Medan, metrokampung.com
Perbuatan oknum security Dinas Pendidikan Sumatera Utara ini tak cocok ditiru. Pulaknya sang security mengikuti dan menghadang salah seorang jurnalist wanita hingga ke toilet.
Karuan, situasi yang tak lazim ini dan belum pernah terjadi wilayah Disdiksu yang dipimpin Kepala Dinas Pendidikan Provsu Arsyad Lubis kontan mengundang emosi VS, inisial jurnalis media cetak di Medan yang diekori security tersebut.
Ceritanya, Jumat (11/10/2019), VS hendak ke toilet di lantai 2 kantor dinas. Keluar dari toilet VS dihadang seorang security dinas bernama Kemal.
Belum lagi rasa kaget VS hilang melihat kehadiran si security yang berdiri di depan pintu toilet, sang security sudah mendekat.
"Kak..kalau mau jumpain sekretaris harus ijin dulu. Nanti kami yang kena marah", katanya sembari mendekati ku, "bilang VS menirukan ucapan Kemal.
Mendengar perkataannya itu VS langsung menjawab.
"Siapa yang mau jumpai sekretaris, aku ke toilet mau buang air kecil bukan menjumpai sekretaris", bentak VS.
Lanjut Kemal kalau dirinya diperintahkan mengawal dan melarang wartawan serta LSM menjumpai sekretaris.
"Harus ijin dulu," kata security itu lagi kepada VS.
"Sudah gak waras kau yah, "bentak VS . Aku mau ke toilet, lanjut VS, kau ikuti dan kau kawal sampai keluar.
"Aku juga tau etike untuk menjumpai pejabat, bukan macam kau yang tak punya etike nungguin orang sampe ke kamar mandi," hardik VS tak kalah sengit.
Keributan kecil itu pun tak diladeni, VS. kemudian turun melalui lift.
Ternyata Kemal security terus mengikuti VS hingga ke lantai satu.
Keluar dari lift, keributan antara VS dan security kembali berlanjut.
Kata-kata tak senonoh pun keluar dari mulut si Kemal, security yang baru beberapa bulan bekerja sebagai tenaga outsourching di Disdik Provsu.
"Adu mulut pun terjadi diantara kami hingga beberapa orang pegawai dan honorer yang berada di tempat itu terdiam.
Mendapat adanya laporan tentang keributan di Disdik Provsu, Ketua Umum LSM Gerakan Rakyat Anti Korupsi (Gertak), Hendra Hutagalung sangat menyesalkan sikap yang ditunjukkan sekurity dinas.
"Ada apa dengan Disdik Provsu? Mengapa ada larangan bagi wartawan dan LSM untuk meliput. Apa lagi sampai harus di kawal hanya untuk menjumpai para pejabat disdik.
Disdik Sumut adalah kantor pelayanan publik milik pemerintah, siapa pun boleh berkunjung ke situ asal punya kepentingan dan sopan," ucapnya.
Tapi kalau sampai diikuti dan di kawal sampai ke kamar mandi, lanjut Hendra, itu bukan pengamanan lagi tapi sudah melecehkan.
Hendra meminta Kepala Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi security yang bernama Kemal itu. Bila perlu copot karena tidak memiliki etika dan disangsikan akan menimbulkan ketidaknyamanan bagi masyarakat yang berurusan ke dinas itu.
Ketika di konfirmasi, Plt Sekretaris Disdik Sumut, Ruslan sedang melayani tamu diruangannya. Dan ketika di hubungi via selulernya, nomornya tidak aktif.
Begitu juga ketika dikonfirmasi, Kepala Dinas Arsyad Lubis sulit untuk ditemui. Dihubungi melalui telepon juga tidak mengangkat. Konfirmasi melalui WhatsApp juga tidak dibalas.
Sulitnya pejabat Disdiksu dikonfirmasi akhirnya, Fernando Sibagariang Bidang Program, Sabtu (12/10/2019) memberikan komentarnya. Melalui WhatsApp, Nando mengatakan tidak pernah memberikan perintah untuk mengawal wartawan apalagi sampai ke kamar mandi.
"Tidak ada perintah dari saya", ucapnya
"Security mana itu dan siapa namanya?", tanya Nando.
"Baik...Senin saya konfirmasi kepada komandan regu yang mana orangnya yang bernama Kemal. Dan akan saya teruskan laporannya ke perusahaan penyedia security, "katanya.
Melihat kasus ini, Pengamat Hukum Ahmad Fadhly Roza,SH, Sabtu (12/10/2019) mengatakan perlu dipertanyakan kepada Kadis atau Sekretaris Dinas. Apakah mereka memang memerintahkan seperti yang dikatan security atau hanya akal-akalannya saja.
"Siapapun itu baik masyarakat, LSM dan wartawan yang datang ke kantor dinas dengan berbagai urusan sah-sah saja menumpang toilet. Apa lagi wartawan tersebut adalah mitra Disdiksu yang seorang perempuan. Untuk apa harus diikuti dan ditunggui ke kamar mandi, "kata Roza.
Kalau bisa, kata Roza, orang seperti security itu disingkirkan saja karena akan merusak citra dinas pendidikan yang melayani bidang pendidikan.
Tanggapan serupa datang dari Komando Satuan Tugas (Kosatgas) PD II Ormas FKPPI Sumut.
"Kalau benar demikian jelas tindakan oknum security terkesan 'tak berotak". Masak orang mau ke kamar mandi pun diekorinya. Kan masih ada cara-cara beretika lainnya tanpa harus mengikuti atau menunggui seseorang keluar dari kamar mandi jika hanya untuk menegor orang yang bersangkutan, "bilang Hendra Sembiring, Dankosatgas FKPPI Sumut ketika dimintai tanggapannya melalui hape. (dra/mk)