Bhayangkari Adalah Sumber Kekuatan Polri dan Tiang Do'a Keluarga

Editor: metrokampung.com

Langkat, Metrokampung.com
Ada yang menarik dari kunjungan kerja Ketua PD. Bhayangkari Sumut, Ny. Rita Panca Simanjuntak ke PC. Bhayangkari Langkat, Selasa (23/11/2021). Kedatangan Ketua dan Wakil Ketua beserta para pengurus lainnya itu disambut hangat Ketua PC. Bhayangkari Langkat, Ny. Indri Danu  Pamungkas Totok bersama para pengurus lainnya.
     
Selain menggelar rapat internal, dalam kunjungan itu, mereka  juga meninjau P2L atau Pekarangan Pangan Lestari PC. Bhayangkari Langkat. Di sana mereka melihat aneka tanaman sayur, dan bahkan menyempatkan diri untuk  panen kangkung, tomat dan terong hijau (solanum torvus).


Selain itu, mereka juga meninjau Perpustakaan Bhayangkari serta Taman Bacaan Bintang Cendikia PC. Bhayangkari Langkat.
     
Lalu, mereka pun  meninjau Posyandu Kemala Polres Langkat dan ikut menyerahkan bantuan makanan bergizi kepada balita, seperti susu, cereal, roti dan vitamin.
     
Nah, kalau dilihat dari sejarahnya, Bhayangkari adalah  organisasi dari istri- istri anggota Polri yang lahir atas gagasan Ny. HL. Soekanto pada tanggal 17 Agustus 1949 di Yogyakarta.  Pada tanggal 19 Oktober 1952 dilaksanakan konferensi Istri Polisi yang dihadiri oleh 27 perwakilan daerah, dimana telah diputuskan untuk bersatu dalam gerak perjuangan melalui wadah tunggal organisasi persatuan istri Polri Bhayangkari dan tanggal tersebut pun ditetapkan pula sebagai Hari Anak-anak Kepolisian.


Lalu, berselang empat tahun kemudian diadakan kongres kedua pada tanggal 25 Desember 1956, dan telah disahkan Cupu Manik Astagina sebagai lambang Bhayangkari.
     
Selanjutnya, kongres ketiga dilaksanakan pada  tahun 1959, dimana pada kesempatan tersebut disahkanlah Hymne Bhayangkari gubahan RAJ. Sudjasmin dengan syair oleh Ny. SA. Legowo.
     
Lalu kongres kelima pada tahun 1963 menetapkan bahwa tanggal 19 Oktober 1952 sebagai Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari. 
     
Nah, Bhayangkari memiliki peran yang sangat penting, karena sebagai istri, Bhayangkari adalah pendamping suami sekaligus sebagai sumber kekuatan Polri dan tiang doa buat keluarganya.

Cupu Manik Astagina       
Cupu Manik Astagina  terdiri dari Cupu = tempat,  Manik = Permata, Asta = bilangan ke delapan dan Gina = gaedah atau manfaat. Jadi, lambang Bhayangkari merupakan identitas organisasi Bhayangkari yang mencerminkan azas, tujuan dan tugas pokok Bhayangkari, dimana lambang tersebut memiliki nama Cupu Manik Astagina, yang artinya anggota Bhayangkari harus mempunyai delapan sifat utama yang bermanfaat,  yaitu : 
1. Beriman, 
2. Adil
3. Jujur dan Sederhana, 
4. Asah, Asih dan Asuh, 
5. Berjiwa Besar, 
6. Bersemangat dan Penuh Daya Cipta, 
7. Berteguh Hati dan Rela Berkorban, serta  
8. Mengabdi Tanpa Pamrih
Nah, pencipta makna lambang Bhayangkari itu  adalah Prof. Dr. Prijono, sedangkan yang mewujudkan gagasan tersebut dalam bentuk lambang adalah Prof. Dr. Awaloedin Djamin. Ketentuan ini disahkan pada Kongres Bhayangkari II tanggal 21 sd 25 Februari 1956 di Bandung, Jawa Barat.
     
Jadi, Bhayangkari yang dilahirkan pada tanggal 17 Agustus 1949 adalah adalah wadah dari Persatuan Istri Anggota Polri, yang berdasarkan jiwa Pancasila dalam mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin anggota Polri. Cita-cita tersebut tercapai dengan setiap gerak langkah yang dapat menyinarkan hikmah kebijaksanaan sesuai dengan hakikat kewanitaanya.(BD/Sr)
Share:
Komentar


Berita Terkini