Taput, metrokampung.com
Dugaan penyalahgunaan anggaran Dana Desa oleh Sumitro Sitompul Kades Sigurung-gurung Kecamatan Pahae Jae Tapanuli Utara dalam penanganan stunting TA 2024 dan 2025 sangat kuat dugaan banyak penyimpangan.
Banyaknya keluhan dari masyarakat penerima bantuan Stunting dan Ibu Hamil (Bumil) mengeluhkan pelayanan penanganan stunting Desa Sigurung-gurung sangat berbeda dari desa tetangga.
Salah satunya Sinar Melati Harianja Ibu dari Amanda Parapat, salah satu balita penerima bantuan stunting mengaku hanya menerima sekali saja di tahun ini.
1 kotak Susu Dancow
1 papan telur
2 buah Pir
1 sisir Pisang
Ibu Melati sangat geram dengan pelayanan desa bahkan saat posyandu, balita hanya di beri telor rebus atau susu indomilk 3rb an, hingga berusaha mencari sulusi lewat melaporkan kepada salah seorang anggota DPRD-TAPUT, bahkan Ibu Melati sangat ingin melakukan protes kekantor desa namun sayang tak ada warga berani menemaninya.
Saat dikomfirmasi langsung oleh awak media kepada Kades Sumitro Sitompul (30/12/2025) yang bertemu dan berbincang dihalaman rumahnya menerangkan, "semua program stunting dijalankan dengan baik, bahkan beliau berujar siap di audit untuk membuktikan kepala desa mana yang terbaik dalam mengunakan anggaran DD di Kec Pahae Jae - Taput, lalu menyarankan awak media untuk menanyakan langsung terkait penerima stunting ke Bindes Sigurung-gurung.
Data yang berhasil di himpun awak media penerima bantuan stunting desa Sigurung-gurung antara lain :
1. Amanda Parapat (Balita)
2. Chatrine Jouito Parapat (Balita)
3. Amelia Sitompul (Bumil)
4. Sarianty Simanjuntak (Bumil)
5. Riama Aritonang (Bumil)
Sesuai keterangan dan fakta dilapangan mereka hanya menerima satu kali bantuan stunting pada bulan September 2025.
1 kotak Susu Dancow/Prenagen untuk Bumil.
1 papan telur Australia
2 buah Pir
1 sisir pisang
Dan sampai saat ini (31/12/2025) tidak ada lagi pembagian bantuan stunting mereka terima.
Dikonfimasi lewat WA Kadis PMD Satya Dharma Nababan mengatakan Total Dana Desa 697 jt, penanganan stunting 0,03 % atau sekitar 18 jt, keterangan ini juga didukung oleh Pendamping Desa Sigurung-gurung Tambok Aritonang, menjelaskan lewat Telephon, besaran dana stunting yang dianggarkan dari DD untuk desa Sigurung-gurung adalah 20rb/hari/org, di bagikan setiap bulan kepada penerima dari bulan Juli sampai Desember 2025, Tambok mengatakan tidak pernah mendapat undangan dari kades saat melakukan pembagian bantuan stunting kepada penerima, makanya saya tidak tahu perkembangannya dilapangan pungkasnya.
Kenyataan dilapangan sangat jauh berbeda, kuat dugaan penyelewengan dana, pelaksanaan yang tidak transparan, kegiatan fiktif, ketidaksesuaian program , mark-up harga, atau dana disalahgunakan untuk infrastruktur lainya padahal aturan seperti Permendesa PDTT No. 7 Tahun 2021 dan Perpres 72/2021 mengamanatkan penggunaan dana desa untuk intervensi spesifik dan sensitif penanganan stunting, sehingga warga menuding BPD Desa Sigurung-gurung tidak berfungsi dan lemahnya pengawasan dari Camat Pahae Jae sebagai pimpinan tertinggi di Kecamatan.
Masyarakat meminta agar Pemerintah Tapanuli Utara turun langsung mengawasi dan mengaudit pengunaan Dana Desa di Desa Sigurung-gurung yang diduga sarat penyimpangan penggunaan anggaran oleh Kepdes Sumitro Sitompul dari terpilih sampai tahun 2025.
Sebagian besar masyarakat mungkin belum memahami istilah yang disebut stunting.
Stunting adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.
Kondisi tubuh anak yang pendek seringkali dikatakan sebagai faktor keturunan (genetik) dari kedua orang tuanya, sehingga masyarakat banyak yang hanya menerima tanpa berbuat apa-apa untuk mencegahnya.
Padahal seperti kita ketahui, genetika merupakan faktor yang paling kecil pengaruhnya bila dibandingkan dengan faktor perilaku, lingkungan (sosial, ekonomi, budaya, politik), dan pelayanan kesehatan.
Dengan kata lain, stunting merupakan masalah yang sebenarnya bisa dicegah lewat program penanganan stunting oleh Presiden Indonesia Prabowo Subianto lewat kuncuran Dana Desa kesetiap desa di seluruh penjuru tanah air.
Laporan : Jufri Panjaitan
Editor : Simon Sinaga
