Harga Pakan Melonjak, Ratusan Peternak Puyuh Petelur di Deli Serdang Gulung Tikar

Editor: metrokampung.com
Miswadi yang akrab disapa Matsum, salah seorang peternak puyuh di Desa Karang Anyar, Kecamatan Beringin.

Lb Pakam, metrokampung.com
Sejak pandemi Covid-19, ratusan peternak burung puyuh pengasil telur di Deli Serdang harus gulung tikar. Pasalnya harga pakan terus melambung. Hal itu membuat biaya produksi semakin tinggi. Sementara harga telur puyuh tak mengalami kenaikan.

“Ya, sudah ratusan peternak di Deli Serdang yang tutup. Di tempat saya saja dari 30 peternak hanya tinggal 20 persen. Dari 20 persen itu, paling keseluruhannya tinggal 15 ribu ekor. Padahal sebelumnya ada satu peternak memelihara hingga 10 ekor. 

Karena biaya produksi tak lagi sesuai dengan hasil, itu penyebab banyak peternak yang gulung tikar. Soalnya merugi terus,” kata Miswadi yang akrab disapa Matsum, salah seorang peternak puyuh di Desa Karang Anyar, Kecatan Beringin kepada Mistar, Jumat (27/8/21).

Dijelaskan Matsum, untuk harga pakan dalam satu goni ukuran 50 kilogram, harganya sudah mencapai Rp350 ribu. Sementara harga telur puyuh satu butir hanya Rp250 atau Rp125 ribu untuk satu kotak (500 butir/kotak). Sementara untuk 2.000 ekor burung puyuh menghabiskan 50 kilogram pakan/hari.

“Sementara dari 2.000 ekor puyuh, hanya 80 persen yang bertelur setiap hari karena puyuh bertelur berotasi. Jadi dari 2.000 ekor telur yang dihasilkan sekira 1.600 butir. Artinya kita hanya mendapat penghasilan Rp400 ribu per hari. Sementara harga pakan saja sudah Rp350 ribu. Belum biaya obat dan ongkos kerja,” papar Matsum.

Dikatakannya, dari ratusan peternak puyuh yang sudah gulung tikar di Kabupaten Deli Serdang, keluhannya tetap sama karena harga pakan dan harga jual telur sudah tidak sesuai.

Senada diungkapkan Surya Darma, salah seorang peternak di Kecamatan Patumbak. Menurutnya, kerugian setiap peternak puyuh akibat tak beroperasi lagi mencapai puluhan juta. Seperti pembuatan kandang, pembelian anakan puyuh dan lainnya. 

“Kerugian kami peternak gak sikit lagi.Tapi kalau gak tutup pasti kerugian makin besar. Jadi meski berat, terpaksalah usaha kita tutup,” ujar Surya Darma. (in/dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini