Tobasa-Metrokampung.com
Perhelatan politik di republik ini mulai dari pemilihan Legislatif, DPD hingga Presiden kini telah usai. Puas tidak puas akan hasil even itu semuanya akan terjawab.
Para calon yang bertarung dalam even lima tahunan itu, tidak lah terlepas dari sejumlah persiapan seperti: alat peraga, kartu nama, tim sukses, bahkan materi yang tak terhingga.
Hal ini tidak lah heran, jika para pendekar politik akan bertarung untuk meraih impiannya dalam perburuan pada kursi-kursi berharga di parlemen itu.
Bahkan, kekesalan juga akan terjawab jika ada tantangan yang menerpa para pendekar politik tersebut, apalagi tidak tercapai impianya ke parlemen.
Hal ini dilontarkan Pengamat Pemilu Sumatra Utara Manuala Tampubolon SH kepada wartawan selasa 30/4"2019.
Dirinya menjelaskan, ketidak puasan para pendekar politik yang menurutnya, "tidak lolos ke parlemen akan menuai kekesalan. Apalagi menurutnya, jika adanya gangguan politik dari pihak penguasa yang tidak menguntungkan pendekar tersebut, akan berpotensi membuka kran pada tata kelola anggaran yang diduga disalah gunakan kata Manuala.
"Contoh, hal ini sudah terjawab, seorang incumben legislator yang diduga teraniaya politik, akan melakukan perlawanan, karena sikap itu masih dalam koridor manusiawi.
Demikian cuitan oknum legislator di media sosial.
Sbg dewan saya sbnrnya tdk mau membuka di fb, krn ada forum. Semua arahan istri bupati dan bupati mengenai saya, sampai kekuping saya, maka saya mengucapkan terimakasih. Kl mau calon bupati kembali, kinerja tunjukan, sakit hati saya potong utk pemeliharaan kantor dan rumah dinas sebesar 400 jt, masih sedikit itu, krn saya melihat hampir tdk dikerjakan.
Untuk diketahui, dugaan korupsi perjalanan dinas ketua PKK Tobasa tahun anggaran 2016 hingga kini masih mengendap pada Kejaksaan Negeri Balige di Tobasa. Hal itu dikuatkan adanya pengembalian kerugian negara sekitar Tiga Puluh Jutaan. (rel/mk)
