![]() |
Jenazah Ebenezer Ginting di RSU Kabanjahe. |
KABANJAHE - METROKAMPUNG.COM
Ebenezer Ginting roboh dan tersungkur saat minum
tuak bersama temannya di salah satu lapo tuak di Simpang Katepul, Kelurahan
Gung Negeri, Kecamatan Kabanjahe, Jumat (6/4/2018) sekira jam 17.30 Wib.
Peristiwa itu sontak membuat pengunjung warung tuak tersebut langsung
terheran-heran.
Begitu terjatuh, Ebenezer langsung menggelepar dan darah
segar pun mulai mengucur dari tubuh pemuda berusia 23 tahun tersebut. Akhirnya
diketahui, bahwa dia baru saja ditikam temannya sendiri Arizona Tarigan (21).
Melihat itu, teman-teman lainnya yang berada di lapo tuak tersebut langsung
melarikan Ebenezer ke RSU Kabanjahe.
Naas, nyawa pemuda asal Desa Rumah Deleng, Kecamatan Bangun
Purba, Deliserdang itu tak terselamatkan lagi. Dia tewas sesaat sampai di rumah
sakit. Personel Sat Reskrim Polres Karo yang mendapat laporan langsung bergerak
menuju lokasi dan memintai keterangan beberapa orang saksi dan langsung
melakukan pengejaran terhadap Arizona Tarigan.
Informasi yang diperoleh dari rekan-rekan Ebenezer di RSUD
Kabanjahe, sebelum insiden maut itu, mereka saat itu sedang minum tuak di lapo
tersebut. Tak berselang lama, Ebenezer dan Arizona pun datang dan duduk satu
bangku. Namun tiba-tiba, tak jelas diketahui sebabnya, Ebenezer dan Arizona
terlihat cekcok mulut. Sesaat kemudian, Ebenezer berdiri dan mendadak
roboh.
“Begitu kami tolong, sudah berdarah aja dia. Kami larikan lah
ke rumah sakit. Aku tidak tau apa sebabnya, tapi orang itu sempat ribut dan dia
ini (korban) langsung ditikam,” ujar seorang temannya. Menurut temannya
tersebut, Ebenezer yang selama ini bekerja di Stasiun Bus Himpak, jurusan
Sidikalang-Medan, tidak punya musuh sama sekali dan dia juga tinggal di stasiun
itu.
Setia Beru Ginting (41), kakak kandung Ebenezer, begitu
mengetahui peristiwa itu langsung mendatangi rumah sakit.
“Sudah beberapa kali ku bilang, jangan bekerja di pasaran,
lebih baik ke ladang,” tuturnya sembari terisak-isak. Dikatakannya, sebelum
tinggal di loket bus tersebut, adiknnya itu tinggal bersama mereka di Jalan
Katepul.
“Gara-gara sering saya peringati, dia pun tinggal di stasiun
Himpak itu sambil bekerja mencari sewa (penumpang). Setau ku, dia tidak punya
musuh sama sekali. Masih lajang dia ini,” jelasnya.
Sementara itu, Arizona Tarigan yang langsung kabur menuju
rumah saudaranya usai peristiwa tersebut akhirnya diserahkan keluarga ke polisi
untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya. Kepada petugas, Arizona mengakui
bahwa saat minum tuak di lapo itu dia dan Ebenezer sempat satu bangku.
“Tak berapa lama kami duduk aku pun pergi. Sempat ku
bisikkan, ‘Kai kurang ngata kam ya bang’ (Kalau ada yang kurang, bilang ya
bang),” sebut Arizona mengulang ucapannya kepada Ebenezer saat itu. Namun entah
kenapa, ucapan itu membuat Ebenezer tersinggung dan hampir memukul Arizona.
Seketika itu pula Arizona langsung mencabut tumbuk lada (pisau) yang terselip
di pinggangnya dan menghujamkannya ke dada Ebenezer.
“Sebenarnya aku tak berniat membunuh dia. Tapi, mau
dipukulnya aku. Tapi ini sudah terlanjur. Kami selama ini berteman dan sering
sama tidur. Aku siap mempertanggungjawabkan perbuatan ku. Cuma salah paham ini
tadi,” tutupnya. (amr/dra)