Lembaga Adat Batubara Diperlukan Pacu Generasi Pahami Kultur Budaya dan Kearifan Lokal

Editor: metrokampung.com
Kiri : Erizaldi Piliang dan kanan Ute Kamel.

Batubara - Metrokampung.com
Keberadaan penduduk Kabupaten Batubara dari beragam suku dan etnis meski penduduknya dinominasi etnis Jawa, Batak dan diikuti Minang Kabau, Mandailing, Aceh, Banjar namun Kabupaten Batubara identik dengan kedaerahan Melayu.

Karena itu dianggap perlu adanya organisasi atau lembaga adat di Kabupaten Batubara semisal Lembaga Anak Negeri Batubara (LAN-BB). Lembaga ini nantinya dapat berfungsi menanamkan pengetahuan kultur budaya dan kearifan lokal bagi generasi di daerah.

Demikian dikatakan salah seorang pemangku adat Minang Kabau di Kabupaten Batubara Erizaldi Piliang kepada wartawan, Rabu (24/04/2019).

Dikatakannya, lembaga adat yang merupakan organisasi masyarakat yang dibentuk oleh suatu masyarakat hukum adat tertentu yang bisa dijadikan mitra kerja pemerintah sekaligus dapat membantu pemerintah daerah dalam memberdayakan, melestarikan dan mengembangkan adat istiadat.

Lembaga ini mempunyai fungsi merencanakan dan mensinergikan program pembangunan guna menyesuaikan tata nilai adat istiadat serta tradisi yang berkembang ditengah masyarakat. Dengan menggandeng Kemenag, MUI, FKUB dan organisasi pemerintah serta organisasi keagamaan lainnya lembaga ini juga berfungsi sebagai alat pemantau kerukunan masyarakat baik preventif maupun represif.

"Bak petatih Melayu Minang, adat bersandi sarak, sarak bersandi Kitabullah, setinggi apapun keputusan adat hendaklah memahami aturan agama dan pemangku adat atau Ninik Mamak Urang Sekampuang", urai Piliang.

Seiring kemajuan teknologi saat ini Piliang mengatakan orang tua dituntut untuk berperan aktif membimbing generasi sesuai trendnya anak muda. Kemudian peran serta instansi pendidikan membidangi seni budaya dan bidang kepariwisataan lewat program wisata lokal guna penambahan pendapatan daerah lewat even kegiatan budaya di Batubara.

Pemangku adat Melayu Ute Kamel, HR. juga mendukung terbentuknya lembaga adat di Batubara (LAN-BB) . Diharapkannya, dengan adanya LANBB nantinya maka generasi akan lebih mudah memahami kultur budaya sebagai pewaris negeri.

Hari ini lanjut Ute, belum dapat dipungkiri bahwa meski perkembangan zaman maju pesat dan kemajuan teknologi semakin canggih namun adat budaya masih tetap dijunjung tinggi.

Bak pepatah Laksamana Hang Tuah "Tak lekang dek panas dan lapuk dek hujan, tak kan melayu hilang di bumi", ujar Ute Kamel.

Untuk mengatisipasi kecanggihan teknologi yang berpotensi mengikis habis nilai-nilai budaya maka perlu terbentuknya lembaga adat yang nantinya bisa menjadi motor penggerak dalam upaya menanamkan kultur budaya dan kearifan lokal bagi generasi di daerah, pungkas Ute Kamel. (ea.ps/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini