Kapoldasu Didesak Usut Tuntas Kasus Penculikan di Tapanuli Tengah

Editor: metrokampung.com

Jakarta, metrokampung.com
Ketua Dewan Penanggung jawab DPP LSM Pemberantasan Korupsi Judi Narkoba dan Sindikat Mafia disingkat BERKORDINASI mendesak Kapoldasu Irjen Martuani Sormin segera menindaklanjuti kasus penculikan salah seorang warga diduga melibatkan ajudan Bupati Tapanuli Tengah.

Hal ini disampaikan Sudiarto SH MH, Jumat (31/01/2020) di Jakarta. Menurut Sudiarto, kasus penculikan keponakan mantan Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang ini sangat viral di Medsos, sehingga menjadi bahan perbincangan masyarakat luas.

“Saya percaya, pasti Kapoldasu akan memproses kasus ini secara hukum. Apalagi yang terlibat diduga oknum anggota Polri sehingga menjadi preseden buruk bagi Kepolisian. Kasus ini sangat mengusik keresahan masyarakat dan dianggap tindakan sewenang-wenang karena diwarnai penculikan dan rekayasa cipta kondisi di lapangan,” sesalnya.

Oleh karena itu, Advokad ini mengharapkan Kapoldasu menindak oknum-oknum yang terlibat dalam kasus penculikan ini sekaligus mengungkap otak di balik kasus ini.

“Kita akan kawal kasus ini sampai tuntas,” tandasnya.

Akan Ditindaklanjuti Gubsu
Terpisah, ratusan masyarakat Kelurahan Pargarutan, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera Utara memohon kepada Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi untuk membantu menuntaskan kasus penculikan Ametro Pandiangan disebut-sebut dilakukan oleh salah satu oknum Brimob, yang tak lain adalah ajudan Bupati Tapanuli Tengah.

”Tolong kami pak Gubernur, kami merasa ketakutan dengan kasus penculikan ini, pergi ke kebun saja kami merasa takut. Kami takut kejadian ini akan terus terjadi.  Tolong kami pak,  bantulah kami. Apalagi pelaku penculikan adalah ajudan Bupati kami sendiri pak,” ujar sejumlah ibu-ibu sambil menangis kepada Gubsu, Jumat (31/01/2020) siang.

Gubsu yang menyempatkan diri menyambangi kediaman korban Ametro Pandiangan disambut masyarakat dengan penyematan kain ulos sebagai lambang kehormatan kepada Edy Rahmayadi. Gubsu terlihat mendengarkan laporan masyarakat dan berjanji akan menindaklanjutinya.

Selain itu, warga juga membentangkan sejumlah spanduk memohon agar kasus penculikan terhadap Ametro Pandiangan (keponakan mantan Bupati Tapanuli Tengah Raja Bonaran Situmeang) diusut sampai tuntas. Sehingga motif dan dalang dibalik penculikan dapat terungkap.

Dikesempatan itu juga, Gubsu mengungkapkan keprihatinannya dan berjanji akan menindaklanjuti kasus dugaan penculikan tersebut.

”Kasus ini akan kita tindak lanjuti, Negara kita negara hukum,” ungkap Edy Rahmayadi sembari menyalami korban dan masyarakat lainnya.

Rombongan Gubsu tiba di lokasi sekitar pukul 08.30 WIB mendapat pengawal ketat dari TNI-Polri.

Kronologi Kejadian
Sebelumnya, kasus dugaan penculikan ini diberitakan terjadi, Jumat (10/1/2020). Korban Ametro Pandiangan (34), warga Lingkungan IV Desa Pargarutan, Kecamatan Sorkam, Kabupaten Tapanuli Tengah diduga diculik lima OTK sekira pukul 17.30 WIB.

Saat itu, Ametro sedang berdiri di dekat Pertamini miliknya. Dari arah Barus meluncur satu unit mobil Avanza warna putih dan parker tepat di depan Pertamini milik korban. Korban yang sehari-hari menjual minyak menghampiri mobil tersebut, karena korban menyangka pemilik mobil hendak mengisi BBM.

Namun tiba-tiba, dua orang mengenakan masker (penutup wajah) keluar dari dalam mobil sambil bertanya kepada korban, “Kamu Amet Situmeang ya?”Namun dijawab korban, “Bukan, saya bukan Amet Situmeang”.

Melihat gerak-gerik mencurigakan kedua orang tersebut, Amet berusaha untuk pergi. Tapi, saat itu juga korban langsung ditangkap, meski sempat melawan. Namun korban pasrah karena ditodongkan pistol salah satu yang mengaku Polisi. Korban selanjutnyaditarik dan dimasukkan kedalam mobil.

Menurut keterangan korban, di dalam mobil ada tiga orang lainnya juga memakai masker menarik paksa korban masuk kedalam mobil, kemudian diapit dan leher korban dipiting atau dicekik.

“Saya tidak bisa melawan, karena saya ditodongkan pistol. Kemudian saya dibawa kearah Sibolga. Setibanya di Kecamatan Sarudik, Kabupaten Tapteng, saya dibawa kebelakang Lucky Café sekira pukul 20.00 WIB. Disana ada lapangan, lalu saya diturunkan dan disuruh mengeluarkan semua isi kantong saya. Saya pun mengeluarkan isi kantong. Di kantong celana sebelah kanan saya ada sedikit uang, itu juga saya keluarkan dan saya jatuhkan semua ketanah. Kemudian saya disuruh membukanya, tapi saya tidak mau, karena saya merasa tidak ada apa-apa saya simpan di celana. Kemudian salah seorang mengambil uang itu dan berkata apa ini, saya bilang kenapa jadi ada disitu, karena ada dua bungkus kecil serbuk putih. Saya bilang itu saya tidak tau, itu bukan milik saya,”ungkap Ametro Pandiangan.

Selanjutnya, cerita Ametro, dia langsung dipukuli. Wajah, kepala dan dada dihajar para penculiknya. Ia tak mampu melawan, kemudian dia diborgol. Selanjutnya, tiga dari lima orang itu, pergi entah kemana. Tidak berselang lama, beberapa orang personil Polres Tapteng tiba di TKP dan langsung dites urine di lokasi itu juga, tapi hasilnya negatif.

“Setelah itu saya pun dibawa ke Polres Tapteng untuk dimintai keterangan dan di BAP, disana saya jelaskan semuanya tanpa sedikitpun saya sembunyikan. Setelah saya telusuri saya dapat info kalau yang menangkap saya itu adalah  oknum Brimob, ajudan Bupati Tapteng,”papar Ametro.

Menurut Ametro, dirinya tidak tau apa motif penculikan ini. Apakah ini ada faktor politik, mengingat hubungan pamannya Raja Bonaran Situmeang yang tak lain mantan Bupati Tapteng memliki hubungan yang tidak baik dengan oknum Bupati Tapteng BAS saat ini.

“Mungkin saja kalau seandainya tidak ada orang yang melihat saya pada saat saya diculik itu, saya tidak tau apa yang diperbuat kepada saya. Bisa saja saya dihilangkan untuk selamanya. Untuk itu saya benar-benar berharap agar kejadian ini segera diungkap kebenarannya,”imbuh Ametro (tim/tpc/Suk/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini