Hebat, Tobasa Penghasil Padi Terbesar di Sumut

Editor: metrokampung.com

Tobasa-Metrokampung.Com
Disamping produktivitas yang tinggi, dan secara kualitas lumayan, sesungguhnya kapasitas produksi petani Tobasa sangat-sangat surplus dibandingkan dengan kebutuhan atau konsumsi masyarakat.

Ada seratus limapuluh ribuan ton (150,000) produksi gabah per tahunnya atau setara dengan sembilan puluh enam ribu ton (96,000) beras (dengan konversi GKB baru oleh BPS = 0.64%).

Hal ini dilontarkan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan Tobasa Sahat Manullang SP saat kofee morning pada jumat 15/2/"19 kepada sejumlah wartawan.

Kalau kita ambil dasar konsumsi 130 kg per kapita per orang serta asumsi jumlah penduduk Tobasa sekarang 210 ribu jiwa maka konsumsi beras masyarakat Tobasa adalah sebesar,
=210.000 jiwa x 130 kg/ kapita/ thn
=27.3 ribu ton per tahun atau surplus,
=(96.000 - 27.300)
= 68.700 ton.

Ia menjelaskan, bila petani 'pegang' beras 50% dari total kebutuhan seluruh masyarakat atau setara 13.7 ribu ton, maka masih ada surplus,

= (68.700 - 13.700)

= 55 ribu ton, atau setara dengan stok dua tahun beras tegas Manullang.


Menurutnya, sangat bisa asal ada pengendalian penuh terhadap seluruh mata rantai ekonomi sejak dari produksi hingga ke pengguna akhir secara satu pintu untuk memantau, "mengawasi dan bahkan memberikan disain kebijakan baru terhadap beras Toba.


Tentu, akan sangat bangga jika energi yang sangat besar untuk meningkatkan produktivitas beras Toba ini berdampak positif dengan semakin tersedia di toko-toko modern dan pada saat yang sama petani semakin sejahtera.


       *(1)Nilai Tukar Petani (NTP)*


Secara konsepsional, Nilai Tukar Petani (NTP) diartikan sebagai pengukur kemampuan tukar barang-barang (produk) pertanian yang dihasilkan petani dengan barang atau jasa yang diperlukan untuk konsumsi rumah tangga dan keperluan dalam memproduksi produk pertanian.


Nilai Tukar Petani (NTP) menunjukkan daya tukar (term of trade) dari produk pertanian dengan barang dan jasa yang dikonsumsi maupun untuk biaya produksi. Sehingga, ada indikasi bahwa semakin tinggi NTP, relatif semakin sejahtera tingkat kehidupan petani.


      *(2) Rilis BPS untuk NTPP*


Data BPS sektor Pertanian terdiri atas subsektor pangan (padi dan palawija), holtikultura, perkebunan rakyat, peternakan dan perikanan (tangkap dan budi daya).


Nilai Tukar Petani Pangan Padi & Palawija (NTTP) pada Periode Juli 2018 adalah 93.85 atau meningkat sebesar 0.33 dari Juli 2017.


Namun, jika memperhatikan tahun dasar (2012=100) maka NTPP ini menunjukkan bahwa petani hampir tidak memiliki 'ruang gerak' untuk memperbaiki kesejahteraannya, padahal seperri kita ketahui bahwa alokasi dana desa pada 3(tiga) tahun terakhir ini sangat besar.

     *(3) Meningkatkan NTP Tobasa*

Kalau memperhatikan produktivitas dan kapasitas produksi beras Tobasa, sangat mungkin untuk meningkatkan NTPP jauh melebihi daerah lain.

Tentu, jika ada disain kebijakan baru yang memadukan dan mengintervensi positif secara satu pintu seluruh mata rantai faktor-faktor ekonomi, baik mulai produksi (biaya produksi dan penambahan barang modal), distribusi (penyiapan pergudangan atau kerjasama dengan Bulog) serta penguatan daya saing, (market competitiveness) dengan memberikan akses ke pasar-pasar modern.


Otomatis, hal ini memerlukan kajian dan studi yang komprehensif (multi aktor, multi sektor) serta membuka kemungkinan dibentuknya tim terpadu sekaligus badan khusus yang memiliki kemampuan untuk memasuki semua mata rantai faktor-faktor ekonomi.


           *(4) Ironi Beras Toba*


Bahwa kapasitasnya beras Toba dan besaran produktivitasnya tinggi, namun nilai tukar petani yang rendah, jika ingin ditingkatkan harus dimaknai dengan pendekatan investasi sosial dan bisnis sekaligus tentu memerlukan studi kelayakan yang melibatkan banyak sektor dan  aktor secara terpadu.

Manullang juga mengajak warga Tobasa untuk merayakan hari jadi Tobasa yang tidak lama lagi akan di rayakan pada 7 hingga 9 maret 2019 di Parsoburan Tobasa.(prln/mk)




Share:
Komentar


Berita Terkini