Tuntut Direktur Mundur Dan Badan Pengawas Dicopot

Editor: metrokampung.com
Direktur PDAM Tirta Wampu Puncana Sitepu saat saling bersalaman dengan karyawannya usai dimediasi oleh DPRD Langkat.
Langkat-Metrokampung.com
Kisruh dilingkungan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu, Kabupaten Langkat yang sempat dimediasi oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Langkat kembali beriak.
Puluhan karyawan dan karyawati Perusahan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Wampu kembali menggelar aksi unjuk rasa Rabu (4/4) pagi. Padahal sebelumnya, dalam mediasi ke gedung wakil rakyat tersebut, permasalahan sudah terselesaikan dan antara karyawan dengan direktur telah saling bersalam-salaman.

Namun, diluar dugaan beberapa karyawan yang menggelar aksi bingung saat ditanya apa lagi tuntutan dari mereka. " Kalau soal tuntutan, ngak tau aku bang, bentar ya aku tanya " kata Rosnaningsih, salah satu pengunjuk rasa rada kebingungan diantara kerumunan rekannya.

Saat disinggung, permasalahan sudah dibahas di DPRD dan sudah terjadi kata sepakat untuk menyelesaikan masalah. Hal tersebut diakui Rosnaningsih, kalau itu memang benar permasalahan sudah dibahas dan DPRD meminta permasalahan ini diselesaikan secara internal. "Itu isi pembahasan dan memang salah satu karyawan kemarin sudah bersalaman," jelasnya ketus.

Tapi menurut Rosnaningsih kalau demo kali ini meminta agar Dirut PDAM Puncana Sitepu, dicopot dari jabatan. Demikian juga H Imam Fauzi dicopot dari jabatan sebagai dewan pengawas PDAM. Karena tindakan mereka sudah semena-mena. "Cuma itu tuntutan kami," sebut dia.
Disingung apakah demo yang dilakukannya bersama rekan-rekkan tidak ditunganggi kepentingan,.? wanita yang sempat menghebohkan PDAM Tirta Wampu ini karena terlibat perselingkuhan yang digrebek massyarat beberapa waktu lalu memilih tutup mulut.

Dari desas-desus yang dikumpulkan Metro Langkat  menyebutkan, aksi demo yang dilakukan para karyawan ini diduga diotaki kabag tehnik perusahaan yang mengelola air tersebut. Kabar beredar Kabag Tehnik Hafiz berambisi mengantikan posisi Direktur Puncana Sitepu yang berhasil menggelola PDAM dengan baik.
Oleh sebab itulah, adik kandung mantan Direktur PDAM Tirta Wampu,  Zufrizal SE membuat manuver seolah olah kondisi PDAM Tirta Wampu sejak dijabat Puncana mengalami kerugian dan membuat kebijakan sewenang wenang terhadap karyawan perusahaan plat merah tersebut.

Dugaan Hafizs dibalik aksi demo tersebut terlihat dari ambisinya memimpin demo dan berbicara lantang saat dilakukan pertemuan dengan asisten pemerintahan Pemkab Langkat yang menerima aksi demo tersebut.
Menariknya lagi, Kordinator aksi Rosnaningsih dalam orasinya mengatakan akan melakukan aksi penyetopan air bila Direktur PDAM tidak dicopot dari jabatannya. Sambil berteriak lantang, wanita ini mengatakan akan menghambat proses pendistribusian air kepada masyarakat.

Terpisah Dirut PDAM Puncana Sitepu ketika dikonfirmasi Metro Langkat mengakui, jika permasalahan ini sudah selesai di gedung DPRD dalam dan baik karyawan serta dirinya sudah mencapai kata sepakat. "Permasalahanya sudah selesai kok dalam Rapat Dengar Pendapat di DPRD kemarin," sebut Puncana.
Ketika disinggung, adakah kemungkinan jika demo kali ini ditunggangi orang-orang tertentu yang menginginkan jabatanya. Sedikit menarik napas, Puncana mengatakan, kalau permaslahan itu tidak menutup kemungkinan. "Bisa jadi begitu,ketus Puncana tanpa mau menuduh siapapun.

Dia juga mengaku, apa yang yang diutarakan anggotanya saat melakukan orasi di DPRD Langkat tidaklah benar. Katanya semua disampaikan Rosnaningsih tidaklah benar. Puncana mengatakan bahwa ke enam anggota yang melakukan orasi adalah pegawai yang bermasalah. Sedangkan yang lainya kebanyakan bukan karyawan PDAM melainkan orang-orang yang diduga sengaja dibayar untuk melakukan aksi demo.

Masing-masing mereka katanya memiliki catatan pekerjaan yang kurang baik. "Saya memang merotasi mereka demi kebaikan mereka. Agar mereka bisa belajar bertanggungjawab dan semakin pintar," katanya. Selain itu, seluruh pegawai PDAM Tirta Wampu katanya sebelum menjadi pegawai telah membuat surat pernyataan siap ditempatkan dimana saja.

"Jadi kalau ada penolakan saya heran saja. Ini sudah kesepakatan kita bersama. Saya juga tandatangan kok," katanya. Mengenai keterlambatan gaji, dia membenarkan hal tersebut. Namun katanya keterlambatan hanya tiga hari karena pegawai tersebut saat diminta ke kantor enggan hadir."Saya minta mereka hadir ke kantor karena ingin meminta penjelasan mereka. Mereka gajinya terlambat karena tidak memenuhi target," ujarnya.

Sementara H Imam Fauji SH salah seorang badan pengawas mengatakan sangat geli dengan apa yang dituduhkan mereka-mereka yang demo tadi. “ Saya geli saja mendengarnya, kalau katanya kita bertindak semena-mena, dimana kita bertindak semena-mena.

Yang pastinya, perusaan ini (PDAM) kita awasi dengan ketat. Bahkan, dari hasil audit yang dilakukan badan pengawas, perusahaan mengalami keuntungan ditahun 2017 mencapai delapan ratus jutaan. Jadi dapat kita simpulkan kalau kondisi perusahaan air minum ini mulai sehat.” Ujar Imam. (yg/langkat/simon)


Share:
Komentar


Berita Terkini