Menuju Pilkada Pakpak Bharat, Masyarakat Dambakan Pemimpin yang Lahir dan Besar di Pakpak Bharat

Editor: metrokampung.com

Pakpak Bharat, metrokampung.com
Pemberian otonomi yang luas kepada daerah-daerah di Indonesia seperti yang tercantum dalam UU nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah merupakan bagian rekayasa kelembagaan untuk mempercepat proses demokratisasi di Indonesia dan di daerah.

Otonomi daerah sekaligus merupakan upaya pelaksanaan system desentralisasi politik, dimana telah terjadi perubahan relasi antara pemerintahan pusat dan daerah. Dengan otonomi pula daerah-daerah di Indonesia mulai berbenah diri.

Masyarakat memilih sendiri pemimpinan daerah mereka, yang jika dalam rezim orde baru hal ini tidak mungkin dilakukan, karena pemimpin daerah merupakan titisan atau titipan dari pusat terutama para elite politik, pengusaha dan interprensi partai politik.

Paradigma masyarakat pun tentang politik mulai terasimilasi dengan budaya lokal yang sudah lekat dalam kehidupan masyarakat, maka figur-figur politik wajib paham dan manut pada tatanan itu. Figur politik yang “gagal paham” atas budaya lokal akan dengan sendirinya dianggap gagal. Oleh sebab itu Anggota DPRD, maupun Bupati harus paham dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakatnya.


Tahun ini Kabupaten Pakpak Bharat memasuki usia remajanya yang ke 17 tahun, dinamika politik yang terjadi membawa Pakpak Bharat menanjak dari sebuah wilayah Administrasi pelosokan menjadi sebuah Kabupaten yang berkembang pesat dalam satu dekade terakhir. Wilayah administrasi Kabupaten Pakpak Bharat yang dahulunya 3 Kecamatan, hingga pada tahun 2020 telah terdiri dari 8 kecamatan dengan 52 desa.

Tentunya peran masyarakat dalam otonomi daerah sangat tercermin di Kabupaten Pakpak Bharat ini, dengan adanya partisipasi proaktif masyarakat, baik kepada pemerintah maupun DPRD, maka banyak sekali manfaat yang dirasakan oleh rakyatnya.

 Disinilah pentingnya bila masyarakat selalu berpartisipasi, terlebih dalam perumusan kebijakan public di daerah. Karena sesungguhnya masyarakat itu sendiri yang lebih tahu akan kebutuhan dan permasalahannya.

Hal ini bisa terwujud dengan adanya sinergi antara Pemerintah Daerah dan DPRD sebagai wakil rakyat dan figur-figur politik lokal yang bersifat mengayomi masyarakat.

Tanpa terasa waktu bergulir dan Hanya tinggal menghitung Hari, akhirnya kabupaten Pakpak Bharat kembali mengikuti pesta demokrasi pemilihan langsung kepala Daerah. Setelah  partai partai politik yang ada dikabupaten Pakpak Bharat membuka penjaringan balon bupati dan balon wakil bupati berbagai macam opini kini telah muncul ditengah tengah masyarakat Kabupaten Pakpak Bharat, mulai dari munculnya figur tokoh tokoh pemekaran hingga opini untuk memilih calon kepala Daerah yang lahir dan besar dikabupaten Pakpak Bharat.

Menurut amat penulis, hingga saat ini opini figur calon bupati yang lahir dan besar di Pakpak Bharat masih menjadi trending topic yang sangat hangat ditengah tengah masyarakat, masyarakat menilai jika memiliki pemimpin yang lahir dan besar di pakpak bharat akan lebih mengerti situasi dan kondisi yang sedang dibutuhkan oleh masyarakat itu sendiri. Dinamika politik yang terjadi telah membuka cakrawala berpikir masyarakat, sudah saatnya masyarakat harus memiliki “produk politik” mereka sendiri. Rasa trauma akan “pendatang” tentunya masih melekat, 17 tahun sudah masyarakat Pakpak Bharat telah memberikan peluang tersebut.

Produk politik yang dimaksud adalah figure politik daerah yang lahir dan dibesarkan di Kabupaten Pakpak Bharat, memahami apa dan bagaimana mewujudkan keinginan masyarakat untuk kesejehtraan masyarakat itu sendiri.

Sonni Berutu adalah produk politik tersebut, sejalan dengan semboyan Pakpak Bharat yaitu “Bage ate rejeki bage tennah sodip” yang mengandung makna bahwa masyarakat dalam setiap melakukan pekerjaan mempunyai keselarasan antara hati, jiwa, pikiran dengan perbuatan telah beliau buktikan. Lahir dan dibesarkan ditengah-tengah masyarakat Pakpak Bharat yang didominasi petani, Sonni Berutu mendapatkan gambaran apa, mengapa dan bagaimana mengangkat derajat hidup para petani.

Merumuskan langkah-langkah kebijakan politiknya didasari oleh keselarasan hati dan pikirannya berpihak kepada petani yang sejahtera, dan secara perbuatan kepiawaian beliau menduduki kursi ketua DPRD Pakpak Bharat dalam 2 (dua) periode tentunya bukan hal yang mudah jika tidak didukung oleh konstituen serta menjalin kerjasama dengan unsur pemerintahan dalam mewujudkan aspirasi tersebut, oleh sebab itu Sonni Berutu pun dalam perjalanan politiknya belum pernah cacat hukum.

Namun saat ini, dengan posisi dan jabatan politik Sonni Berutu, belum semua impian dan harapan serta aspirasi bisa diserap dan diaplikasikan dalam mewujudkan kesejahtraan masyarakat.

Dalam mewujudkan pembangunan di Pakpak Bharat dengan kondisi geografi, demografi, topografi, ekonomi, aspek kesejahtraan masyarakat, aspek pelayanan umum dan aspek daya saing yang belum memadai di Pakpak Bharat sudah menjadi tantangan tersendiri kedepannya. Dorongan yang disampaikan oleh beberapa tokoh-tokoh adat dan masyarakat, serta beberapa para akademis yang memahami Sosial, budaya di masyarakat Pakpak Bharat, bahwasanya untuk mengemas pembangunan di Pakpak Bharat selanjutnya, diperlukan sosok pemimpin yang betul-betul memahami apa guna pembangunan untuk masyarakat Pakpak Bharat.


Beliau telah mempunyai rumusan konsep dan pemahaman tentang mana pembangunan yang prioritas dan berkelanjutan. Bahwasanya Pembangunan berkelanjutan yang diharapkan beliau adalah upaya sadar dan terencana yang memadukan aspek lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi kedalam strategi pembangunan untuk menjamin keutuhan lingkungan hidup serta keselamatan, kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa depan. Konsep dan pemahaman ini tentunya bukanlah pemikiran yang hadir serta merta jikalau beliau tidak lahir, besar, ditempah waktu dan mengabdi di Pakpak Bharat.

Hal ini lah yang merupakan pandangan masyarakat Pakpak Bharat, Sudah saatnya masyarakat Pakpak Bharat mempunyai Pemimpin yang lahir dari produk politik masyarakat itu sendiri, bukan dari produk rekayasa bahkan produk titipan, pemimpin yang mengerti dan memahami mutu kehidupan masyarakat Pakpak Bharat untuk pembangunan generasi saat ini dan generasi masa depan.

Momentum pilkada Pakpak Bharat saat ini sudah saatnya menjadi sebuah momentum yang mampu menginspirasi generasi muda Pakpak Bharat untuk membangun Pakpak Bharat dengan segala potensi yang dimilikinya sendiri. Momentum dimana generasi Pakpak Bharat kedepannya harus percaya diri, menjadi pemimpin dan pejabat politik dari keluarga petani bukan lah hal yang mustahil, tidak harus anak pejabat dan tidak harus anak orang kaya, dan tidak harus selalu menunggu import politik maupun titipan politik untuk membangun Pakpak Bharat. (VB/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini