Ortu Banting Tulang di Kampung, Anak Peluk-pelukan di Kontrakan

Editor: metrokampung.com
Ilustrasi

Medan, metrokampung.com
Kebanyakan orang tua di kampung rela banting tulang untuk menyekolahkan anaknya ke kota berharap anaknya sukses. Tapi apa lacur anak yang disekolahkan dengan susah payah kadang kala ada yang malah asik pacaran saban harinya di rumah kontrakan berpelukan tanpa rasa malu hingga berbuat mesum.

Cerita mirip film sinetron ini dilakoni oleh salah seorang mahasiswi sekolah tinggi yang beralamat di Jalan Bunga Terompet, Kelurahan Sempakata, Kecamatan Medan Selayang.

Sebut saja namanya, Bunga. Saban harinya gadis remaja berambut sebahu yang berlagak manja seperti suara ringkikan kuda tiap bertemu dengan pacarnya yang juga seorang mahasiswa beda kampus dikontrakannya patungan bersama kerabat satu kampungnya.

Tanpa malu dan canggung terhadap orang lain yang sesekali ada di rumah itu, pasangan yang lagi dimabuk asmara tersebut kerap duduk bersandar tanpa jarak hingga berpelukan erat.

Itu mereka lakukan setiap ada kesempatan baik siang maupun malam. Seakan waktunya lebih banyak dihabiskan untuk selalu berdua berujung mesum daripada mikirkan pelajaran kuliahnya.
 Rumah kontrakan Bunga bersama kerabatnya dipilih tak jauh dari tempatnya kuliah. Hanya beberapa ribu perak ongkos Gojek dari kontrakan ke kampusnya.

Menurut jiran tetangga kontrakannya, Bunga berasal dari salah satu desa terpelosok di Kabupaten Deliserdang. Saking terbelakangnya desa tempat tinggal Bunga, jangankan jaringan WiFi, sinyal hape sama sekali tidak ada.

Diawal kuliah, Bunga semasa SMA tinggal menumpang di rumah keluarga mamaknya, patuh dan baik. Rajin ke kampus karena memang saat itu dia tinggal di asrama kampus.

Namun setahun merasakan hidup di asrama, Bunga memutuskan tinggal mengontrak rumah di luar asrama, berdua bersama saudara perempuan keluarga bapaknya. Sejak itu pulak, cewek bermarga dari dataran tinggi Karo ini didekati pria berkumis yatim piatu. 

Setelah keduanya akrab. Mereka pun mulai sering berdua di kontrakan. Awalnya mahasiswi semester 4 bersama pasangannya ini cuma duduk-duduk di teras rumah, lama kelamaan mulai masuk dan ujung-ujungnya tak lagi malu berpelukan di depan orang.

"Kalau sudah kayak gitu, kalau rumah kontrakan gak ada orang lain dikhawatirkan mereka berbuat mesum,"celoteh sejumlah tetengga Bunga sambil mengedipkan salah satu matanya.

Sambung para tetangga, tiap kali cowok Bunga datang ngapel, kretanya di parkirkan tepat di depan pintu dan pintu terbuka sedikit saja.

"Ngapain lagi kalau gak mesum. Orang dimuka orang saja sudah berani pelukan tanpa malu. Apalagi kalau gak ada orang, ya main kuda-kudaan lah,"sambung warga lain sambil tertawa ngakak.

Sementara warga lainnya menaruh prihatin dengan kehidupan bebas Bunga.

"Kebanyakan kayak gini cewek-cewek dari kampung. Sampek di kota bukan sungguh-sungguh belajar malah berjantan pulak. Karena selain gak ada yang mengawasi juga karena merasa bebas. Kalau di kampungkan agak susah bisa berbuat seperti iit beda jika tinggal di kota Medan ini," timpal Bu Repet, begitu dia disapa oleh warga sekitar Bunga ngontrak.(tim/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini