Pemerintah Desa Negara/Beringin Dinilai Lamban Semprot Disinfektan

Editor: metrokampung.com
Warga bersama mahasiswa saat melakukan penyemprotan disinfektan.

STM HILIR, metrokampung.com
Sejumlah emak-emak warga Desa Negara Beringin, Kecamatan STM, Kabupaten Deliserdang melakukan penyemprotan disinfektan di desa tersebut, Senin (27/4/2020). Sehari setelah mahasiswa UHN Medan bersama alumni Universitas Pembangunan Panca Budi Medan melakukan penyemprotan di Desa Negara Beringin.

 Pantauan di lokasi,  para emak-emak sangat bersemangat melakukan penyemprotan terhadap kendaraan melintas keluar masuk di desa tersebut.   Sebagian emak-emak terkesan kurang dilengkapi APD (Alat Pelindung Diri) seperti sarung tangan, helm dan lainnya.

 Abel Berutu (Mahasiswa UHN Medan), Josep Mardisi Ginting (Alumni Universitas Pembangunan Panca Budi Medan) dan warga Desa Negara Beringin Salomo Sembiring, Darmanta Ginting, John Fery Barus menyayangkan pemerintah Desa Negara/Beringin dinilai lamban dalam mengambil sikap.

Emak-emak yang melakukan penyemprotan dinilai kurang kelengkapan APD.

 Pasalnya, di desa tersebut telah berdiri posko penanggulangan covid-19 sekira beberapa pekan lalu namun belum terlihat ada melakukan aksi.

 Pihak pemerintah desa belum dapat dikonfirmasi. Beberapa hari lalu, sejumlah warga diantaranya, Efendi Tarigan,  Jhon Feri Barus, Adil Simarmata dan Hendra Perangin-angin saat berbincang - bincang bersama Kades Negara/Bering Timbul Tarigan SE membenarkan soal adanya posko penanggulangan covid-19 tersebut serta telah membentuk Tim relawan. Sedangkan terkait belum terlaksananya penyemprotan, kades menyebut para relawan masih belum bersedia lantaran minimnya kesigapan para relawan serta soal honorer yang tidak ada dalam anggaran.

Diberitakan sebelumnya,  warga bersama mahasiswa secara swadaya melakukan penyemprotan disinfektan terhadap kendaraan yang melintasdi Desa Negara/Beringin.  Penyemprotan guna memutus mata rantai covid-19 yang kini telah mewabah serta menyerang hampir seluruh belahan penjuru dunia serta telah banyak menelan korban jiwa.  Penyemprotan yang dilakukannya mahasiswa karena dinilai  pemerintah desa lamban mengambil sikap dalam mengupayakan memutus mata rantai covid-19  seperti penyemprotan kendaraan dari luar yang masuk ke desa tersebut. (dil/dra/mk)
Share:
Komentar


Berita Terkini