Tahanan Polsek Lubuk Pakam Meninggal Dunia Keluarga Histeris

Editor: metrokampung.com


Lb Pakam, metrokampung.com
Kematian Topan Pramana (31), tahanan Polsek Lubuk Pakam Polresta Deliserdang yang terbilang mendadak mengundang tanda tanya keluarganya. Diduga lajang yang tinggal bersama orang tuanya di Gang Bunga, Dusun I, Desa Bakaran Batu, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang itu mendapatkan tindakan kekerasan. Sehingga jasadnya dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk dilakukan otopsi, Senin (21/12/20).

Informasi diperoleh menyebutkan, kabar Topan tewas diketahui Minggu, (20/12/2020).

Dugaan penganiayaan terungkap saat ditemukan adanya sejumlah luka ditubuh Topan. Selain luka memar juga terdapat luka yang mengeluarkan darah. 

"Kami menduga dia dianiaya. Karena kepalanya bocor itu,"ujar Ari sepupu almarhum. 

Disebutkan, Topan sebelumnya ditangkap atas kasus dugaan penipuan dan penggelapan sepeda motor milik pacarnya. Iapun ditangkap Sabtu (19/12/2020) sore. 

Pihak kepolisian sengaja membawa jasad Topan ke Rumah Sakit Bhayangkara untuk dilakukan otopsi. Hasil otopsi yang menentukan apa sebenarnya penyebab kematian korban yang sebelumnya sempat ditetapkan tersangka. Topan dinyatakan meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Deliserdang oleh petugas medis yang sempat menanganinya.

"Sabtu sekira jam 5 sore, dia (Topan) sempat menyampaikan kepada petugas piket jaga dirinya sakit perut dan tidak bisa buang angin. Kemudian petugas jaga membawanya berobat ke klinik untuk berobat. Dokter memberikan obat asam lambung berupa suntikan," kata Kompol Muhammad Firdaus, Kasat Reskrim Polresta Deliserdang yang sebelumnya sempat tidak mengangkat hape padahal berulang kali dihubungi. Nada panggil masuk, namun tidak diangkat Kompol Muhammad Firdaus.

Minggu sekira jam 6 sore,  sambung Kompol Firdaus, ada tahanan yang berada di ruang sel memanggil petugas piket dan memberitahukan ada tahanan yang sakit. Disebut kalau saat itu petugas piket mengecek tahanan yang dimaksud dan melihat Topan dalam kondisi tergeletak di lantai. Mulutnya mengeluarkan cairan dan muntah.  

"Petugas pun langsung melaporkannga kepada personil lain dan kepada Kapolsek. Kapolsek kemudian menghubungi petugas kesehatan Puskesmas Pagar jati untuk keperluan mobil ambulan untuk membawa tahanan ke rumah sakit. Dia meninggal di rumah sakit. Kita sempat dihalang-halangi keluarga untuk melakukan otopsi karena mungkin mau segera dikebumikan tapi karena dibilang keluarga gak ada riwayat penyakit kita wajib otopsi untuk mengetahui penyebab kematian. Kita tunggu hasil otopsinya," terang Firdaus. 

Sementara adik almarhum, Yogi menyebut kalau keluarganya tahu Topan telah meninggal dunia Minggu, (20/12/20) sekira pukul 19.00 WIB.

Saat itu ada petugas Kepolisian yang datang ke rumah mereka. 

"Ada dua orang polisi datang tadi malam ke rumah sekaligus bawa surat penangkapannya. Tapi disitu posisinya dia sudah mati. Katanya kena asam lambung. Kami tau dia itu gak pernah ada asam lambungnya," ucap Yogi Senin (21/12/20). 

Yogi menyebut abangnya merupakan anak kedua dari 4 bersaudara. Sepengetahuannya, abangnya itu ditangkap atas dugaan penggelapan sepeda motor milik pacarnya sendiri, Novi.

Disebut kalau sepeda motor itu setelah dipakai Topan dipinjam lagi oleh rekannya, Doni.

"Dia ditangkap Sabtu sore pertama bukan sama polisi tapi sama keluarga Novi di Jalan Gudang Merah Desa Sekip, Kecamatan Lubuk Pakam, Kabupaten Deli Serdang. Sepeda motornya dibawa Topan tapi dikasih lagi sama si Doni kawannya. Kurang tahu aku kapan dipinjamnya. Baru kami tau Minggu dini hari, aku dikasih kabar sama kawan kalau abang ku ketangkap baru aku pulang ke rumah kasih tau bapak sama mamak," kata Yogi.

Masih kata Yogi, saat masih di rumah Novi, abangnya itu sempat menelpon orangtuanya. Saat itu Topan bermohon agar bapak atau mamaknya datang ke rumah Novi membantu menyelesaikan permasalahan.

Karena saat ini orangtuanya sedang sakit mereka pun tidak bisa membantu dan datang ke rumah Novi. 

"Aku terakhir jumpa sama dia hari Jumat. Dia minta antar ke Jalan Gudang Merah dan kuantar. Minggu dapat kabar kalau dia sudah ninggal," kenang Yogi sedih.

Jasad Topan dibawa menggunakan mobil ambulan Rumah Sakit Bhayangkara Medan menuju rumah duka.

Setiba di rumah duka, ayah almarhum, Ucok Kubu langsung menjerit.

"Anakku keluar rumah sehat pulang udah mati. Ya Allah tunjukkanlah kasus ini (supaya terang benderang). Anakku disiksa macam kasusnya besar kali aja," teriak Ucok Kubu histeris.
 
Sanak keluarga yang hadir di rumah duka mencoba menenangkan Ucok Kubu.
Mereka meminta Ucok untuk tetap bersabar menghadapi cobaan ini.

Anak gadisnya pun berulang kali mencoba menenangkannya.

"Udah Yah...udah Yah. Nanti ayah sakit lagi. Aku masih ada yah...," tangis anak gadisnya.

Meski banyak yang mencoba menenangkannya, berbagai ucapan keluar dari mulut Ucok Kubu.

Iapun berharap agar kasus dugaan penganiayaan terhadap anaknya ini bisa diungkap secepatnya.(dra/mk)

Teks foto :
Topan saat masih di klinik. Saat itu ia masih bisa duduk. Tangannya masih  terborgol saat itu.





Share:
Komentar


Berita Terkini