Pembongkaran Spanduk Kotak Kosong Dihargai Rp. 300ribu, Ketua Kosgoro : Saya hanya berniat Baik

Editor: metrokampung.com
Ketua Goskoro Humbahas,  Rommel Simanullang. 
Doloksanggul, Metrokampung.com
Belum lama ini, warga net yang nota bene masa pendukung kotak kosong diheboh kan dengan beredarnya video tentang pembongkaran atau pelepasan spanduk bertuliskan relawan pemenangan kotak kosong pada bak kendaraan angkutan umum, Becak bermotor di media sosial Facebook.

Insident tersebut sontak memicu kecaman keras dari masa pendukung pemenangan kotak kosong,  baik di dunia maya maupun di tengah - tengah masyakat Humbang Hasundutan (Humbahas).  Sebab, pembongkaran dan pelepasan spanduk kotak kosong dari badan becak bermotor yang dipasang secara sukarela oleh anggota komunitas abang becak dihargai Rp. 300. 000,-, serta dinilai secara sengaja telah menghasut masyarakat relawan pendukung kotak kosong dalam menentukan hak konstitusi pada pesta demokrasi.


Dalam video investigasi yang dilakukan oleh pengurus forum peduli demokrasi Humbang Hasundutan untuk pemenangan kotak kosong , dengan berdurasi sekitar 18 menit disebutkan bahwa pemilik becak bermotor yang diketahui warga Kecamatan Doloksanggul membongkar spanduk pemenangan kotak kosong pada becaknya atas suruhan seorang pengusaha bernama Rommel Manulang dengan imbalan Rp. 300 ribu. 

Guna keberimbangan pemberitaan,  Rommel Manulang yang merupakan Ketua Kosgoro Kabupaten Humbang Hasundutan yang ditemui awak media untuk kepentingan konfirmasi Senin, (28/9/2020) di Doloksanggul mengklarifikasi bahwa peristiwa tersebut hanya didasari kepedulian semata. Tidak lah dilandasi niat atau unsur negatif ataupun buruk sebagaimana yang disangkakan publik atau orang lain. 

Pemilik Toyota Alpard dengan plat Nomor D 2 P itu menceritakan kronologis awal mula kejadian dimaksud.  Dirinya menguraikan bahwa peristiwa tersebut terjadi secara spontan dan tidak segaja serta diluar perencanaan. 

" mula nya saya ngopi bareng ama teman di sebuah warung, tepatnya ditepi jalan tempat perlintasan angkutan Becak bermotor yang hampir seluruhnya mengenakan spanduk yang bertuliskan relawan pemenangan Kotak Kosong. Sesekali menatap ke arah jalan, kerap melintas becak tersebut.  Tak disangka salah seorang dari kita yang ngopi tadi memanggil saudara kita tukang becak tersebut dan diajak ngobrol, " bebernya.

Lanjut dia, " kawan kita ini bertanya kepada pemilik becak itu,  tentang apa yang dirasakan  selama beraktifitas setelah mengenakan spanduk kotak kosong sebagai tenda becak nya.  Lantas pemilik becak itu justru menjawab dengan keluhan, yang mengatakan kurang nya pendapatan. Sebab menurut pengakuannya ada beberapa ASN yang menjadi langganan yang bersangkutam enggan menumpang di becak nya. 


Mendengar hal itu,  teman saya berucap,  buka lah spanduk itu dari becak mu kalau itu menggangu pendapatan mu dan kami dikasih Rp. 300 ribu biar makan daging kuda dulu kamu.  Dan selanjutnya karena merasa prihatin saya memberinya.  Kemudian saya sampaikan juga ke pemilik becak,  bagi kawan-kawan kita yang lain yang juga merasakan hal yang serupa agar menemui saya dan akan saya beri," katanya.

Rommel juga menjelaskan bahwa peristiwa itu bukan lah tindakan merusak spanduk,  namun membuka atau membongkar pasang spanduk yang dianggap mempengaruhi pendapatan komunitas abang becak.  Oleh karena itu dirinya mengaku bahwa pada dasarnya insiden tersebut dilatarbelakangi sisi kemanusiaan. Bahkan diungkapkannya bahwa Ia juga tengah merencanakan kegiatan pembagian sembako kepada komunitas abang becak di 10 kecamatan Kabupaten Humbang Hasundutan. (Ft/MK)
Share:
Komentar


Berita Terkini