Rapid Test Massal Yang Dilaksankan d RS USU Bantuan dari Para Donatur

Editor: metrokampung.com
Rektor USU sedang menjalani rapid test.
Medan, metrokampung.com
Rumahsakit Universitas Sumatera Utara melaksanakan rapid test massal Covid-19 bagi warga Kota Medan. Pemeriksaan rapid test dilaksanakan mulai tanggal 8 - 12 Juni 2020.

Rapid test massal Covid-19 ini, terbuka untuk masyarakat Medan dengan syarat datang langsung ke lokasi parkir timur RS USU, dengan membawa KTP asli Medan.

Mengapa dilaksanakan gratis? Alasannya karena alat yang digunakan untuk kegiatan tersebut berasal dari bantuan pihak ketiga atau donatur yang disalurkan untuk membantu masyarakat kota Medan. Demikian diungkapkan Rektor Universitas Sumatera Utara, Prof Runtung Sitepu, usai melalukan rapid test yang dilaksanakan, Selasa (09/06/2020) dihalaman parkir RS USU.

Runtung menceritakan bahwa bantuan alat regensia, rapid test dan APD diberikan secara gratis oleh pihak ketiga, dan karena bantuannya cukup besar, maka sebagian akan didistribusikan ke kabupaten/kota se-Sumatera Utara sehingga pelaksanaannya tidak terpusat di RS USU saja, jelas Runtung.
Rencananya batuan 10 ribu rapid test ini akan dibagikan secara bertahap, imbuhnya.

Kegiatan sosial ini juga dihadiri Ketua MWA Drs Panusunan Pasaribu, MM, Sekretaris MWA Prof dr Guslihan Dasatjipta, Sp A (K), Warek 2 Prof Dr dr Muhammad Fidel Ganis Siregar, M Ked OG, Sp OG (K), Sekretaris Universitas Prof Dr dr Farhat, M Ked (ORL-HNS), Sp THT-KL (K). Rombongan juga ikut melakukan rapid test.

Dikesempatan itu, Direktur Utama RS USU, Dr Syah Mirsya Warli menjelaskan bahwa setelah dua hari pelaksanaan jumlah peserta yang ikut rapid test masih mencapai 200 orang. Dan jika sampai hari terakhir rapid test ini masih tersisa, kami akan turun ke puskesmas.

Dengan menghambat di hulu jauh lebih baik dari pada menyelesaikannya di hilir. Maksudnya adalah orang-orang yang ternyata reaktif setelah di test langsung di Swab, kata Mirsya yang menurutnya metode ini lebih efektif mengatasi Covid-19.

Metode ini sudah dilaksanakan diluar negeri, bahkan Pulau Jawa juga sudah menerapkan metode tersebut. Namun karena keterbatasan KIT, Sumut hanya melaksanakan KIT Swab dan tracing.

Ketika diisinggung mengenai peserta yang ikut rapid test apakah ada yang reaktif? Mirsya mengatakan dia belum menerima laporan tapi saya dengar sudah ada yang positif reaktif. Dan kami akan melakukan tabulasi berapa jumlah yang reaktif, dan setelah itu akan segera menghubungi peserta yang reaktif untuk dilakukan Swab, ucapnya.

Humas RS USU, M Zeinizen menuturkan bahwa sampai hari kedua pelalaksanaan rapid test gratis ini jumlah peserta yang ikut test masih 218 orang. Masyarakat yang datang untuk rapid test berharap akan mendapatkan surat bebas Covid.

Padahal rapid test ini dilaksanakan bukan untuk mengeluarkan surat bebas Covid melainkan upaya untuk membantu Pemko Medan dalam melakukan pemetaan wilayan-wilayah yang terdampak Covid-19. Dan sampai hari ini hasil rapid test masih negatif, kata Zen.

Walikota Medan yang juga hadir dan ikut melakukan test menyebutkan bahwa saat ini sudah terjadi pergeseran penularan di Kota Medan. Penularan tertinggi di Kecamatan Medan Area dan Kecamatan Medan Denai. Dikedua kecamatan ini potensi eksponensialnya sangat potensial penularannya karena rumah yang sangat padat dan kehidupannya yang ramai. Dan saat ini Pemko sedang fokus pada pusat penularan di Kota Medan, kata Akhyar.

Mengajak masyarakat untuk patuh dan mengikuti protokol kesehatan dengan memakai masker. Masker menjadi budaya baru di Sumut dan bukan sebagai aksesoris. Jaga jarak, cuci tangan dan hindari kerumunan.(Ra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini