain akibat faktor kesehatan dan latar belakang pendidikan ti¬dak teknis, permasalahan di BUMD Tirta Malem sudah kro¬nis dan tidak ada so¬lusi konkret. De¬mikian juga alasan penga¬was, Willem Peranginangin, juga tidak jauh berbeda.

Faktor usia, keterbatasan kemampuan dan pendekatan kepada karyawan dan pe¬lang¬¬gan tidak maksimal terwujud dalam me¬ngatasi masalah, je¬las Jonara sambil menun¬jukkan surat pengunduran dirinya dan pengawas tanggal 6 Mei 2019 kepada Bupati Karo dan tembusan kepada DPRD Karo. (amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini