Setahun Reruntuhan Tembok Penahan Tanah di Jalur Usaha Tani Sigurung-gurung Pahae Tak Diangkat-angkat, Pemilik Lahan Sekitarnya Minta Solusi Kepada Kades

Editor: metrokampung.com

Taput, metrokampung.com
Dampak rubuhnya tembok penahan tanah di jalur Usaha Tani yang dibangun dari anggaran Dana Desa tahun 2017 di desa Sigurung-gurung Kecamatan Pahae Jae Tapanuli Utara yang jebol tanggal 7 September 2019, (gambar tercantum) yang saat ini dibangun kembali dengan menggunakan Anggaran Dana Desa Tahun 2019 membawa dampak serius kepada pemilik lahan sawah yang tertimpah runtuhan tembok setahun yang lalu.

Bapak H. Panjaitan menceritakan keluhannya ke Awak media soal tanah runtuhan yang belum juga diangkat sampai saat ini, sementara tembok penahan tanah yang baru setinggi empat meter sudah selesai dikerjakan.

Bapak Panjaitan tersebut mengajak awak media berkunjung kerumah kepala desa guna solusi permasalahan runtuhan tembok tersebut yang sampai saat ini tidak dapat diolah selayaknya sawah seperti dulu sebelum tertimbun.




Kepala Desa menyambut pemilik lahan yang juga warga desa Sigurung-gurung dan juga awak media dengan sedikit grasak-grusuk tidak karuan. Seakan tidak senang dengan kehadiran kami.

Ditengah percakapan yang sedikit keras terjadi dari kedua belah pihak yang tiba tiba ibu/istri dari kepala Desa H Sitompul ikut nyorocos tidak karuan memperkeruh suasana yang menjadi tontonan beberapa pekerja yang sedang melansir material untuk pembangunan jalan usaha tani tersebut.

Beberapa kali awak media mengingatkan istri kepala desa, bahwa kami berurusan dengan Kepala Desa bukan dengan ibu.

Namun istri kepala desa tidak memperdulikannya terus nyerocos mencampuri persolan. Menuduh Bpk H Panjaitan pernah mengusir pekerja dari sana karena menantunya tidak diperbolehkan ikut bekerja.

Saling tudingpun terjadi membuat awak media sedikit kewalahan menengahi kedua belah pihak di tambah suara istri kepala desa yang tidak kalah keras.

H Panjaitan bertanya, "kapan diangkat puing-puing tersebut dan kenapa sampai selesai bangunan ke dua dilahan yang sama belum juga dibersihkan? Agar bisa segera di olah jadi lahan produktif.
Saya kuatir tanah dari sawah saya tidak diangkat karena pekerjaan rabat beton sudah dimulai, dan jalur jalan sudah tertimbun tanah dengan layak," ucap Bpk Panjaitan.

Akhirnya solusipun diperoleh setelah istri kepala desa pergi meninggalkan ruang pembicaraan.

Saya berjanji tidak akan merabat beton jalur tersebut sebelum puing-puing di lahan H Panjaitan kami angkat tukas kepala desa yang duduk angkat kaki sedikit kurang sopan menyakinkan H Panjaitan.

"Sebelum tanggal 15 Desember 2019 saya jamin puing-puing tersebut sudah selesai di bersihkan," tukas Kades menyakinkan.

H Panjaitan menerima pernyataan tersebut dengan baik.

Disamping itu Kepala Desa mengeluhkan masyarakat desanya kurang kesadaran akan pembangunan.

Bukan karena familih atau yang lainya kalau salah harus kita salahkan begitu kutipan pembicaraan beliau sebelum kami pamit meninggalkan teras rumah kepala desa tersebut walau disambut tanpa suguhan air putih.
(Jufri/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini