Penerimaan Murid SMA di Karo Kecewakan Pengungsi Sinabung

Editor: metrokampung.com
Brama ginting adik sepupu tinus sitepu , dalam pendampingan ke kantor upt dinas pendidikan provinsi di kaban jahe. Untuk mendapakan penjelasan hasil lulus seleksi.

KARO - METROKAMPUNG.COM
Penerimaan peserta didik baru (PPDB ) Provinsi Sumut 2018 untuk tingkat SMA  beberapa waktu lalu menyisakan kekecewaan dan kesedihan mendalam bagi orang tua calon peserta pendaftar tingkat SMA. Terlebih bagi mereka warga desa yang Terdampak Bencana Sinabung yang menyandang status Pengungsi Korban Erupsi Sinabung.

Salah satu orang tua siswa asal Desa Sukanalu Teran yang merasa kecewa dan juga kebingungan atas  hasil seleksi PPDB Tingkat SMA adalah Tinus Sitepu  yang sekarang bertempat tinggal dirumah kontrakan eks eks. Universitas karo (UKA) yang juga pernah digunakan sebagai posko pengungsian jalan Uka Kabanjahe menunggu selesainya pembangunan relokasi tahap ketiga selesai.

Kepada METROKAMPUNG.COM, Senen (30/7) jam 11.00. wib,  Tinus Sitepu mengeluhkan system PPDB online 2018 yang minim sosialisasi oleh pihak  penyelenggara PPDB baik sistem zonasi, jalur dan penentuan Score secara  terperinci yang jelas  berdampak  terhadap Tingkat kelulusan Anak mereka .

Tinus menyebutkan , anak-anak mereka banyak yang bingung serta salah zonasi dan jalur masuk pendaftaran, terlebih kami orang tua siswa dalam mendampingi anak kami untuk mendaftar seleksi ke sekolah.

"Pertama anak kita mendaftar ke SMA Negeri 2 Kabanjahe, dengan menggunakan SKTM (Surat Keterangan Tidak Mampu) dari Dinas Sosial melalui jalur RMP (Rawan Melanjutkan Pendidikan), karna sudah banyak mendaftar di SMA Negeri 2 Kabanjahe, anak kita ini gagal masuk, ada tahap kedua mendaftar di SMA Negeri 1 Simpang Empat. Ternyata tidak diterima karna sudah cukup. Kita mendaftarnya melaluli jalur akademik, karna waktu itu kita enggak tau ada atau tidak jalur RMP, enggak ada pemberitahuan dari pihak sekolah (SMA N 1 Simpang Empat). Dan itupun waktu tahap kedua jalur akademik anak kita ini enggak Lulus", kenang Tinus Sitepu di teras tempat tinggalnya mengungsi.

Selain itu Tinus juga  sangat kecewa terhadap pemerintah dalam memberikan perhatian khusus terhadap pendidikan anak sekolah Terdampak bencana Erupsi  Gunung Sinabung  terlebih bersatus miskin. Sehingga pemerintah terkesan tidak ada upaya memberikan sekolah kepada anak anak kami korban bencana bencana erupsi sinabung untuk bersekolah di negeri. Dan seakan membiarkan anak kami, ketika mereka tidak lulus seleksi PPDB akan bersekolah di Sekolah Swasta.

Dengan tarikan nafas yang panjang Tinus berucap “Jangankan untuk memikirkan pendidikan anak kami, situasi kehidupan saat ini kami para orang tua siswa yg sudah cukup sulit untuk menafkahi keluarganya. Kami hidup saja masih dalam bantuan yg seadanya dari pemerintah, Dan harus bekerja keras lagi untuk pemenuhan lainya,”lirihnya.

Kini Tinus Sitepu Dihadapkan dengan  pendidikan anaknya yang tidak lulus seleksi  2 tahap PPDB di sekolah berbeda. Sehingga gagal untuk memperoleh Kesempatan bersekolah SMA Negeri yg dituju. Dimana dia, berharap ketika anaknya masuk SMA Negeri nanti bisa mengurangi beban biaya dalam memperoleh Pendidikan.

Terkait upaya dan harapannya, Tinus Sitepu berupaya untuk ke Dinas Pendidikan Propinsi Sumatera Utara agar anaknya bisa bersekolah di Salah satu SMA Negeri di kabupaten karo. "Kami rencana Besok (Senin 30/7) ke Disdik Propinsi Sumut, kita berharap ada perhatian pemerintah untuk kita pengungsi diprioritaskan masuk ke negeri, mudah-mudahan besok suara kami didengarkan disana", Keluh Sitepu menghela nafas, terlihat air mata menggenang di kelopak matanya menahan tangis.(amr)

Share:
Komentar


Berita Terkini