Pemkab Labusel Harus Serius Mempromosikan Kuliner Daerah

Editor: metrokampung.com
Salah seorang warga saat mengamati salah satu makanan khas Labusel.

Labusel-metrokampung.com
Labuhanbatu Selatan memiliki kuliner yang beragam, dan telah ada sejak dahulunya seperti Ikan Sale, Anyang Ayam, Tumis Ayam, Sambal Tuk-tuk, hingga kuliner legendaris yang memiliki sejarah panjang yaitu Kue Rasidah. Namun pertanyaan yang sering muncul adalah apakah kuliner yang ada di Labusel saat ini sudah benar-benar dikenal oleh daerah lain? “Kuliner yang ada di Labusel sangat beragam, sehingga kalau bercerita tentang kuliner atau gastronomi Labusel, sudah pasti tak akan ada habisnya. Tetapi dari keberagaman kuliner ini, yang paling dikenal oleh orang adalah anyang ayam, sebab dalam setiap acara kenduri anyang ayam sudah pasti di suguhkan oleh ahli bait. Apalagi kalau ada tamu dari luar,” ujar Drs. Riva Nasution, MM saat berdiskusi ringan di salah satu warung pada Selasa kemarin.

Lebih lanjut Rivai mengatakan dalam mempromosikan kulinner daerah Pemkab Labusel harus lebih serius baik melalui pameran-pameran maupun dalam agenda kegiatan lainnya.

Disamping itu, melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan harus tetap mensosialisasikannya dalam betuk event-event lomba. Sehingga masyarakat termotivasi untuk menciptakan kualitas kuliner yang telah lama menjadi andalan daerah. Karena sampai saat ini Labusel tidak punya produk unggulan yang bisa dipromosikan secara regional maupun nasional.

“Hal paling dasar untuk memperkenalkan kuliner Labusel adalah dimulai dari kualitas bahan dasarnya terlebih dahulu. Dari bahan dasar yang berkualitas akan menciptakan hidangan yang berkualitas pula, sehingga kita juga akan percaya diri untuk memperkenalkannya ke dunia luar, nah setelah kualitas bahan dasar sudah standart, Pemkab harus melindunginya dengan satu produk hukum baik itu mlalui Pearturan Daeran maupun Peraturan Bupati. Jadi semua jenis kuliner yang ada di Labusel memiliki legalitas yang disahkan oleh pemerintah. Sehingga kuliner inilah yang menjadi lokomotif Promosi ke daerah luar,” ujar Rivai.

Sementara Ust. Amiruddin Harahap mengatakan apa yang disampaikan Ketua PB Iklas patut dijadikan motivasi bagi masyarakat Labusel dalam hal peningkatan kualitas kuliner itu sendiri salah satunya ikan sale yang pembuatannya di daerah Labuhan. Sudah seharusnya Pemerintah melalui dinas Perindagko/UKM membantu mereka dengan memberikan tenda yang memadai untuk berjualan dan melakukan pelatihan dalam proses pembuatan ikan sale tersebut.

“Jadi kesan kumuh saat melintasi jembatan labuhan tidak akan terlihat dengan penyeragaman tenda jualan mereka,” kata Ust. Amiruddin Harahap.

Dinas Pariwisata Labuhanbatu Selatan harus lebih tanggap dengan permasalahan promosi kuliner Labusel agar potensi ini tidak hilang begitu saja dan diganti dengan kuliner dari luar. Sebab saat itu sudah mulai terlihat dengan menjamurnya Rumah Makan Holat dan rumah makan khas daerah lain di beberapa daerah yang ada di Labusel, namun Rumah Makan Anyang Ayam atau sambal tuktuk tidak pernah kita dengar. Kalaupun ada hanya sekedar pelengkap menu makanan saja. Konsep kuliner Labusel harus di desain sedemikian rupa agar masyarakat tertarik untuk mempopulerkannya di tengah-tengah masyarakat. (TM/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini