Disdik Apresiasi Roots Day Stop Bullying Oleh Siswa SMPN 13 Tanjungbalai

Editor: metrokampung.com
Pengawas Disdik, Umi Kalsum saat memberikan sambutan dan mengapresiasi kegiatan deklarasi roots day dan pelantikan agen perubahan anti perundungan oleh siswa SMPN 13 Tanjungbalai, Sabtu (28/10/2023). (Foto Mk/dok)

Tanjungbalai, metrokampung.com
Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Tanjungbalai mengapresiasi kegiatan deklarasi roots day stop bullying, sekaligus pelantikan 20 siswa sebagai agen perubahan anti perundungan yang dilaksanakan siswa-siswi SMP Negeri 13 Tanjungbalai.


Apresiasi tersebut disampaikan Pengawas Disdik, Umi Kalsum dalam sambutan nya saat menghadiri deklarasi roots day bersama Koordinator P5, Dedi Siregar, guru penggerak Hotma Juliani dan Sufla Iriani, serta Kepala SMPN 13 Drs Robinhot Silaen, di aula sekolah. 


"Apresiasi setinggi tingginya atas aksi deklarasi roots day SMPN 13 Tanjungbalai hari ini dan ini menjadi catatan bagi kami dinas pendidikan agar semua sekolah dapat melakukan kegiatan seperti ini. Siswa siswi dilantik jadi duta agen perubahan anti perundungan dan telah berdeklarasi," kata Umi Kalsum dihadapkan para siswa.

Umi mengatakan bahwa, dari sekian banyak sekolah tingkat dasar (SD) dan SMP yang ada di lingkungan Disdik Tanjungbalai, baru SMPN 13 yang pertama kalinya melaksanakan deklarasi anti perundungan serta melantik siswa nya sebagai agen perubahan.



"Sekitar 80 SD dan 23 SMP baik swasta dan negeri di Tanjungbalai ini, cuma SMPN 13 yang membuat kegiatan seperti ini. Sementara kegiatan ini adalah implementasi dari kurikulum merdeka. Saya salut karena deklarasi ini juga dirangkai dalam berbagai kreativitas siswa, seperti aksi kampanye melalui papan karya, foto, poster dan slogan," ucapnya. 



Sebab menurutnya, karya karya tersebut bukti nyata yang dikerjakan oleh siswa baik secara mandiri maupun secara gotong royong, yang bertujuan untuk mencegah dan mengurangi angka perundungan di sekolah sekolah. 




Melalui deklarasi ini, Ia berharap agar anak anak bisa mendapat hikmah untuk bisa menularkan budaya dan sikap positif dalam menyatakan stop perundungan di sekolah.



"Sebanyak 20 siswa jadi duta agen perubahan anti perundungan dan dideklarasikan. Kemudian ada foto dan tulisan slogan untuk media kampanye. Hasil karya ini lah yang utama sesuai implementasi Kurikulum merdeka yang dicanangkan pemerintah. Untuk itu layak dan patut kami mengucapkan terimakasih kepada anak anak," ujarnya.


Kemudian, Kepala sekolah SMPN 13 Drs Robinhot Silaen mengatakan bahwa, kegiatan tersebut dapat terlaksana atas responsif guru guru untuk melakukan program kurikulum merdeka di sekolah nya.


"Kegiatan ini didasarkan pada ANBK tahun lalu dan kita dinyatakan salah satu sekolah untuk melakukan kegiatan ini. Kemudian guru aktif merespon untuk melakukan kurikulum merdeka. Artinya, memberikan pendidikan kebebasan kepada anak untuk berekspresi. Sehingga guru melaksanakan penggalian potensi yang ada sama anak," katanya.


Dia berharap, melalui deklarasi sekaligus pelantikan agen perubahan anti perundungan tersebut, dapat meningkatkan rasa keakraban serta memperbanyak pertemanan diantara sesama siswa di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.


"Semoga kegiatan yang sifatnya internasional ini dapat bertujuan agar antara sesama manusia bisa akrab dan bersahabat dan bagaimana memperbanyak pertemanan dengan tidak melakukan perundungan. Kepada siswa siswi kami berpesan, carilah teman sebanyak-banyaknya dan jadilah duta untuk anti perundungan bagi sesama," pungkasnya. (ES/Mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini