RHS, Pengusaha Yang Jadi Pemimpin

Editor: metrokampung.com


Simalungun, metrokampung.com
Kesuksesan pengusaha tak boleh dilihat dari sekedar apa yang diraih saat ini. Jika itu yang kita lihat, maka kita hanya bisa berkata "wah... si A udah kaya sekarang. Si B sudah hebat sekarang dll".

Lebih penting, lihatlah yang berhasil atau yang kaya itu dari prosesnya bagaimana ia menjadi kaya atsu berhasil. 

Rerata konglomerat atupun milyarder yang ada di Indonesia bahkan di dunia selalu berawal dari ekonomi sangat bawah ataupun orang menderita.

Jack Ma yang notabene orang terkaya di China itu dulu adalah guru miskin, bahkan untuk menambah pendapatannya ia terpaksa menerima jasa penterjemahan bahasa China ke Bhs. Inggeris.

Lim Soei Liong atau Sudono Salim, pemilik Indofood group nan superkaya di Indonesia itu dulunya sempat gelandangan kemudian jadi buruh pabrik tahu.
Kenapa Bisa Berhasil?
Hampir dapat dipastikan bahwa orang-orang berhasil atau orang kaya itu selalu memiliki tiga hal yang prinsip dalam dirinya; disiplin, jujur dan kerja keras.

Tak ada manusia ujug-ujug kaya (kecuali jika kakek atau orangtuanya memang telah kaya saat ia lahir). 

Kembali pada pengusaha. Dalam prosesnya, pengusaha itu selalu dihadapkan berbagai masalah di lapangan. Ia harus memikirkan cashflow mengatur gaji buruh agar terbayar tepat waktu, memenuhi tagihan bon sesuai janji, menutup kekurangan dana di bank atas cek atau giro yang dibuka dll.

Dalam saat yang sama, ia juga harus memikirkan pemasaran produk, bagaimana kebijakan penjualan barang secara kredit, bagaimana menagih piutang, bagaimana menghadapi tagihan macet, bagaimana menghadapi dan menyelesaikan keluhan-keluhan pelanggan dll.

Dalam saat sama ia bisa saja menghadapi persoalan hukum, teguran dan pemerintah setempat, masalah urusan perizinan yang bertele-tele dll.

Dalam sama ia juga bisa menghadapi persoalan rumah tangga, keluarga bahkan sanak famili.

Sebagai decision maker, ia harus mengatasi semua masalah secara bijak. Masalah bukan untuk dibiarkan, melainkan harus diatasi.
Begitu juga Radiapoh H. Sinaga. 
Dalam mengelola usahanya, bisa jadi menghadapi masalah yang sama. Setiap masalah atau problem harus segera diputuskan. Salah mengambil keputusan, bisa berakibat ke bisnis.

Lambat mengambil keputusan, peluang bisnis bisa jadi hilang. Salah memutuskan lokasi perumahan atau pertokoan yang dibangun, bisa tak laku dijual. 

Bermodal entrepreneurship yang ia miliki sebagai business man, Radiapoh Hasiholan Sinaga sebagai bupati terpilih di Kab. Simalungun takkan kewalahan memanejemi Kabupaten Simalungun. Sebagai bupati, kelak ia hanya sekadar fasilitator bagi rakyat banyak, mewujudkan pembangunan fisik maupun non fisik yang sekadar butuh koordinasi dan kolaborasi para pemangku kepentingan, termasuk kabar carut marut APBD yang harus dibenahi yang segera ditinggal pendahulunya.(sugianto sinaga/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini