Catatan 100 Hari Booby Nasution Memimpin Kota Medan

Editor: metrokampung.com
Pengamat Anggaran dan Kebijakan Publik, Siska Baringbing.

Medan, Metrokampung.com
Sejak dilantik pada 24 Februari 2021 lalu, Walikota Medan Bobby Nasution telah melakukan beberapa gebrakan penting seperti Lelang Jabatan untuk 47 eselon III dan 24 Lurah, pemecatan Lurah Sidorame Timur karena dugaan pungli, pemberhentian Kepala Dinas Kesehatan Kota Medan, Pembukaan The Kitchen of Asia, pelaksanaan sistem parkir digital, peninjauan lokasi banjir.  

Menurut Pengamat Anggaran dan Kebijakan Publik, Siska Baringbing, Senin (7/6/2021), gebrakan-gebrakan ini menjadi awal yang baik untuk mewujudkan misi menjadikan Medan Berkah, Medan Maju, Medan Bersih, Medan Membangun, Medan Kondusif, Medan Inovatif, Medan Beridentitas.

Siska menyimpulkan, beberapa catatan untuk 100 hari pertama Bobby memimpin Kota Medan sebagai berikut, 
1. Lelang jabatan untuk 47 eselon III dan 24 lurah yang diumumkan pada tanggal 26 Maret 2021 seakan memberikan kesejukan ditengah hausnya masyarakat untuk mendapatkan pelayanan publik yang baik dan bersih di Kota Medan.  Namun, menurut kacamata pengamat anggaran ini, ternyata perjalanan proses lelang jabatan tidak sesuai dengan harapan, tidak transparan dan mengecewakan publik.  Maka menjadi catatan penting kedepannya bagi mutasi dan pergantian 37 Kepala OPD , Sekda dan Sekwan Pemko Medan nanti agar dilakukan dengan lelang jabatan yang transparan sebagaimana yang diatur dalam Permenpan RB No.13 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Secara Terbuka Di Lingkungan Instansi Pemerintah. Untuk mewujudkan misi Medan Bersih dan Medan Membangun. 

2. Pergantian Kadis Kesehatan belum memberikan dampak positif bagi percepatan penanganan kesehatan bagi pasien terkonfirmasi Covid-19 dan perbaikan pelayanan kesehatan dimana terjadi lonjakan peninggakatan pasien Covid-19 di Kota Medan. Salah satu masalah yang menjadi sorotan publik adalah  kasus  dugaan tabung oksigen kosong di rumah Sakit Umum Pirngadi  yang menyebabkan hilangnya  nyawa pasien.  Meskipun telah diklarifikasi langsung oleh Walikota dan Direktur Rumah Sakit Pringadi  namun menjadi catatan penting bagi Pemko Medan untuk memperbaiki pelayanan di RSU Pirngadi.

4. Menumbuhkan kembali gairah perekonomian Kota Medan yang melambat akibat pandemic Covid-19. Namun karena  kurangnya persiapan akhirnya banyak keluhan dari pengunjung karena kurangnya kebersihan, penataan dan rasa makanan yang didagangkan belum lagi banyaknya  pelanggaran protokol kesehatan. Walikota sangat perlu untuk mengevaluasi dan menyusun ulang program The Kitchen of Asia dengan melibatkan berbagai pihak.
5. Sidak Walikota di Kantor Kelurahan Sidorame Timur berujung Pemecatatan Lurah Sidorame Timur yang diduga melakukan pungli. Sidak harus harus lebih rutin lagi  dilakukan Walikota untuk melihat langsung bagaimana penyelenggaran pelayanan public ke masyarakat jika ada pelanggaran maka berikan sanksi yang tegas;
6. Pengelolaan parkir Kota Medan dengan sistem e-parkir yang mana telah dilakukan di kawasan Kesawan cukup berhasil untuk menyerap dan mencegah terjadinya kecocoran pendapatan dari sektor parkir seperti yang telah terjadi selama ini. Penerapan e-parkir harus direplikasi segera di kantong-kantong parkir di Kota Medan.
7. Persoalan penanganan banjir belum  menjadi prioritas meskipun pada awal memimpin Bobby Nasution telah turun langsung ke lokasi banjir namun belum ada upaya-upaya untuk melakukan pencegahan,  dan hanya berfokus pada penangangan bencana banjir saja. Penanganan banjir harus dilakukan dari hulu ke hilir, normalisasi daerah aliran sungai dengan bekerjasama dengan Kementerian PUPR dan Kolaborasi dengan pemerintah kabupaten/kota lainnya yang berada di hulu, di bagian hilir Walikota harus segera memperbaiki dranase, revitalisasi aliran sungai, pengelolaan sampah dan perubahan perilaku menyampah masyarakat Kota Medan untuk mencegah terjadinya banjir. 
8. Medan masih mendapatkan julukan ”Kota 1000 lubang. 100 hari bekerja kondisi infrastruktur jalan belum juga membaik. Perbaikan infrastruktur jalan harus menjadi prioritas,  Refocussing anggaran untuk penanganan Covid-19 Kota Medan tahun 2021  jangan sampai mengganggu anggaran perbaikan infrastruktur.
9. Berdasarkan data dari website covid-19 Pemko Medan tanggal (5/6/2021) jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 sebesar 16.549 orang, sembuh 15.334 dan meninggal dunia 593 orang.   Peningkatan jumlah pasien terkonfirmasi Covid-19 ini harus menjadi prioritas untuk segera ditangani, penegakan prokes dilapangan semakin melemah , Satgas Covid-19 harus bekerja dengan dengan serius  untuk mencegah penularan   dengan penegakan prokes di lapangan. Berikan sanksi yang tegas kepada masyarakat maupun pengelola usaha yang tidak mematuhi prokes. Vaksinasi ditargetkan sebanyak 1,8 juta dimana saat ini telah mencapai 41,21 % dari target 70%, untuk mencapai herd imunnity Pemko Medan harus mempercepat vaksinasi dengan menjemput bola ke 21 Kecamatan,  151 Kelurahan dan 2000 lingkungan. Sistem pelaksanaan Posyandu dapat menjadi alternatif untuk mempercepat capaian vaksinasi. Bobby harus membuat system pengawasan distribusi vaksin untuk mencegah terjadinya kasus jual beli vaksin yang terjadi baru-baru ini di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara. Penggunaan anggaran penanganan Covid-19 harus tepat sasaran dan berfokus pada pencegahan penularan dan penangangan kesehatan, jangan sampai anggaran penanganan Covid-19 menjadi SILPA dalam jumlah yang sangat besar seperti tahun 2020 padahal refocusing anggaran menyebabkan banyak program pembangunan yang harus dikorbankan salah satunya infrastruktur jalan. 
10. Birokrasi merupakan ujung tombak dalam pelayanan publik, oleh karena itu reformasi birokrasi harus menjadi agenda utama jika Bobby ingin mewujudkan misinya menjadikan Medan Membangun. Pemko Medan dituntut untuk lebih serius  dalam mengelola Penanganan pengaduan pelayanan publik melalui SP4N-LAPOR! Kota Medan sehingga dapat menjadi masukan bagi Bobby untuk melihat bagaimana kinerja OPD dalam memberikan pelayanan publik dan jika ada keluhan segera memperbaikinya.
11. Penanganan kebersihan dan perubahan perilaku menyampah masyarakat Kota Medan  menjadi Pekerjaan Rumah Pemerintah Kota Medan yang tidak pernah habis. Sampai 100 hari bekerja belum ada upaya yang terlihat untuk menangani persoalan kebersihan dan buruknya perilaku menyampah masyarakat Kota Medan padahal alokasi anggaran untuk Dinas Kebersihan dan Pertamanan tahun 2021 cukup besar yaitu Rp 559.863.484,274. Penanganan kebersihan dan sampah harus serius dilakukan karena persoalan banjir yang tidak pernah selesai di Kota Medan juga disumbang dari buruknya penanganan kebersihan.

Adanya aksi-aksi protes yang dilayangkan oleh PERS beberapa waktu lalu merupakan sinyal untuk memperbaiki komunikasi dengan media. Sebagai Pemimpin Bobby  harus membangun komunikasi yang harmonis dan bekerjasama dengan Jaringan Masyarakat Sipil, PERS, dan lintas pemerintahan daerah.  Menjadi Walikota Medan  memang berat karena harus melayani penduduk lebih dari 2,5 juta jiwa dengan berbagai macam etnis dan latar belakang. 

Namun masyarakat yakin Bobby sebagai pemimpin muda memiliki energi  yang cukup besar untuk memimpin 37 OPD dan mengelola APBD sebesar Rp. 5.346.465.514,207  jika konsisten untuk bekerja dengan transparansi, partisipatif dan akuntabel  bukan hal mustahil untuk mewujudkan visi misinya bagi Kota Medan.(Ra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini