PSBD Batubara Dinilai Salah Kaprah

Editor: metrokampung.com
Terlihat Persiapan PSBD masing-masing etnis memasang Paviliun (Stand)

Batubara - Metrokampung.com
PSBD diharapkan tidak hanya memupuk tumbuh kembangnya ego etnis masing masing. Dimana setiap etnis berupaya untuk tampil baik demi nama baik etnisnya. Kalau pun ada memfaat ekonomi hanya sesaat pada hari H pegelaran saja.

Hal itu diungkapkan   tokoh masyarakat dan pemerhati budaya Batubara Sahril Hasanel Basri, S.Pd  di Indrapura Kecamatan Air Putih, Senin (1/10) yang menilai perhelatan pekan seni budaya daerah (PSBD) di Kecamatan Air Putih salah kaprah.
Menurut Sahril bila menilik dari nama acaranya Pekan Seni Budaya Daerah (PSBD) seharusnya menampilkan budaya asli Melayu Batubara bukan budaya berbagai etnis seperti yang akan ditampilkan.

Terkait itu dirinya meminta  Pemkab Batubara tidak sampai latah memberikan dukungan pada kegiatan ini. Seperti mengucurkan bantuan ratusan juta untuk kegiatan kurang urgen.

"Kegiatan PSBD ke VI di Lapangan Indra Sakti Indra Pura Kecamatan Air Putih itu hanya menumbuhkembangkan ego etnis belaka", imbuh Sahil.


Dikatakan, pelaksanaan PSBD selama 17 hari dimulai tanggal 6 s/d 22 Oktober 2018 secara etimologi ( tata bahasa)  pemberian nama pekan seni budaya daerah pada perelatan itu salah kaprah.
"Pantasnya nama kegiatan ini pekan seni budaya Nusantara plus. Karena yang ditampilkan seni budaya bangsa dari beberapa etnis di negara ini", ungkapnya.

Pada PSBD ditampilkan seni budaya Batak, Mendailing, Banjar, Jawa, Minang, Aceh, Melayu, Karo, Simalungun, Banten, Nias, budaya Cina dan lndia.

Sahril yang juga wakil Ketua PD MABMI Batubara ini juga mengatakan, jika perhelatan itu menyandang nama pekan seni budaya daerah,  maka yang ditampilkan mestinya seni budaya daerah tempat kegiatan digelar.

Panitia penyelenggara,  kata Sahril kesannya melakukan pembohongan publik, seolah - olah ini adalah kepentingan warga Batubara.

Ketua Lembaga masyarakat peduli situs Kerajaan Tanjung ini, sebenarnya dalam hal seni budaya,  Batubara lebih membutuhkan pengembangan seni budaya, walau bagaimana pun, seni budaya adalah salah satu jati diri daerah.

Sebagai daerah otonom baru, Batubara membutuhkan jati diri dari sudut seni budaya yang selama ini belum ada terstuktur resmi. Seni budaya Batubara inilah yang semestinya digali dan dikembangkan oleh segenap warga masyarakat Batubara, tidak pandang suku, "tambanya.

Jika energi yang dikuras masyarakat untuk pegelaran PSBD itu digunakan untuk menggali dan menumbuh kembangkan seni budaya Batubara,  maka akan diperoleh rumusan dan lahirnya seni budaya Batubara. Kedepannya  akan menjadi jati diri Batubara.

Bahkan bukan tidak mungkin laku dijual menjadi andalan wisata Batubara. Menambah  khasanah wisata yang sudah dimiliki daerah ini. Seperti wisata alam yang cukup indah serta wisata sejarahnya terus berkembang dan maju, dan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat yang berujung peningkatan pendapatan.

Sedangkan PSBD yang sedang tahap pelaksanaan kali ini disebutkan Sahril tanpa maksud menyampingkan etnis lain, menampilkan seni budaya berbagai etnis di Indonesia. Diyakini tidak dapat meningkatkan wisatawan ke Batubara.
Mana mungkin orang mau menyaksikan tor tor atau tari piring, seudati atau lainnya, datang ke Batubara. Wisatawan datang ke sini tentunya untuk menyaksikan bagaimana daerah ini baik seni budaya maupun keindahan alamnya.(Ebson AP/red)
Share:
Komentar


Berita Terkini