Berapa Petugas TPA?
Over Kapasitas, Sampah Sudah Mendekati Jalan Utama
Tobasa, metrokampung.com
Tampaknya Dinas Lingkungan Hidup Tobasa benar benar diisi oleh para personil yang tak paham akan tupoksinya. Sebab, tak ada satupun yang bisa untuk dipublikasikan untuk prestasi atau keberhasilan kinerja. Mulai dari Limbah PT Tapioka, dimana Mintar Manurung sebagai Kepala Dinas tidak mampu stop operasional PT Tapioka hingga izin Perubahan Mutu Air atau Penambahan Kolam IPAL selesai dilakukan. Kemudian pengadaan bibit tanaman tahun 2019 yang berjumlah ribuan batang, hasil dilapangan, banyak bibit tersebut tidak tumbuh alias mati.
Dan kali ini, Dinas Lingkungan Hidup juga tak mampu olah sampah yang kapasitasnya sudah melewati batas lahan, bahkan sampai ke jalan utama yang menghubungkan pintu bosi ke pabrik Tapioka dan Sidulang. Oleh karena itu, Toni Pangaribuan (53) warga Pintu Bosi mengatakan jika saat ini sampah sudah sangat banyak, bahkan sudah mendekati jalan besar, dan bau menyengat serta jutaaan lalat beterbangan kemana mana.
"Sudah bisa lah ditambah lahan tanah untuk menampung sampah yang sudah kelewat batas. Sebab seperti yang tampak, sampan sudah mendekati jalan besar, baunya minta ampun, kalau kita lewat siap siap lalat menyerang," ujarnya.
Sementara itu, Kadis Lindup Tobasa yang terkesan cuek apabila dihubungi melalui seluler dan tidak pernah tampak di kantor tidak mengendurkan awak media mencari informasi perihal kinerja Dinas Lingkungan Hidup. Dan terkait bidang pengolahan limbah dan sampah, merupakan bidang yang menyerap anggaran paling banyak.
Misalnya untuk gaji honor khusus penanganan sampah, mulai supir, kernet, tukang sapu dan petugas TPA mencapai 1,2 miliar per tahun, dan uang makan disamping upah mencapai 588 juta lebih. Dan berapa jumlah petugas di TPA? Hingga sampah tersebut bisa sampai mendekati jalan utama? Dan sampai kapan Kadis Lindup Tobasa, Mintar Manurung memilih bungkam? Kita tunggu episode berikutnya. (Her/mk)
Over Kapasitas, Sampah Sudah Mendekati Jalan Utama
Tobasa, metrokampung.com
Tampaknya Dinas Lingkungan Hidup Tobasa benar benar diisi oleh para personil yang tak paham akan tupoksinya. Sebab, tak ada satupun yang bisa untuk dipublikasikan untuk prestasi atau keberhasilan kinerja. Mulai dari Limbah PT Tapioka, dimana Mintar Manurung sebagai Kepala Dinas tidak mampu stop operasional PT Tapioka hingga izin Perubahan Mutu Air atau Penambahan Kolam IPAL selesai dilakukan. Kemudian pengadaan bibit tanaman tahun 2019 yang berjumlah ribuan batang, hasil dilapangan, banyak bibit tersebut tidak tumbuh alias mati.
Dan kali ini, Dinas Lingkungan Hidup juga tak mampu olah sampah yang kapasitasnya sudah melewati batas lahan, bahkan sampai ke jalan utama yang menghubungkan pintu bosi ke pabrik Tapioka dan Sidulang. Oleh karena itu, Toni Pangaribuan (53) warga Pintu Bosi mengatakan jika saat ini sampah sudah sangat banyak, bahkan sudah mendekati jalan besar, dan bau menyengat serta jutaaan lalat beterbangan kemana mana.
"Sudah bisa lah ditambah lahan tanah untuk menampung sampah yang sudah kelewat batas. Sebab seperti yang tampak, sampan sudah mendekati jalan besar, baunya minta ampun, kalau kita lewat siap siap lalat menyerang," ujarnya.
Sementara itu, Kadis Lindup Tobasa yang terkesan cuek apabila dihubungi melalui seluler dan tidak pernah tampak di kantor tidak mengendurkan awak media mencari informasi perihal kinerja Dinas Lingkungan Hidup. Dan terkait bidang pengolahan limbah dan sampah, merupakan bidang yang menyerap anggaran paling banyak.
Misalnya untuk gaji honor khusus penanganan sampah, mulai supir, kernet, tukang sapu dan petugas TPA mencapai 1,2 miliar per tahun, dan uang makan disamping upah mencapai 588 juta lebih. Dan berapa jumlah petugas di TPA? Hingga sampah tersebut bisa sampai mendekati jalan utama? Dan sampai kapan Kadis Lindup Tobasa, Mintar Manurung memilih bungkam? Kita tunggu episode berikutnya. (Her/mk)