MetroKampung.Com, Mayang (10/07/2018). Pemilihan Gubernur memang sudah berlalu namun membawa pengalaman Pahit bagi Asisten afdeling 3 kebun unit mayang karena mendapat sanksi skorsing oleh Manager unit kebun. Menurut informasi yang diterima reporter , peristiwa ini berawal dari penen angkut TBS yang tidak sesuai target.
Pada hari itu merupakan hari libur nasional, dimana merupakan hari pemungutan suara pilkada serentak. Sesuai keputusan Presiden no.14 tahun 2018, tanggal 27 juni 2018 ditetapkan sebagai libur nasional dimana masyarakat diberikan kebebasan dari tugas rutin untuk dapat memberikan hak suaranya pada pilkada.
Tetapi di kebun Mayang ada kebijakan dari menegemen nya, bahkan tetap menargetkan produksi dan panen angkut. Karyawan di berikan waktu untuk memberikan hak pilih nya di awal (pagi) dan setelah itu harus kerja lagi untuk panen.
Sesuai data yang diterima, target panen di afdeling 3 sebesar 55 ton. Jika usai pemilihan jam. 14.00 wib, berarti sisa waktu normal kerja hanya tinggal 2 jam. Artinya akan sulit diterima akal sehat bila bekerja disisa waktu dalam 2 jam akan mampu melakukan panen dengan hasil 55 ton.
Keesokan harinya Asisten dipanggil oleh Manager dan mempertanyakan mengapa tidak dapat panen sesuai target. Asisten menjawab bahwa karyawan panen enggan bekerja semua, karena banyak yang memilih libur dalam hal menggunakan hak suaranya. Namun tak disangka sangka Secara tiba tiba Menager melempar asbak ke asisten afdeling 3 tersebut sehingga kemudian Terjadilah pertengkaran adu mulut namun pertengkaran adu mulut ini dapat dilerai oleh para asisten yang juga berada di tempat itu.
Jika kita melihat dari target yang ditetapkan, secara tidak langsung sama saja menyuruh karyawan kerja normal seperti hari kerja biasa karena Jumlah Tonase Panen angkut angkanya tetap sama dengan bekerja pada hari efektif seperti biasanya.
Akibat hal ini, asisten di skorsing oleh manager dengan alasan indisipliener dari tanggal 29 juni hingga 31 juli 2018 dan tidak diberikan hak nya di gaji bulan juli atas tunjangan jabatan serta tunjuangan transport.
Atas info yang diterima oleh komandan Investigasi TOPAN RI SUMUT Simon Nainggolan mencoba menemui manager dan KTU setempat dan menghubunginya untuk maksud tersebut, maka ditetapkan hari sabtu tanggal 7 juli 2018. Kita datang ke kantor unit kebun mayang karena telah dijadwalkan untuk ketemu manager setempat.
Tetapi setelah tiba di kantor, kami hanya menemui KTU serta manager yang sudah dijadwalkan untuk ketemu malah dikatakan tidak berada di tempat. Kami tidak tau kenapa menager tidak bersedia ketemu, padahal menurut KTU, menager sendiri yang tetapkan jadwal hari sabtu tersebut.
Akibat dari perbuatan pihak Kebun Unit Mayang secara khusus kepada Kanit Topikor . Tim investagasi akan melaporkan ke direktur utama PTPN IV serta diduga adanya upaya upaya mencegah hak pilih karyawan pada pilkada sumatera utara.
Padahal jelas Presiden saja menetapkan libur Nasional, kenapa malah Manegemen memberikan target panen seperti hari kerja biasa. Itu kan sama saja tidak meliburkan dan bisa diduga mengabaikan keputusan presiden no.14 tahun 2018 serta ada dugaan interfensi dalam pelaksanaan masa karyawan untuk menggunakan hak pilihnya.
Akibat kejadian ini TOPAN RI SUMUT meminta dirut PTPN IV untuk bertindak tegas, sebab ini bukan hanya prihal interent, tapi menyangkut kepres sarta hak hak warga Negara .Demikian ungkap Simon Nainggolan selaku komandan tim investigasi Topan Ri Sumut
Pihak Managemen baik Manager dan Asisten Kepala dari PTPN IV unit Mayang tidak ada yang berhasil di hubungi. (FG)
Pihak Managemen baik Manager dan Asisten Kepala dari PTPN IV unit Mayang tidak ada yang berhasil di hubungi. (FG)