Berbiaya Rp. 1,6 M, Pelaksanaan HUT Ke-13 Batu Bara Tahun 2019 Dinilai Abal Abal & Menyalah

Editor: metrokampung.com
Asro

Batu Bara - Metrokampung. com
Berbeda dari biasanya, pelaksanaan HUT ke 13 Kabupaten Batu Bara yang jatuh pada 8 Desember ditenderkan kepada pihak ketiga. Meskipun berbiaya paling mahal dari tahun-tahun sebelumnya, perayaan HUT Ke-13 Batu Bara kali lebih terkesan seperti acara abal-abal dan diduga menyalah.

Hal itu  ditegaskan Ketua KAMPAK (Koalisi Mahasiswa Anti Korupsi) kabupaten Batu Bara, Asro Hasibuan disebuah warung Kopi yang terletak di Jalinsum Kelurahan Limapuluh Kota Kecamatan Limapuluh, Selasa (10/12/2019) petang.

Salah satu stand di acara HUT Batu Bara.

Masih menurut Asro, berdasarkan pantauan pihaknya, selain acaranya jauh dari kesan meriah, juga terbilang sepi pengunjung.

Padahal menurut Asro, acara itu cuma berlangsung selama 5 hari dengan biaya pendanaan fantastis yang bersumber dari  Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2019 sebesar Rp. 1,6 milyar.

Asro mengaku, dirinya tidak sembarang asal menyebut soal besaran biaya belanja langsung HUT Ke-13 Batu Bara dari kegiatan Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan oleh Sekretariat Daerah (Setda) pada bidang Kesra yang sudah ia kantongi.

"Semua data sudah ada sama kami bang, tapi sampai hari ini masih terus kami teliti dan pelajari. Terus terang kami sudah kantongi Rencana Kerja Anggaran Perubahan Satuan Kerja Perangkat Daerah Nomor: 4.0 0 01 17 07 5 2, dengan nomor Kegiatan 1.05.4.01.04.01.17. 07", ungkapnya.

Disebutkan Asro, berdasarkan  petunjuk RKAP yang berlandaskan Kerangka Acuan Kerja (KAK), pihaknya  menemukan banyak kecurangan disertai dugaan 'mark-up' didalamnya.

"Salah satu contoh, item sewa menyewa yang fantatis, adalah sewa stand kegiatan yang terbagi dalam 3 item yakni masing-masing total biaya untuk  biaya sewa stand-stand kegiatan sebesar Rp. 580 juta, dengan rincian sewa 43 stand (kecil ukuran 3X3 Meter) sebesar Rp. 279, 5 juta", ungkap Asro.

Lebih lanjut dijelaskan oleh aktivis itu, dugaan mark-up atau kecurangan yang dimaksud diduga dilakukan oleh pihak penyelenggara acara atau Event Organizer (EO) CV. YG perusahaan asal Medan adalah pengadaan dekorasi stand sebesar Rp. 301 juta, yang padahal berdasarkan penelusuran disiapkan sendiri oleh masing-masing OPD pengisi stand.

Senada dengan Asro, salah seorang tokoh pemuda pejuang pemekeran Batu Bara, Yusriadi Sitorus sangat menyesalkan soal buruknya pelaksanaan HUT Ke- 13 Batu Bara kali ini.

"Kegiatan HUT Batu Bara tahun 2019 ini memang ditenderkan, infonya pemenang tender seorang pejabat Kepala UPT Dinas Pendidikan Provinsi Sumut berinisial SM", sebut pria yang akrab dipanggil Ucok tersebut.

Dikatakan Ucok,  melihat Ulang Tahun Batu Bara kali ini seperti acara abal-abal. Anggaran sewa tenda stand yang mahal pun tak pantas dengan kondisi stand.

Belum lagi perihal dekorasi 43 stand yang ternyata berbiaya dari masing-masing OPD. Demikian pula ada sekitar 16 tenda besar yang dikutip bayarannya, macam stand PT. SCF, stand yang ditempati oleh beberapa pihak Bank, stand penjual baju dan jam tangan yang dipatok dengan harga hingga jutaan rupiah selama 5 hari", bilangnya.

Ditambahkan Ucok Torus yang mengaku bahwa dirinya juga berpengalaman dalam bidang EO, kalau harga sewa dengan kwalitas seperti tenda stand yang disiapkan oleh CV. YG dalam HUT Ke 13 Batu Bara kemarin, dipastikan nilainya tidak akan semahal yang disebutkan oleh Asro.

Sebagaimana juga disesalkan Torus, bahwa telah terjadi pemborosan yang sangat tidak sebanding dengan kwalitas acara yang ditampilkan. (ea.ps/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini