Dinas Pendidikan Kabupaten Deli Serdang. |
Tanjung Morawa, metrokampung.com
Belanja barang kebutuhan Sekolah Dasar Negeri di Korwilcam Pendidikan Tanjung Morawa Kabupaten Deli Serdang diduga dimonopoli oleh salah seorang kepala sekolah swasta.
Hal ini dikeluhkan sejumlah kepala sekolah di Korwilcam Pendidikan Tanjung Morawa.
"Mulai dari lembar kerja peserta didik, buku-buku cetak dan alat peraga, semuanya diborong oleh vendor oknum kasek swasta,"jelas sejumlah kasek yang minta namanya dirahasiakan, Jumat (10/12/21).
Menurut mereka, salah satu prinsip pengadaan barang, dan jasa adalah efisien, efektif, transparan, terbuka, bersaing, adil dan akuntable. Sedangkan untuk pengadaan barang dan jasa harus transparan, terbuka dan kompetitif.
"Kalau tidak melaksanakan enam prinsip tersebut, maka potensi terjadinya korupsi akan sangat terbuka,"tambah beberapa kasek.
Selain itu, kata mereka, dalam Perpres No 16 Rahun 2018 Pasal 5 huruf b, sangat jelas, melaksanakan pengadaan barang dan jasa harus transparan dan kompetitif.
“Sangat disayangkan, dimasa pandemik, masih sempat mencari untung pribadi,”sebut mereka.
Sementara salah seorang pemerhati pendidikan di Kabupaten Deli Serdang, AS Pane menuturkan jika pihak Korwilcam yang mengarahkan pada salah satu penyedia, artinya mereka telah melanggar pasal tersebut.
"Dan kondisi ini akan mememicu terjadinya korupsi,”ungkap Pane.
Terkait adanya indikasi ini, AS Pane, minta aparat hukum untuk melakukan penyelidikan sampai tuntas dan diproses secara hukum kalau ditemukan adanya indikasi mereka mencari keuntungan pribadi dan merugikan keuangan negara.
“Saat ini kondisi negeri sedang prihatin dan berjibaku menghadapi pandemi covid-19. Seharusnya oknum penyedia barang yang juga merupakan oknum pendidik memberikan rasa empaty kepada masyarakat yang terdampak covid-19, dengan tidak melakukan perbuatan menyakiti masyarakat, dengan cara melakukan korupsi,” harap AS Pane.
Namun tudingan tersebut dibantah Sugiarto, pihak yang dituding melakukan monopoli penyedia barang di Korwilcam Pendidikan Tanjung Morawa.
"Gak betul itu,"jawabnya singkat melalui seluler. (dra/mk)