Disinyalir Pengusaha PMKS tidak Miliki Tenaga Profesional Suplay CPO, Driver dan Mafia CPO Raih Keuntungan Besar

Editor: metrokampung.com
Lokasi penampung CPO dari sejumlah armada tangki perusahaan PMKS.

Rantau –Metrokampung.com
Disinyalir sejumlah perusahaan PMKS (Pengolahan Minyak Kelapa Sawit) Sumatera Utara khususnya Labuhanbatu tidak memiliki tenaga ahli dalam menganalisa dan pengontrolan pengiriman hasil CPO nya yang disuplay menuju tangki penimbunan. Sehingga pihak pengusaha tidak mengetahui bahwa sebenarnya telah mengalami kerugian akibat kelalaian dalam pengiriman CPO nya dan secara otomatis merugikan petani sawit. Hal tersebut dikatakan Rahmat Fajar Sitorus menyikapi maraknya isu lancarnya kegiatan mafia CPO dilberapa titik di Labuhanbatu.

Pasalnya jelasnya lagi, sejumlah armada tangki pengangkutan jelas-jelas telah melakukan pencurian CPO dari tangki dan menjualnya pada mafia di perjalanan antara 100 s/d 200 kg CPO.  Sementara perusahaan tetap saja tidak merasa kehilangan.

"Hal tersebut dapat terjadi karena kurangnya kontrol terhadap SUHU CPO, JEMBATAN TIMBANG, JARAK TEMPUH, STANDART %FFA, %DIRT, %MOIST yang mempengaruhi STANDART % PENYUSUTAN, dimanfaatkan sebagai peluang dilakukannya pencurian tersebut atau adanya unsur kesengajaan yang terencana menguntungkan pihak ilegal, dengan tidak menyadari bahwa perlakuan tersebut berimbas pada kerugikan masyarakat petani sawit khususnya," jelas Fajar Sitorus.

Mengutip gencarnya pemberitaan disejumlah media cetak dan online atas keleluasanya kegiatan ilegal mafia penampung CPO di Bulu Cina Kecamatan Bilah Hulu Kabupaten Labuhanbatu dari sejumlah armada tangki sempat menyudutkan kinerja penegak hukum Polres Labuhanbatu lamban dalam penyikapan kegiatan ilegal CPO. Terkait hal ini Hassan Hasibuan Ketua LSM LPPN Kabupaten Labuhanbatu angkat bicara.

"Jika kepolisin tak mampu untuk menutup aksi ilegal itu kita dari Ormas Labuhanbatu yang akan menutupnya. Sudah ngak ada demo-demo samaku, kalau memang tak mampu Polisi, jagan salahkan kalau ormas," ucap Hassan.


Arogansi pengelola penampung CPO ilegal Sinurat kepada wartawan Sutrisno saat melakukan fungsi sosial controlnya, juga berpengaruh pada sejumlah wartawan dan LSM di Labuhanbatu, dijelaskan Sutrisno perlakuan atas dirinya ketika menghampiri lokasi ilegal penampungan CPO Buluh Cina.

Pengelola Penampung CPO Ilegal: "Kau ngapai?

Sutrisno (wartawan): "Saya wartawan pak, ingin meliput kegiatan apa yang sedang berlangsung,"

Pengelola Penampung CPO Ilegal: "Ah pergi-pergi kau, jangan disini kau".

"Karena terlihat banyaknya mafia yang terus emosi sayapun akhirnya kembali, "Kata Trisno menirukan ucapan mafia itu kepadanya, Sabtu (28/7/2018).

Rahmat Fajar Sitorus juga menyikapi dan berharap agar Kapolres Labuhanbatu segera menyikapi kegiatan ilegal yang merugikan banyak pihak  tersebut.

"Dasar sejumlah informasi disejumlah media cetak dan online terkait lamanya kegiatan ilegal  penampungan CPO itu berlangsung, sangat diharapkan kiranya Kapolres Labuhanbatu Frido Situmorang SH, Sik segera mengambil sikap terhadap usaha ilegal tersebut. Serta pihak pengusaha agar melakukan aAudid terhadap produksi CPO PMKS nya,  hal tersebut sebagai upaya perusahaan untuk lebih berpihak pada petani sawit atas harga TBS hasil kebunnya," tandas Sitorus.(Pengirim:MK/rfs/Red)
Share:
Komentar


Berita Terkini