Sejarah Kelam PT. Inti Indorayon Utama Hingga Berganti Nama PT.TPL,Tbk

Editor: metrokampung.com

Toba, metrokampung.com
Pada bulan April 1994, Labat-Anderson dipastikan sebagai auditor lingkungan atas saran Menteri Negara Kementerian Lingkungan Hidup Sarwono Kusumaatmaja. Labat Anderson yang berkantor pusat di Mclean, Virginia, AS itu segera memulai misi auditornya di Sosor Ladang Porsea kala itu.

Pada tanggal 28 Juni 1994, Labat Anderson serahkan preliminary report hanya kepada PT IIU, empat rancang bangun alternatif IPAL (aeration activated sludge) dinilai oleh Labat Anderson, bersama Dr Midian Sirait menemui PT Inalum dan berbagai LSM daerah.

Prof. Dr. Midian Sirait  yang  pernah menjabat sebagai Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan (POM) melontarkan statementnya "jika yang paling bagus, bahwa Indorayon adalah kawan penduduk dan bukan lawan."

Pada tanggal 22 hingga 27 Oktober 1995, Labat Anderson laksanakan audit terakhir di Porsea. Dilaksanakan langsung di tempat, bersama Tim PT IIU sehingga Labat-Anderson bisa memantau mutu kerja Tim PT IIU.

Pada tanggal 28 Oktober 1995, Labat-Anderson di hadapan umum melakukan pertemuan (open house) di pabrik Sekitar 300 penduduk hadir.

Pada tanggal 29 Oktober 1995 di Medan dengan sejumlah perwakilan berbagai LSM, Prof Dr Midian mengaku tidak diberi hasil audit. Hasil audit, Environmental, Safety and Health Audit of Pulp Mill, Rayon Plant and Forestry Operations.
Tiga bidang penting diaudit:
(a) Kegiatan kehutanan, 19 rekomendasi;
(b) Pabrik pulp dan rayon, 30rekomendasi;
(c) Hubungan masyarakat, 10 rekomendasi.

Pada tanggal 21 Juni 1996, penyerahan gedung pertemuan di Porsea. PT IIU juga memberi 24 beasiswa Rp 50.000/siswa/bulan dan 20 bantuan khusus untuk pengrajin sapu ijuk.

Ketika itu, Prof Dr Midian Sirait memberi kata sambutan hangat, dirinya melontarkan, "Indorayon kawan penduduk dan bukan lawan. Tidak ada hujan asam karena PH normal, 6,8.

Pada tanggal 20 hingga 27 April 1998, Penelitian FKM UI (Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia) atas pencemaran di Porsea bekerja sama dengan Walhi. Dapat disimpulkan bahwa, risiko penyakit kulit buat ibu 7x dan 2-5x balita; saluran pernapasan 3x buat ibu dan 2x buat balita; saluran pencernaan 6x buat ibu dan juga 6x buat balita; mata 2-3 x; mual-mual 6x; syaraf 2x.

Pada tanggal 9Juni 1998, Gubernur Sumut Raja Inal Siregar 6 hari sebelum dia lengser menghentikan operasi PT IIU setelah penduduk sekitar pabrik bersama ribuan mahasiswa di Medan unjuk rasa ke DPRD dan Gubernur. Berlaku sampai ada keputusan lebih lanjut. Raja Inal Siregar Gubernur Sumatera Utara 13 Juni 1988 hingga15 Juni 1998.

Pada tanghal 15 Juni 1998, Menneg KLH Panangian Siregar mengusulkan PT IIU ditutup didalam Rapat Kerja Komisi V DPR. Sampai pertengahan Juli masyarakat Tobasa melaksanakan sendiri penutupan dengan menghentikan truk-truk yang masuk ke pabrik.

Panangian Siregar  Menteri Lingkungan Hidup RI 23 Mei 1998 hingga 23 Oktober 1999 dituding sebagai Manusia PLIN-PLAN yang harga dirinya bisa disuap.

Hingga pada tanggal 21 Juli 1998, Menneg KLH Panangian Siregar menyatakan operasi PT IIU tutup, disertai syarat sambil diadakan audit lingkungan.

Pada september 1998,  PT IIU umumkan rugi 8 juta dollar AS per bulan akibat pabrik ditutup, hingga tanggal 6 Oktober 1998, Menneg KLH Panangian Siregar berbalik setuju reoperasi, bertentangan dengan sikapnya 15 Juni.

Pada tanggal 22 November 1998, Bentrok ABRI dengan penduduk, Ir.  Panuju Manurung luka parah.
Unjuk rasa di depan pabrik, tentara menembak Ir Panuju Manurung di paha, lalu lari.

Kemudian Ia tertangkap oleh tentara dan diserahkan kepada karyawan pabrik. Truk-truk PT IIU dibakar 25 unit, mobil 4 unit dan sepeda motor 7 unit dibakar. Sebanyak 23 rumah penduduk yang dituding  mendukung reoperasi PT IIU dirusak.

Pada tanggal 23 November 1998, bentrokan massal sekitar 10.000 penduduk bentrok dengan ABRI, Polisi menggunakan gas air mata. Sebanyak 79 penduduk ditahan.(rel/red-mk)

Dikutip dari berbagai sumber.
Bersambung.  
Share:
Komentar


Berita Terkini