![]() |
BERINGIN
- METROKAMPUNG.COM
Nasib 6 penjaga pintu nengnong kereta api (KA)
di perlintasan Pasar Sore dan Aras Kabu, Kecamatan Beringin, cukup menyedihkan.
Mereka yang sebelumnya hanya menerima honor secara patungan dari pihak
pemerintahan desa dan kecamatan serta Dinas Perhubungan (Dishub) Deliserdang,
sudah hampir 3 bulan ini tak lagi menerimanya.
Padahal, pekerjaan mereka harus penuh tanggungjawab, demi menyelamatkan banyak nyawa para pengendara yang lewat di perlintasan rel kereta api tersebut. Hal ini terungkap dalam kegiatan reses Anggota DPRD Deliserdang Daerah pemilihan IV di Aula Kantor Camat Beringin, yang dihadiri Bayu Sumantri Agung (PAN) Dedi Syahputra (Gerindra), Darwis Batubara (PKS) dan Benhur Silitonga (Golkar).
Persoalan
itu pun mendapat tanggapan serius dari Bayu Sumantri Agung. Dia berpendapat
bahwa hal itu harus segera diselesaikan dan hak pekerja penjaga perlintasan
kereta api itu harus dibayar, karena mereka tentunya butuh untuk hidup. Ia juga
mengharapkan kepada Dishub Deliserdang agar memasukan gaji para penjaga pintu
perlintasan itu ke anggaran Dinas Perhunungan, sembari menyesalkan perekrutan
30 tenaga honorer Dishub baru-baru ini.
Sebab,
keenam orang penjaga perlintasan kereta api tersebut tidak dimasukkan dalam
daftar penggajian dan terkesan diabaikan.
“Seharusnya,
Dishub memasukan keenam pekerja perlintasan ini, khusus untuk mereka.
Selebihnya tinggal 24 orang yang direkrut, mereka sudah bekerja keras
menyelamatkan banyak orang yang melintas rel itu,” tegas Bayu. Iapun kemudian
meminta kepada Dishub Deliserdang yang hadir dalam acara reses tersebut untuk
memberi penjelasan. M Sagala, salah seorang Kabid yang mewakili Dishub
mengatakan, pihaknya juga ikut membantu pembayaran gaji keenam pekerja
tersebut. Soal untuk dimasukan ke anggaran, Sagala menyebutkan ke 30 yang direkrut
kemarin sudah mengikuti seleksi.
Sementara
Camat Beringin Turmuji membenarkan bahwa pekerja perlintasan itu saat ini
gajinya mandek. Namun, pihaknya selalu membayar gaji mereka bersama pihak
pemerintah desa setempat.
“Kami
bayar kok gajinya kongsi-kongsi, kemungkinan dari Dishub yang tidak
membayarnya, nyendat gitu,” kata Turmuji. Selain masalah tersebut, reses yang
dihadiri pihak Dinas terkait dan pihak Desa menerima bebera masukan seperti
pembagunan, kesehatan, pendidikan dan lain sebagainya. (dra/simon)