Tidak terlalu dekat dengan kawasan ini kawasan rumah bidan yang didatangi Ina. |
Gondok sudah pasti. Walau berat hati akhirnya pacar Ina memenuhi permintaan gadis yang sudah tidak gadis itu untuk menanggung biaya kelakuan Ina di tempat bidan tersebut.
Ina datang ke bidan itu karena dia tidak mau perutnya makin membuncit. Sedangkan dia belum bersuami. Ina hanya sebatas gonta ganti kawan tidur cowok.
Ina juga gak tau siapa calon ayah jabang bayinya. Sehingga dia tidak bisa menjawab jika kelak anak itu lahir ke dunia.
Sehingga Ina nekad datang sendirian ke tempat bidan itu untuk mengempeskan perutnya yang mulai membuncit.
"Bayar-bayar udah beres. Kalau ditotal-total sikit lagi Rp 10 juta,"bilang pacar Ina sambil mengganti sarung yang dipakai Ina karena sudah basah.
Ina benar-benar tak berdaya. Tubuhnya lemah seperti orang barusan melahirkan. Perlahan Ina dituntun menuju mobil sang pacar untuk pulang ke kosnya.
Sebelum pergi ibu bidan tua itu berpesan kepada Ina untuk tidak kembali lagi ke tempat prakteknya.
Sindiran halus itu sengaja diucapkan biar Ina sadar kalau perbuatannya sangat tidak untuk ditiru siapapun.
Ina hanya melengus. Bibir manyungnya sedikit tersenyum.
"Baik kali kau Nak, mau menanggung jawabi perempuan kayak gitu. Bukan kau yang bikin. Dia datang sendiri, pulangnya minta dijemput. Badannya kelihatan bagus dari luar saja, tapi sebetulnya udah rontok di dalamnya. Belum bersuami aja udah bunting,"bisik ibu bidan itu kepada pacar Ina saat berjalan melewati dirinya menuntun Ina. Meski usianya sudah menua lebih dari kepala enam, namun raut wajahnya masih nampak sisa kecantikannya disaat masih muda.
"Biar lah buk. Iklas aja. Itung-itung amal menolong orang yang lagi kesusahan. Moga berkah,"jawab pacar Ina dan dijawab,"Aamiin, oleh sang bidan.
Ina adalah nama samaran - biar suaminya tidak terlalu malu dengan kelakuan istrinya sebelum dinikahi yang kini telah berbadan dua. Dan barusan menggelar acara tujuh bulanan. Kehamilan Ina merupakan yang kedua. Hamil pertama sebelum Ina menikah dan bukan hasil perbuatannya dengan suaminya yang sekarang melainkan dengan pria lain.
Ina merupakan perempuan perantau dari salah satu desa berjuluk desa siluman di Kecamatan Gunung Meriah Kabupaten Deli Serdang. Dia menamatkan kuliahnya di salah satu kampus swasta di Medan. Lokasi kampusnya tak jauh dari tempat Ina ngekos dengan mantan pacar pertamanya.
Di kampungnya, orang tua Ina tercatat sebagai warga miskin penerima bantuan rumah dari Pemkab Deli Serdang. Pada 18 April 2022 mendatang, di kampung Ina akan menggelar pemilihan kepala desa. Keluarga Ina maju kembali sebagai kandidat calon kades untuk tiga periode. (*/bersambung)