Polsek Helvetia Abaikan Laporan Korban Pengeroyokan Disertai Perampokan

Editor: metrokampung.com

Sarina Siregar korban penganiayaan saat menunjukkan bukti laporan kepolisian atas penganiayaan yang dialaminya

Medan- metrokampung.com
Tubuh Sarina Siregar (41), warga Jalan Klambir 5, Perumahan Anisalala, Tg Gusta, mengalami lebam-lebam. Dia jadi korban penganiayaan beramai-ramai oleh anak tirinya. Kejadian itu sendiri dialami wanita paruh baya ini Selasa  (18/6/2019 lalu.

Namun sayang, hingga kini pelaku tidak juga ditangkap. Adapun identitas para pelaku adalah AP, YY, YK, YN, VR dan HR (menantu).

"Pelakunya itu ada 13 orang, tapi 6 orang yang memukuli, menunjang, menjambak dan menyeret saya keluar dari rumah. Namun hingga sekarang pelaku belum juga ditangkap petugas Polsek Medan Helvetia," ujar Sarina Siregar sambil menunjukkan surat laporan pengaduannya dengan Nomor STTLP/423/VI/2019/SU/POLRESTABES MEDAN/Sek Medan Helvetia, Kamis (18/7/2019).

Sarina, menjelaskan bahwa saat aksi penyerangan itu, para pelaku juga merampok seluruh harta bendanya termasuk 1 unit Mobil, 1 unit sepeda motor, uang Rp 50 juta dan barang lainnya.

"Setelah saya dipukuli dan ditunjang mereka, saya diseret keluar rumah. Lalu seluruh isi lemari saya, termasuk baju dan celana saya diambil para pelaku. Lalu, mobil, sepeda motor dan uang Rp 50 juta tabungan kami juga diambil. Tapi pihak Polsek Helvetia tidak juga menangkap para pelaku," jelasnya.

Anehnya lagi, saat ini mobil dan sepeda motor milik korban telah berada di Polsek Medan Helvetia tanpa adanya para pelaku. "Kemarin katanya mobil dan kereta saya berhasil dibawa ke Mako Polsek Medan Helvetia, tapi kenapa para pelaku itu tidak ditangkap?," ujar Rina kesal.

Rina menjelaskan bahwa ia dan suaminya telah menikah 14 tahun lalu di Perumnas Mandala. Saat itu, pernikahannya juga dihadiri oleh keluarga besar para pelaku.

"Saat penyerangan, para pelaku meminta surat nikah. Saya jadi heran, mengapa sudah 14 tahun saya menikah baru meminta. Padahal mereka tahu menikah itu pesta, dihadiri keluarga besar mereka lagi. Sekarang ini Bapaknya lagi sakit stroke, mungkin karena itu mereka berani menyerang saya," jelasnya.

Lebih lanjut, Sarina menerangkan bahwa saat ini ia harus berjuang untuk mencari biaya sehari-hari dikarenakan suaminya tidak lagi dapat bekerja.

"Kalau cuma mengharapkan sisa gaji suami saya gak akan bisa uantuk makan kami. Setiap bulan sisa gaji suami saya hanya tinggal Rp 1,3 juta. Bagaimana kami bisa bertahan hidup. Jadi selama beberapa tahun ini saya kerja banting tulang hingga seperti ini," bebernya sambil meneteskan air mata.

Sarina, berharap pihak Polsek Medan Helvetia untuk segera menangkap para pelaku yang berjumlah 6 orang tersebut.

"Saya harap pihak Polsek Helvetia cepat melakukan penegakan hukum, menangkap para pelaku. Saat ini saya merasa terancam dan tidak mendapat kepastian hukum," katanya.

Menanggapi hal itu, Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Pardamean Hutahean, mengatakan pihaknya telah menindak lanjuti laporan tersebut dengan mengirimkan surat panggilan terhadap para pelaku.

"Sudah kita tindak lanjuti, sudah kita kirim surat panggilan terhadap yang diduga pelakunya," ujar Kompol Pardamean, tanpa merinci surat pemanggilan ke berapa yang dilayangkan terhadap para terlapor tersebut. (fit/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini