Situs Cagar Budaya di Karo Jadi Objek Kuliah Lapangan 30 Mahasiswa Arkeologi USU

Editor: metrokampung.com
Mahasiswa mendapat keterangan dari dosen pembimbing.

KARO, METROKAMPUNG.COM
30 orang mahasiswa arkeologi USU melakukan kuliah lapangan yang dibimbing DR Suprayitno M. Hum selama tiga hari di Kabupaten Karo. Agenda kuliah lapang ini, akan mengunjungi sejumlah tempat bersejarah antara lain Situs Putri Hijau di Desa Seberaya dan Museum Letjen Djamin Ginting's di Desa Suka Kecamatan Tiga Panah dan Mariam Puntung di Desa Sukanalu Kecamatan Barusjahe.

Demikian disampaikan Dosen Pembimbing Arkeologi Ilmu Sejarah USU,  DR Suprayetno M. Hum, Kamis (20/6) pukul 11.00.wib di Desa Sukanalu.

Selain ke tiga lokasi itu kata Suprayetno, mahasiswa juga akan berkunjung ke sejumlah desa untuk melihat lokasi tempat kremasi, air tawar, makam syeh Tengku Lau Bahun, trowongan jepang, pengasingan bung Karno dan lainya sedangkan jadwal kuliah lapangan dimaksud berlangsung selama 3 hari.

Di lokasi peninggalan sejarah “Mariam Puntung”, mahasiswa mendapat keterangan dari juru kunci Maslela Br Tarigan didampingi Milar Ginting, sementara mahasiswa kuliah lapangan didampingi Ketua Tim Ahli Cagar Budaya Kabupaten Karo Nancy Meininta Br Brahmana dan dosen pembimbing lainya Drs. Edi Sumarno M.Hum Dra Junita Setiana Ginting Msi dan Drs. Lucas Partanda Koestoro (Balai Arkeologi Sumut).

Ditabahkan Suprayitno, praktek kuliah lapangan arkeologi dari program studi ilmu sejarah USU S1 stambuk 2018 dibimbing 7 orang dosen. Tujuan kuliah lapangan ini untuk memperkenalkan kepada mahasiswa tentang objek-objek arti logis secara nyata secara langsung dimana wilayah  Kabupaten Karo ada beberapa situs yang ditinggalkan atau diwariskan.

Terkait makam Tengku Lau Bahun kata Suprayetno, nisannya cukup unik, tidak seperti batu nisan Aceh yang dikenal selama ini atau yang ada di Barus, tapi memang ada adopsi. Jadi secara tipologi dari segi motif atau ornamen dari rumah adat Karo, katanya.

Situs arkeologi ini perlu di perkenalkan kepada mahasiswa,  kita coba membangkitkan minat rasa cinta mereka terhadap cagar budaya sebagai warisan leluhur kita yang harus di dilindungi, dikembangkan dan dimanfaatkan sekaligus mereka dapat melihat dan mendengar secara langsung di lapangan, jelasnya.(amr/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini