Disinyalir Ajang Mencari Keuntungan Sepihak Kegiatan Bimtek Lembaga SIAP Disoal Perangkat Desa

Editor: metrokampung.com
Saat Kegiatan Bimtek Lembaga (SIAP) di Soechi hotel internasional ,jl cirebon no 76 Medan.

KARO – METROKAMPUNG.COM
Hampir seluruh kepala desa beserta perangkat desa se-Kabupaten Karo menghadiri kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) Nasional yang di selenggarakan oleh Lembaga Study Implementasi Akutanbilitas Publik (SIAP) menuai protes kecewa dari para peserta
Acara yang digelar selama tiga hari itu  dibagi dua gelombang , masing-masing dimulai sejak hari Minggu (5/5) s/d Rabu (8/5) untuk gelombang pertama sedangkan  gelombang kedua dilaksanakan hari Rabu (8/5) hingga Sabtu (11/5) yang lalu, bertempat di Soechi Internasional Hotel , Jalan Cirebon no 76, Medan.

Tak sedikit para peserta Bimtek yang terdiri dari kepala desa dan perangkatnya merasa kecewa dan kesal terhadap panitia penyelenggara, pasalnya di samping biaya bimtek yang digelontorkan cukup mahal berkisar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) /orang , sementara kegiatan tersebut tidak sesuai dengan fasilitas yang telah dijanjikan sebelumnya oleh pihak penyelenggara.

Kegiatan Bimtek dengan materi / tema tentang Pencegahan Tindak Pidana Korupsi Menuju Desa yang Bersih, akuntabel, moderen dan berbasis ITE dianggap peserta hanya sebagai ajang formalitas saja.

 “ Kegiatan Bimtek  hanya biasa biasa saja tidak ada bedanya seperti acara bimtek biasa yang kerap kami hadiri sebelumnya, " kesal R Ginting salah satu peserta, kepada awak media di Kabanjahe , Rabu (15/5) sekira pukul 14.00.

Ditambahkannya, " Kita ketahui bahwa anggaran dana desa  TA 2019 untuk tahap pertama di kabupaten Karo hingga kini belum ada kabarnya kapan di cairkan oleh Pemkab Karo, namun demi mengikuti kegiatan bimtek  tak sedikit dari kepala desa yang terpaksa mencari pinjaman kesana kemari ,  dengan biaya yang lumayan besar itu tak sebanding dengan mutu bimbingan dan pelayanan yang kami terima dari pihak panitia pelaksana, sehingga kegiatan bimtek kali ini kami anggap sebagai azas manfaat dan terkesan hanya sebagai ajang mencari keuntungan saja," jelasnya.

Seperti contoh, pemberian baju seragam (kaos) oleh panitia penyelenggara sangat tidak layak pakai karna sangat tipis dan murahan, buku modul juga hanya berupa foto copy biasa tak bersampul, buku notes beserta pulpen yang seharusnya di berikan panitia sama sekali tidak ada diberikan ke para peserta," terang Ginting kesal.

Yang parahnya lagi menurut Ginting, dimana pada hari terakhir atau  penutupan acara  di hari Sabtu (11/05) yang sesuai roundown, jam 14.00 wib  siang sudah harus chekout dari hotel sedangkan konsumsi makan siang sudah tidak ada lagi dari pihak hotel sehingga peserta harus mengeluarkan dana lagi untuk membeli nasi bungkus.

 “ Uang saku pengganti transport yang semula dijanjikan pihak penyelenggara juga tak dipenuhi panitia,”keluh Ginting seraya menerangkan kalau acara penutupan hanya ditandai dengan penyerahan lembaran sertifikat kepada peserta tanpa ada acara seremonial pentutupan," ungkap Ginting kesal.(amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini