Lupa Umur Kakek ‘Bau Tanah’ Diduga Cabuli Siswa SD

Editor: metrokampung.com
Kerumunan Warga desa Kutabuluh saat  mendatangi Polres Karo.

KARO-METROKAMPUNG.COM
“Biadab” mungkin sebutan inilah yang pantas dilontarkan ke sosok pria yang sudah ‘bau tanah’ ini . Bagaimana tidak walaupun umurnya sudah menginjak 78 tahun, tapi perilakunya tidak menunjukan prilaku orangtua yang seharusnya melindungi anak-anak.

Pasalnya, kakek bejat bernama berinisial L.Sembiring warga desa Kutabuluh, Kecamatan Kutabuluh, Kabupaten Karo ini diduga telah mencabuli seorang siswa SD yang masih duduk di bangku Kelas 2. Bocah malang ini, kita sebut saja Bunga (10) diperdaya dengan bujuk rayunya sehingga pelaku bebas bahkan telah berulang kali mencabuli korban.

Menurut puluhan warga yang turut menghantar orang tua korban membuat pengaduan secara resmi di Mapolres Karo, Selasa (26/3) menyebutkan,  awal terbongkarnya kasus dugaan pencabulan yang dilakukan lelaki renta itu. Ketika Bunga berselisih paham dengan salah seorang kawan satu sekolahnya.

“Saat itu saya mendengar Bunga dan kawannya beradu mulut dimana terdengar kalau temannya itu bilang jika Bunga sudah digituin “Bulang” ( kakek ) LS.  Jadi saya lerai agar berkelahi, karena penasaran, kutanya lagi si Bunga apakah yang dibilang temannya itu benar. Ternyata Bunga mengaku dan bercerita jika sudah empat kali diajak bulang itu,”ujar salah seorang guru yang juga ikut mendampingi keluarga korban di kantor Polisi.

Menyebarnya khabar tak sedap tentang bunga di seantreo warga desa, akhirnya warga mengarahkan kepada salah seorang guru untuk mengantar Bunga ke Puskesmas Kutabuluh untuk divisum. Dan dari hasil visum, dokter mengatakan kalau Bunga sudah tak perawan lagi karena bibir kemaluannya ada tanda-tanda kemerahan atau lecet.

“Dari situ kami langsung melapor ke Polsek Kutabuluh dan dibawa visum lagi ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabanjahe. Selang beberapa minggu, hasil visum itu belum ada. Sehingga hari ini kami pertanyakan ke polisi, tapi nyatanya hasil visum itu bertolak belakang dengan hasil visum dokter Wasra Sinulingga yang bertugas di Puskesmas Kutabuluh. Hasil Visum dari RSUD dinyatakan masih normal atau perawan, jadi timbul pertanyaan bagi kami,”ujar warga kepada polisi.

Mereka menduga, jika hasil visum tersebut ada rekayasa atau ada permainan. Karena kejadiannya sekitar bulan Februari, kenapa hasil visumnya lama keluar. Sehingga seluruh warga tidak percaya dengan hasil visum yang dikeluarkan dokter David Leo Ginting, SpOg.

“Kami ingin di visum lagi ke Rumah Sakit di Medan, namun sebelum Bunga kami bawa ke Medan. Pelaku harus ditindak dulu, karena warga yang memiliki anak perempuan menjadi resah. Jika sewaktu-waktu memakan korban lagi. Kita Mamak-mamak kebanyakan kerja diladang, jadi kami takut meninggalkan anak kami di rumah. Sementara pelaku masih bebas berkeliaran di kampung. Karena pelaku ada kedai kecil-kecilan yang menjual makanan anak-anak,”ujar warga didampingi Kepala Desa Adven Singarimbun, BPD dan beberapa guru korban.

Disela-sela warga membuat laporan resmi, awak media sempat berbincang-bincang dengan korban. Korban mengaku telah digituin terduga pelaku sebanyak empat kali di tempat yang berbeda. “Pertama di kamar rumah bulang (kakek), kedua dibawah rumah dekat tanaman ropah ( jipang ), ketiga di depan sekolah TK dan terakhir di kedai  bulang,”ujar Bunga tertunduk. (amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini