Ir Djonggi Napitupulu : Pertanyakan Mess/ Work Shoip Perum Jasa Tirta di Desa Bisgue Barat Kecamatab Parmaksian
Gedung sebagai saksi bisu kemudian alat berat, Mobil Truck, pasir menggunung sebagi barang bukti.
Toba, Metrokampung.com
Direktur Eksekutif Indonesia Pemantau Pengadaan Barang & Jasa (IP2Baja) Nusantara Ir.Djonggi I Napitupulu mendorong kinerja Kepala Sub V/2 PJT Asahan 1 Teguh Bayu Aji ST agar segera turun kelapangan jangan terlalu percaya hanya laporan saja dari bawahan-nya, atau memang pura-pura tidak tahu, “jangan hanya pidato,” sebutnya.
Dikatakan setelah menganalisa per-nyata-an Teguh Bayu Aji ST sebagai Kepala Sub V/2 PJT bahwa “menyurati dan meminta saran dari Bupati Toba Ir Darwin Siagian terkait tidak pernah melakukan kegiatan jual beli Material Sedimen hasil pengerukan” melalui telekonfrensi Jumat kemarin (17/4/20).
Djonggi menyikapi seperti-nya diduga adanya pe-rsekongkolan Kepala Sub V/2 PJT dengan pihak Pemerintah Toba dalam hal ini Bupati Ir Darwin Siagian, “agar lebih jelas dan terang benderang Teguh Bayu Aji turun kelapangan Lokasi jangan hanya mendengarkan laporan dari Zevrin Alam Harahap yang katanya Manager Humas Perum Jasa Tirta itu,” sebutnya Ir Djonggi Napitupulu kepada www.metrokampung.com yang dihadiri Putra-Putri Toba anak bangsa Negeri Toba seraya mengatakan kita sudah bulat-bulat dibohongi.
Dijelaskan mulai dari Hulu sampai Hilir Aliran Sungai Asahan, terlihat tidak adanya penghijauan, tidak adanya Normalisasi, yang lebih ironisnya tepatnya di-belangkang Mess/ Work Shop Pekerja Perum Jasa Tirta di Desa Bisgue Barat Kec.Parmaksian terlihat pasir putih menggunung, alat berat, mobil truck pengangkut pasir yang diduga dijual ke pengusaha panglong dan PT Rihitindo Beton Toba dan ini sudah merupakan barang bukti, “ sebuah gedung tersebut merupakan saksi bisu,” imbuhnya.
Djonggi Napitupulu mencurigai gedung yang ada di desa Bisgue Barat Kec Parmaksian- Kab.Toba yang tidak memiliki Plang Merk Perum Jasa Tirta artinya disinyalir merupakan pengalihan issu di-sekeliling masyarakat desa Bisgue Barat Kec Parmaksian sehingga diduga ada oknum Perum Jasa Tirta yang menyewah gedung tersebut atau gedung itu milik oknum Perum Jasa Tirta agar lebih leluasa memainkan dan memperkuat kegiatan pengerukan Sidimen (Pasir Putih.red) untuk diperjual belikan guna memperkaya diri sendiri dan kelompok.
Dijelaskan hal Kegiatan Pengerukan Sedimen (Pasir.red) sudah lama berlangsung diperkirakan mulai Tahun 2011 sampai bulan April Tahun 2020, “apa itu yang dimaksud Teguh Bayu Aji sehingga meminta saran dari Bupati, ada apa ini perlu dicurigai soalnya mengandung arti , “ sebutnya Djonggi dihadapan puluhan masyarakat sekeliling Aliran Sungai Asahan dari hulu sampai hilir.
Djonggi menghimbau kepada Putra-Putri Toba, yang berada di perantauan atau di Bona Pasogit Demi Tanah Tumpah Darah, Tanah Leluhur Nenek Moyangmu, segera turun ke Bona Pasogit ibumu sakit keras akibat perbuatan perbuatan segelintir orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga adanya pembohongan besar yang dilakukan Perum Jasa Tirta, “ cabut izin perusahaan itu hengkang dari Bumi Toba Negeri tercinta ini atau siapa oknum yang memainkan praktek-praktek pembohongan besar ini, dan apa sebenarnya tugas dari Humas Perum Jasa Tira yang katanya Zevrin Alam Harahap.” Sebutnya Djonggi Napitupulu
Sesuai Pantauan dan pengamatan dari www.metrokampung.com Zevrin Alam Harap memang sering mengunjungi gedung tersebut yang kata orang-orang/ masyarakat disekitar gedung tersebut adalah Mes/ work Shop Perum Jasa Tirta.
Masyarakat sekitar yang katanya tidak usah nama-nya ditulis bahwa Zevrin Alam Harahap sering mengunjungi gedung tersebut dengan memakai mobil Double Cabin, Fourtuner 4X4 bwrna coklat susu.
Kemudian www.metrokampung.com menghubungi Zevin Harahap melalui HP selulernya tidak berhasil. (e/mk)
Gedung sebagai saksi bisu kemudian alat berat, Mobil Truck, pasir menggunung sebagi barang bukti.
Toba, Metrokampung.com
Direktur Eksekutif Indonesia Pemantau Pengadaan Barang & Jasa (IP2Baja) Nusantara Ir.Djonggi I Napitupulu mendorong kinerja Kepala Sub V/2 PJT Asahan 1 Teguh Bayu Aji ST agar segera turun kelapangan jangan terlalu percaya hanya laporan saja dari bawahan-nya, atau memang pura-pura tidak tahu, “jangan hanya pidato,” sebutnya.
Dikatakan setelah menganalisa per-nyata-an Teguh Bayu Aji ST sebagai Kepala Sub V/2 PJT bahwa “menyurati dan meminta saran dari Bupati Toba Ir Darwin Siagian terkait tidak pernah melakukan kegiatan jual beli Material Sedimen hasil pengerukan” melalui telekonfrensi Jumat kemarin (17/4/20).
Djonggi menyikapi seperti-nya diduga adanya pe-rsekongkolan Kepala Sub V/2 PJT dengan pihak Pemerintah Toba dalam hal ini Bupati Ir Darwin Siagian, “agar lebih jelas dan terang benderang Teguh Bayu Aji turun kelapangan Lokasi jangan hanya mendengarkan laporan dari Zevrin Alam Harahap yang katanya Manager Humas Perum Jasa Tirta itu,” sebutnya Ir Djonggi Napitupulu kepada www.metrokampung.com yang dihadiri Putra-Putri Toba anak bangsa Negeri Toba seraya mengatakan kita sudah bulat-bulat dibohongi.
Dijelaskan mulai dari Hulu sampai Hilir Aliran Sungai Asahan, terlihat tidak adanya penghijauan, tidak adanya Normalisasi, yang lebih ironisnya tepatnya di-belangkang Mess/ Work Shop Pekerja Perum Jasa Tirta di Desa Bisgue Barat Kec.Parmaksian terlihat pasir putih menggunung, alat berat, mobil truck pengangkut pasir yang diduga dijual ke pengusaha panglong dan PT Rihitindo Beton Toba dan ini sudah merupakan barang bukti, “ sebuah gedung tersebut merupakan saksi bisu,” imbuhnya.
Djonggi Napitupulu mencurigai gedung yang ada di desa Bisgue Barat Kec Parmaksian- Kab.Toba yang tidak memiliki Plang Merk Perum Jasa Tirta artinya disinyalir merupakan pengalihan issu di-sekeliling masyarakat desa Bisgue Barat Kec Parmaksian sehingga diduga ada oknum Perum Jasa Tirta yang menyewah gedung tersebut atau gedung itu milik oknum Perum Jasa Tirta agar lebih leluasa memainkan dan memperkuat kegiatan pengerukan Sidimen (Pasir Putih.red) untuk diperjual belikan guna memperkaya diri sendiri dan kelompok.
Dijelaskan hal Kegiatan Pengerukan Sedimen (Pasir.red) sudah lama berlangsung diperkirakan mulai Tahun 2011 sampai bulan April Tahun 2020, “apa itu yang dimaksud Teguh Bayu Aji sehingga meminta saran dari Bupati, ada apa ini perlu dicurigai soalnya mengandung arti , “ sebutnya Djonggi dihadapan puluhan masyarakat sekeliling Aliran Sungai Asahan dari hulu sampai hilir.
Djonggi menghimbau kepada Putra-Putri Toba, yang berada di perantauan atau di Bona Pasogit Demi Tanah Tumpah Darah, Tanah Leluhur Nenek Moyangmu, segera turun ke Bona Pasogit ibumu sakit keras akibat perbuatan perbuatan segelintir orang atau oknum yang tidak bertanggung jawab, sehingga adanya pembohongan besar yang dilakukan Perum Jasa Tirta, “ cabut izin perusahaan itu hengkang dari Bumi Toba Negeri tercinta ini atau siapa oknum yang memainkan praktek-praktek pembohongan besar ini, dan apa sebenarnya tugas dari Humas Perum Jasa Tira yang katanya Zevrin Alam Harahap.” Sebutnya Djonggi Napitupulu
Sesuai Pantauan dan pengamatan dari www.metrokampung.com Zevrin Alam Harap memang sering mengunjungi gedung tersebut yang kata orang-orang/ masyarakat disekitar gedung tersebut adalah Mes/ work Shop Perum Jasa Tirta.
Masyarakat sekitar yang katanya tidak usah nama-nya ditulis bahwa Zevrin Alam Harahap sering mengunjungi gedung tersebut dengan memakai mobil Double Cabin, Fourtuner 4X4 bwrna coklat susu.
Kemudian www.metrokampung.com menghubungi Zevin Harahap melalui HP selulernya tidak berhasil. (e/mk)