Kadis Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat : Pelan- Pelan, Semua Jalan Yang Rusak Akan Diperbaiki

Editor: metrokampung.com
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, Hj. Nur Elly Heriani Rambe, MM.

Langkat- MetroKampung.Com
Kabupaten Langkat memiliki potensi yang besar di bidang pariwisata.  Bupati Langkat Terbit Rencana PA dan Wakilnya, H. Syah Afandin, SH pun sudah menetapkan pariwisata sebagai ikon dari visi dan misinya dalam membangun untuk periode 5 tahun ke depan.

Namun sayang, tampaknya pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat belum diikuti dengan perbaikan infrastruktur, seperti jalan, sebab masih banyak jalan yang rusak, termasuk jalan yang menuju ke objek- objek wisata yang menarik, seperti tangkahan atau Bukit Lawang. Selain itu, pengembangan pariwisata Langkat belum didukung dengan dana anggaran yang cukup.

Buktinya, dana yang dikucurkan untuk pariwisata masih sangat kecil.  Jadi, tidak memadai dan belum seperti yang diharapkan.

Namun, semangat dan optimisme tetap ditunjukkan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Langkat, Hj. Nur Elly Heriani Rambe, MM.  Semangat dan optimisme itu ditunjukkannya saat bincang- bincang dengan wartawan, di ruang kerjanya, Senin (29/7) yang lalu.

“Yah, sekarang memang anggarannya masih kecil.  Sabar saja, tahun depan pasti ditingkatkan,” ujarnya.

Lebih lanjut, sambil tersenyum dia pun menambahkan, pelan- pelan perbaikan infrastruktur jalan pun akan ditingkatkan, sehingga tidak ada lagi jalan yang rusak menuju objek wisata.

“Ya, pelan- pelanlah, mana pula bisa langsung jadi seperti membalikkan telapak tangan,” ujarnya.

Sapta Pesona
Lebih lanjut, terkait dengan pengembangan pariwisata di Kabupaten Langkat, Nur Elly poun menegaskan, Sapta Pesona harus diterapkan dengan baik.Yang jadi pertanyaan apa itu Sapta Pesona ?

Sapta pesona adalah kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat para wisatawan agar mau berkunjung ke suatu daerah Sapta pesona itu ada tujuh unsur, yakni aman, tertib, indah, rama tamah dan kenangan.

Aman itu berarti aman dari gangguan premanisme yang selalu identik dengan tindak kejahatan, seperti pungli, pencurian, penipuan dan perampokan, maupun pembunuhan atau kerusuhan.  Selain itu, aman dari penyakit menular dan aman dari bencana alam, seperti banjir, tanah longsor dan lain- lain.

Tertib itu luas. Bisa jadi, semua kenderaan seperti bus atau mobil datang dan pergi secara teratur sesuai dengan jadwalnya. Selain itu, informasi yang disampaikan kepada para pengunjung (wisatawan) harus benar dan tidak membingungkan, apalagi menyesatkan (hoax).

Sedangkan sejuk berarti lingkunganya yang alami dan menyegarkan.  Karena itu, kita dituntut untuk menjaga kelestarian alam, sehingga keindahan dan kesejukan itu bisa terus terjaga dengan baik, misalnya dengan melakukan penghijauan dan tidak melakukan penebangan pohon sembarangan.

Indah berarti alamnya yang indah dan sedap dipandang mata. Karena itu, jangan ada sampah yang berserakan.

“Ya, lingkungan harus bersih. Karena itu, kita dilarang membuang sampah sembarangan dan harus menyediakan tempat- tempat pembuangan sampah atau tong sampah,” ujarnya.

Sedangkan ramah- tamah berarti sikap kita yang ramah, murah senyum, suka membantu dan menghormati orang lain.  Kalau kita ramah tentu orang- orang akan betah dan senang untuk tinggal lebih lama.

“Sebaliknya, kalau kita kasar dan tidak menyenangkan, maka hal itu akan membuat para pengunjung cepat merasa bosan dan enggan untuk datang kembali. Karena itu, keramah- tamahan itu penting, bukan saja dari petugas dan para pengelola objek wisata itu, tapi juga dari masyarakat setempat,” ujarnya lagi.

Sementara itu, kenangan adalah sesuatu yang bisa membuat para pengunjung puas. Karena itu, kenangan itu bisa seperti oleh- oleh atau buah tangan, seperti dodol yang banyak ditemui di kota Tg. Pura. Karena itu, harus ada yang menjadi ciri khas dari objek wisata itu, misalnya objek wisata Pulau Kampai yang identik dengan buah mangga, karena banyak pohon mangga yang ditanam di sana.

Jadi, di saat musim panen tiba, akan banyak turis dan para pengunjung yang datang ke sana.  Lalu, di saat pulang ada yang bisa mereka bawa sebagai oleh- oleh.

“Ya, itu idenya. Mengembangkan buah mangga di Desa Pulau Kampai. Jadi, siapa pun yang datang ke sana bisa menikmati buah mangga. Kalau benar seperti itu, ya bagus, karena itu tentu ide yang luar biasa. Selain itu, ada terasi sebagai oleh- oleh yang khas bagi pengunjung yang datang ke Pulau Kampai,” ujar Tokoh Inspiratif Indonesia, Katrina Talaksoru yang ikut hadir dalam bincang- bincang tersebut. (BD/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini