Menapak Kisah Legenda Batu Nipe Batu Legenda Penuh Nuansa Mistis Di Pakpak Bharat

Editor: metrokampung.com

Pakpak Bharat, Metrokampung.com
Mentari baru saja mengintip di ufuk timur, angin pagi berhembus tenang dan sejuk ketika tim berisi 35 orang itu bergerak dari jantung kita Salak. Sebelum beranjak, Mutsyuhito Solin, Dr, M.Pd, Wakil bupati Pakpak Bharat meminpin rombongan ekspedisi ini terlebih dahulu mengajak seluruh anggota tim untuk berdoa bersama, memohon petunjuk dan keselamatan dari Sang Maha Kuasa. Ekspedisi yang sengaja digagas oleh Wakil Bupati pakpak Bharat ini untuk mencari dan melihat langsung sebuah batu legenda tersimpan rapi di sana, diantara bukit dan hutan lebat yang masih asri menyimpan segudang kisah legenda ini.

Batu nipe, batu legenda yang menjadi tujuan ekspedisi ini memang masih tersimpan rapi disana, diantara pepohnan dan batu hutan yang menawarkan sejuta pesona. Konon ribuan tahun silam  kisah ini bermula, kala seekor Wangkah (babi hutan) yang sering mengganggu dan menyerang warga sekitar dan kebal berbagai senjata. Warga yang putus asa meminta bantuan seorang sakti untuk memusnahkan wangkah tersebut. Oelah orang sakti dikirimkan seekor nipe (ular) untuk embunuh wangkah tersebut. Pertarungan dua binatang legenda ini konon terjadi selama tujuh haru tujuh malam yang berakhir dengan matinya kedua hewan ini. Keberadaan mereka kini ditandai dengan sebuah batu berbentuk ular memanjang di tempat ini, dimana pada bagian mulut ular terdapat batu besar mirip babi yang konon adalah rupa jelmaan kedua hewan malang ini.

Beigu fenomelanya kisah legenda ini khusunya bagi masyarakat Pakpak Bharat, menggugah seorang Mutsyuhito Solin yang telah lama tertarik pada kisah sejarah dan kebudayaan Pakpak Ini untuk melihat langsung batu legenda ini.

Perjalanan panjang dan melelahkan, naik turun gunung, keluar masuk hutan belantara serta derasnya aliran sungai yang harus dihadapi bukanlah sebuah rintangan berarti. Rasa penasaran dan keinginan untuk menguak kisah penuh mistis ini seakan mengobati semua lelah yang datang.

Setelah menempuh perjalanan tujuh jam lebih, termasuk dua jam berkendara di jalur berkelok dan penuh jurang menganga, tombongan ekspedisi tiba disebuah puncak bukit dimana kisah ini bermula.

Sebongkah batu besar dan panjang membentang jadi penanda legenda. Segenap rombongan terdiam dan terpana melihat fenomena ini. Diantara hutan belantara, diantara batu dan alam sunyi ini, tersimpan rapi sebuah kisah legenda yang diyakini terjadi pada ribuan tahun silam.

Kita sebagai generasi masa kini, hanya bisa mendengar kisah ini turun temurun dari orang tua kita, para tetua pendahulu kita, namun siapa yang melihat dan mengalami langsung peristiwa ini, peristiwa dimana batu legenda ini terjadi sudah tidak ada lagi, mereka telah lama pergi, kisah mereka masih abadi dan patut kita syukuru, ucap Mutsyuhito Solin di lokasi tersebut

Wakil Bupati Pakpak Bharat ini juga berpesan agar kiranya semua orang bisa menjaga dan melestarikan tempat ini.

Kelak anak cucu kita juga harus tahu cerita ini, bahwa dulu nenek moyang kita pernah bertaruh nyawa disini, tentunya demi kelangsungan kita anak cucunya, mendengar cerita mitos tentang terjadinya batu legenda ini patut kita yakini banyaknya korban yang timbul saat itu, oleh karenanya saya berfikir tempat ini cocok kita lestarikan dan kembangkan jadi sebuah objek wisata dan penelitian, bagaimana hal ini bisa terjadi dan bagaimana pendapat dari para ahli sejarah dan arkeologi mungkin bisa menjelaskan hal ini secara ilmiah kepada kita semua, tambah Mutsyuhito Solin kemudian.

Matahari kian terpuruk kearaha barat ketika kami bernajak dari tempat ini. Sebuah perjalanan panjang dan melelahkan yang kami tempuh hari itu, menyisakan sebuah kisah legenda dalam benak ingatan.

Tersimpan rapi diantara bukit batu dan gemericik air, diantara pepohonan dan rimbunnya hutan, dikelilingi lembah dan ngarai, kisah legenda ini tersimpan rapi .(B'85/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini