Manfaatkan Lahan Sekolah, Buang Agus Ajarkan Siswanya Menyayangi Tanaman

Editor: metrokampung.com
Buang Agus, Kepala Sekolah SMAN 2 Medan selalu merawat tanaman di sekolahnya.
Medan, metrokampung.com
Ada berbagai cara membuat lingkungan menjadi sehat dan menyenangkan, mencintai  lingkungan dan kepedulian akan lingkungan serta menjadikan taman sekolah yang indah dan asri menjadi motivasi Buang Agus disela kesibukannya sebagai Kepala Sekolah SMAN 2 Medan.

Kepala Sekolah yang bertangan dingin ini mengisi waktu luangnya yang kosong dengan menghias halaman sekolah dengan berbagai tanaman saat pandemi Covid-19 melanda berbagai negara. Dia menata halaman sekolah dengan hobbynya. Berbagai jenis bunga dan tanaman memperindah areal sekolah yang memiliki luas 2 hektar.

"Bibit tanaman ada yang dibeli dan ada juga yang disemai sendiri. Saat ini saya sedang mengembangbiakkan tanaman daun kelor, jahe merah, labu madu dan labu botol. Kalau dahulu daun kelor dikenal sebagai tanaman mistis tapi sekarang tanaman kelor sudah diekspor karena manfaatnya yang multifungsi, tutur mantan Kepala Sekolah SMAN 1 yang menceritakan idenya dia peroleh dari salah satu aplikasi android.



Kepedulian Buang Agus terhadap lingkungan sekolah bukan hanya sekedar hobby juga ingin menjadikan sekolah yang sehat karena sekolah yang sehat akan memberikan pengaruh yang baik dan berfikir yang segar bagi para siswa dan guru.
Dia juga akan mengajak siswanya untuk ikut serta menanam tanaman, dengan cara bergilir, sehingga selama libur panjang siswa tidak akan jenuh dirumah, tapi tetap dengan menjalankan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Nantinya siswa dan guru akan diajak untuk aktif menanam. Dengan begitu secara tidak langsung kita telah mengajarkan siswa untuk menyayangi tanaman sejak dini, sebut Buang Agus yang menuturkan bahwa pada tahun 2019 kementerian pertanian menggelontorkan anggaran secara mandiri sebesar Rp50 juta, dana tersebut digunakan untuk membangun rumah bibit pertanian masuk sekolah (PMS) dan pembelian bibit tanaman.

Selain jenis tanaman yang sudah ada rencananya saya akan menanam cabai hias, bibitnya sudah tersedia dan telah diuji cobanya dikediamannya di Kecamatan Medan Johor.

Karena masih pemula, hasil tanaman tidak dikomersilkan keluar, cukup hanya pada guru walaupun harganya dibawah harga pasar. Uang hasil penjualan akan digunakan untuk membeli pupuk, untuk saat ini pupuk yang digunakan hasil produksi dari siswa yang berasal dari sampah diareal sekolah. Sampah sekolah diolah menjadi kompos dengan menggunakan mesin yang dibuat oleh siswanya.

Hobby bercocok tanam juga dikembangkan  pria beranak dua ini disekolah yang selalu dia tempati. Saat dia ditugaskan sebagai kepala sekolah di SMAN 1 Muara Soma tahun 1997-1998. Lokasi sekolah yang masih dikelilingi hutan dan banyak hewan liar dimanfaatkan olehnya, bibit tanaman dibeli dari Medan sementara untuk pupuk tanaman, diolahnya dari kotoran kelelawar (taik lompong) dengan dibantu teman-teman sesama guru. Tanaman yang dihasilkan dengan kotoran kelelawar sebagai pupuk sangat memuaskan terlihat tumbuh suburnya tanaman disekolah itu, kata Buang.

Tahun 1999 dia pun dipindahtugaskan ke sekolah SMAN 1 Medan. Disekolah favorit ini, Buang juga mengembangkan hobbynya bercocok tanam dan menghiasi halaman sekolah dengan berbagai jenis bunga dan tanaman.

Beberapa tahun kemudian, pria bertubuh tinggi ini kembali dipindahtugaskan ke SMAN 2 Medan yang ditempatinya sekarang. Dengan pekarangan sekolah yang lebih luas dari sekolah sebelumnya, dia memanfaatkannya dengan menanami berbagai jenis tanaman.
Selain tanaman rencananya saya akan membudidayakan ikan dengan sistem bioflok.
Menurutnya sistem Bioflok cocok diterapkan, dengan memanfaatkan lahan yang tidak terlalu luas tapi bisa menghasilkan panen yang lebih banyak. Ini akan kita ajarkan pada siswa sehingga nantinya siswa akan tertarik berbisnis tanaman dan ikan setelah tamat dari sekolah, kata Buang Agus diakhir perbincangan.(Ra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini