Hebat, Rutan Kelas 2B Balige Pamerkan Hasil Karya WBP di Toba Caldera World Music Festival

Editor: metrokampung.com
Koordinator Bimbingan Kerja yang juga Petugas jaga Rutan, Edison Tambunan (pakai kacamata) memberikan penjelasan kepada para pengunjung stand.

Tobasa-Metrokampung.com
Sudah berlangsungnya Acara music yang bertajuk Acara Toba Caldera World Music Festival yang berlokasi  di Bukit Singgolom Tampahan Balige sangat menarik para wisatawan baik dari Tobasa dan luar tobasa.

Acara yang bertujuan mempromosikan tempat tempat wisata di Tobasa ke kancah Nasional dan Internasional juga memperkenalkan produk produk hasil karya warga Tobasa baik itu berupa tanaman maupun karya tangan dan mereka diberikan Stand untuk memamerkan hasil hasil mereka.

Petugas Rutan Balige memberikan Hasil Karya WBP kepada pengunjung untuk diamati sebelum dibeli. 

Tetapi ada satu Stand yang sangat nenarik perhatian stand dari Rutan Kelas 2b Balige.
Disana mereka memamerkan hasil hasil karya Para Warga Binaan (Dulu Narapidana)  berupa Miniatur Rumah batak yang juga Icon dari Tobasa, vas bunga cantik dari kartu, meja dan kursi dari kayu jior.

Ditemui di tenda Stand Milik Rutan kelas 2b Balige, Edison Ramos Tambunan yang merupakan petugas jaga disana sekaligus koordinator bimbingan kerja bagi WBP mengatakan jika saat ini, mereka berusaha membuat suatu terobosan yang bertujuan agar WBP yang nantinya bebas atau kembali kepada keluarga bisa menciptakan Lapangan Kerja sendiri agar mereka tidak mengulangi atau mau terpengaruh kembali berbuat hal negatif.

Contoh hasil karya WBP yang dipamerkan di acara tersebut.

Sesuai motto, WBP disana kita Bina agar nantinya menjadi manusia handal dan inovatif, bisa menciptakan lapangan kerja sendiri serta membuat masyarakat tidak berpikiran negatif terhadap para WBP setelah bebas, sebab  biasanya masyarakat kan menilai rendah para mantan WBP(Napi) ujarnya.

Saat disinggung cara memasarkan hasil jarya WBP, Edison Ramos Tambunan atau yang biasa disebut Pak Tambuko mengatakan jika Mereka memajangkan hasil karya mereka di Samping Ruang besuk atau kunjungan, berharap para Keluarga WBP yang berkunjung atau membesuk saudara mereka tertarik dan membeli, dan hasil penjualan nya dipergunakan untuk membeli bahan baku produksi.

Dan untuk modal, beliau menyebutkan mereka tidak ada campur tangan dari pemerintah ataupun pihak lain, murni itu modal sendiri dari Rutan dan dibiayai oleh petugas jaga dengan sistem saling kumpul sesama petugas.

Mulai dari mesin las, gerinda, ketam kayu dan lain-lain. Dan terakhir dipertanyakan tentang sistem hasil Pekerjaan apakah WBP yang mau berkarya tersebut di upah atau tidak, selaku koordinator bimbingan kerja WBP, Edison menyebutkan jika mereka diupah dengan sistem hasil karya, artinya upah WBP diberikan tergantung berapa banyak hasil karya yang diciptakan dan tidak mempermasalahkan laku atau tidak laku.

"Agar mereka mau belajar dan berimajinasi menciptakan suatu karya yang layak dipasarkan, kita menghargai hasil karya mereka dengan sistem hasil, yang artinya berapa karya yang dia ciptakan, kita hitung, dan kita hargai dengan harga yang pantas lalu kita bayar per minggu.

Tujuan nya adalah agar para WBP berlomba menciptakan hasil karya dan berimajinasi menciptakan karya karya yang bisa kita pasarkan, dan hasilnya Ada salah satu WBP kita yang mampu menyekolahkan Anaknya Sampai ke Jenjang Kuliah dari hasil karyanya, sebab kita tidak mempersoalkan Karya mereka itu laku atau tidak, yang pasti semakin banyak karya mereka, semakin banyak upah yang mereka dapatkan walaupun untuk pemasaran kita tidak bergantung pada pihak lain.

Sebenarnya Kalau dihitung hitung, dengan pemasaran kami bergantung pada pengunjung sulit bagi kami memutar biaya yang kami keluarkan, tapi kami terus semangat agar para WBP kami bisa menjadi manusia siap pakai Di tengah tengah masyarakat dan keluarga nantinya ujarnya .

Stand milik Rutan Balige.

Dan harapan nya kedepan adalah Pemerintah mau membantu mereka dalam bentuk Bantuan Peralatan kerja sebab itu yang sangat mahalmesin mesin itu ujarnya mengakhiri.

Terpisah, Salah satu pengunjung yang kebetulan masuk ke Stand Rutan Balige tersebut menyampaikan Apresiasi Tinggi kepada Para Jajaran Petugas kelas IIb Balige, karena menurutnya baru ini ada Rutan yang mampu berbuat hal seperti ini.

"Sangat mengapresiasi Pihak Rutan, sebab mampu menghadirkan Terobosan baru bagi masyarakat. Rutan Balige tidak lagi tempat para penjahat ditahan, tetapi saya menyebut itu sekolah keterampilan,sebab karya hasil WBP nyata di depan saya.

Harapan saya adalah Pemerintah mau menampung atau membantu memasarkan hasil karya WBP Rutan Kelas IIb Balige, agar para WBP disana tertarik berkarya dan setelah bebas menjadi Manusia Siap pakai, seperti tulisan disini "Mereka Bukan Penjahat, Tetapi hanya Tersesat" Dan Rutan Balige yang saat ini dipimpin Oleh Karutan Leonard Silalahi membuktikan hal tersebut melalui Cara memamerkan hasil karya WBP nya. (Her/mk)

Share:
Komentar


Berita Terkini