Jelang Perhelatan Demokrasi 2020, Telisik Rekam Jejak Tolak Calon Transaksional

Editor: metrokampung.com

Tobasa-metrokampung.com
Jelang Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020, sejumlah kandidat terus bermunculan.

Berbagai kalangan masyarakat mengingatkan, agar lebih selektif mengantisipasi para bakal calon Bupati-Wakil Bupati. Diharapkan untuk mengedepankan integritas dan keterwakilan aspirasi rakyat, ketimbang angka.

“Kita sarankan agar tidak ibarat memilih kucing dalam karung. Harus ada ukuran, misalnya integritas, kapabilitas dan komitmen calon untuk menjalankan roda pemerintahan secara transparan dan akuntabel ,”kata Manuala, warga Laguboti Kecamatan Laguboti sabtu (19/10/2019).

“Calon harus punya komitmen bekerja untuk kepentingan publik, bukan pribadi atau golongan tertentu,” timpal Manuala.

Sementara itu, Gongga Napitupulu, warga  Porsea Kecamatan Porsea, mengingatkan bahwa masyarakat Porsea tak terbuai oleh calon yang mulai turun menebar angin segar.

“Telisik dulu rekam jejak calon itu, siapa dia dan apa latar belakangnya, jika sebelumnya pernah menjabat pada lembaga atau organisasi tertentu, lihat kepemimpinannya seperti apa. Dengan demikian, dapat kita pahami sosok yang akan dipilih memimpin Tobasa untuk lima tahun ke depan,” jelas Gongga.

Sedangkan Lambut Pardede, warga Kelurahan Parparean, Kecamatan Porsea, menyarankan untuk mengantisipasi transaksional dalam pelaksanaan Pilkada. Ia berharap, masyarakat tak menerima pemberian uang ataupun barang untuk memilih calon tertentu.

“Setiap yang kita terima pasti ada resiko. Sementara bagi calon biasanya setelah memberi selesai sudah kewajibannya. Tidak akan pernah lagi calon itu memikirkan keberlanjutan sekalipun terpilih nantinya.

Yang pada akhirnya, kepentingan sesaat itu harus dirasakan oleh masyarakat luas untuk masa lima tahunan. “Mari kita belajar dari pemilihan-pemilihan sebelumnya,” saran Lambut.

Demikian juga dengan penuturan Augus Marpaung warga Desa Narumonda1 Kecamatan Sinar, dirinya berharap warga yang memiliki hak pilih menolak pemberian uang atau barang oleh para calon.

“Murah sekali suara kita dinilai dengan pemberian, yang sebenarnya tak seberapa. Kalau ada calon yang demikian, mari kita sepakati untuk tidak menerima pemberian itu,” tegasnya. (*e/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini