Pangsa Pasar Hasil Pertanian Jagung Terbuka Lebar

Editor: metrokampung.com
Benih Jagung Varietas V35 yang dikembangkan Dinas Pertanian Tobasa Pada Kelompok Tani.

Tobasa-metrokampung.com
Pangsa pasar hasil pertanian jagung di dalam negeri masih sangat terbuka lebar. Karena itu perlu komitmen bersama antara pemerintah, perusahaan berbasis pertanian, pabrik pakan ternak, dan petani, untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian tersebut, sehingga Indonesia tidak perlu lagi mengimpor jagung dari luar negeri.

Sampai sekarang, Indonesia masih mengimpor jagung sekitar 3,2 juta ton. Akibatnya harga jagung lokal terbantai.

"Padahal peluang untuk swasembada jagung masih terbuka lebar, dengan alih teknologi dan pemilihan varietas jagung yang unggul, selain pembekalan praktik budidaya jagung yang baik kepada petani," kata Kepala Dinas Pertanian Tobasa melalui Kepala Bidang TPH Marlin Marpaung AMd kepada metrokampung.com.

Ia mengemukakan itu, seusai meninjau  budidaya jagung varietas V35 yang dikembangkan oleh Dinas Pertanian Tobasa melalui bantuan bibit jagung unggul untuk para kelompok tani kamis (1/11/2018) di Kecamatan Siantar Narumonda Kabupaten Tobasa.

Ditegaskannya, kebutuhan jagung untuk pabrik pakan ternak di dalam negeri selama ini sebagian masih dipasok dari jagung impor. Karena itu diperlukan adanya jembatan, antara petani dengan pabrik pakan ternak.

Kerja sama diperlukan agar hasil pertanian jagung petani yang kualitasnya tidak kalah baik dengan jagung impor, sepenuhnya terserap untuk kebutuhan pabrik.

"Kebutuhan jagung untuk pabrik pakan ternak mencapai 60 persen. Hal itu bisa terpenuhi kalau produktivitas jagung petani meningkat, dengan varietas yang baik dan pola tanamannya pun benar," kata Marlin.

Melalui varietas  V35 yang dikembangkan untuk kepentingan petani, pihaknya berupaya bersama-sama dengan petani untuk meningkatkan produktivitas hasil pertanian jagung. Pada gilirannya nanti akan pula meningkatkan kesejahteraan petani.

Tanaman jagung varietas V35 yang mulai diusahakan oleh petani di beberapa wilayah di Tobasa, termasuk Kecamatan Uluan, Kecamatan Lumban Julu, Kecamatan Sigumpar, hasilnya mencapai 11,3 ton per hektar, katanya.

Juli Siagian (33), salah seorang petani asal Desa Narumonda, Kecamatan Siantar Narumonda Kabupaten Tobasa, menyatakan, hasil tanaman jagung V35 yang dikembangkan Dinas Pertanian Tobasa, relatif tahan hama.

"Paling hanya lima persen saja yang rusak diserang hama, termasuk hama sejenis kupu-kupu," kata Juli yang sejak tahun 2012 lalu menggunakan varietas V35.

Juli mengatakan, musim tanam cukup berpengaruh terhadap produktivitas hasil pertanian jagung, misalnya, musim tanam kemarau satu (MK-1) yang curah hujannya masih tinggi, per hektar hanya menghasilkan 10 ton jagung.

Adapun pada musim tanaman kemarau, kedua (MK-2) hasilnya akan meningkat menjadi 12 ton jagung.

"Petani harus jeli menggunakan pupuk maupun insektisida, karena dampaknya pada kuliatas dan hasil panenan," katanya.(*e_red)

Share:
Komentar


Berita Terkini