Tower WiFi Desa Simempar tidak Berfungsi Bertahun Lamanya

Editor: metrokampung.com
Tower WiFi berbiaya puluhan juta tidak berfungsi di Desa Simempar. Sehingga berkabar dan terancam ambruk.

Gunung Meriah, metrokampung.com
Bangunan tower WiFi di Desa Simempar, Kecamatan Gunung Meriah, Kabupaten Deli Serdang, sejak dibangun pada Tahun 2018 hingga kini tidak berfungsi.
 
Pulaknya, tower WiFi yang dibangun dari dana desa puluhan juta tersebut berada di lokasi yang tidak ada aliran listrik dan 2 km dari pemukiman warga. 
 
Sehingga bangunan tower terkesan dibiarkan menjadi besi tua dan berkarat. Sejumlah warga pun mengeluhkan kebijakan Kades Simempar, Wari Tarigan yang meletakkan bangunan tower di tempat yang tidak berpenghuni.
 
"Kami sangat menyesalkan, kenapa lah tower WiFi dibangun jauh dari kampung kami. Apalagi di tempat itu tak ada aliran listriknya. Suka-suka kades saja dimana ditaroknya. Ujung-ujungnya tidak bisa digunakan. 

Padahal desa kami, desa terpencil dan tertinggal yang sulit dijangkau sinyal hape,"sesal sejumlah warga Desa Simempar yang minta nama mereka dirahasiakan karena takut berujung tidak baik dengan Kades Wari Tarigan. Mengingat sebagian warga desa tersebut masih terikat hubungan keluarga.
 
Disebutkan warga lagi, sesekali WiFi pernah menyala dengan menggunakan mesin genset listrik.
 
"Tapi hanya sebentar. Kalau sampai lama gak tahan bensinnya,"tambah warga lainnya.
 
Sementara desa-desa di Kecamatan Gunung Meriah, tower wifinya pada menyala dan bisa digunakan oleh warga desa.
 
Kondisi tersebut berbanding terbalik dengan WiFi di Desa Simempar yang berpenduduk 38 kepala keluarga tersebut.

Menurut keterangan warga, lokasi berdirinya tower WiFi berada di lokasi objek wisata air terjun Pohon Damai yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Simempar.
 
Objek wisata tersebut sepi pengunjung. Jauhnya jarak tempuh dan parahnya kondisi jalan menuju tempat itu, membuat warga yang pernah ke sana kapok untuk datang kembali.
 
Sementara setiap tahunnya, dikucurkan suntikan dana desa ke tempat itu yang tidak sedikit jumlahnya.   
 
"Di tempat itu juga dibangun rumah pohon berbiaya puluhan juta tapi  terancam ambruk karena tak terurus,"bilang warga desa.
 
Salah seorang warga asal Kecamatan Tanjung Morawa, Antoni dan istrinya, Susiawati mengaku kapok berwisata ke Pohon Damai.
 
"Sudah lah lokasinya jauh kali, jalan rabat beton yang naik turun sudah pada terkelupas dan rusak parah. Yang dilihat pun cuma sungai. Kapok lah kalau disuruh ke sini lagi. Parahnya lagi sinyal hape gak ada,"kata pasangan suami istri itu terkekeh, Senin (1/2/21).(tim/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini