Mahasiswa Papua Jakarta : Kami akan Bunuh Lenis Kogoya Kepala Suku Kaleng Kaleng

Editor: metrokampung.com

Jakarta, metrokampung.com
Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) LSM Pemberantasan Korupsi Perjudian Narkoba dan Sindikat Mafia (BERKORDINASI) Propinsi DKI Jakarta Marjuddin Nazwar mengecam keras tudingan sekelompok massa yang mengatasnamakan Aliansi Mahasiswa Papua yang mengancam akan membunuh Staf Khusus Presiden Dr. Lenis Kogoya, M.Hum. Kemudian, aksi mahasiswa tersebut juga dapat dikualifikasi sebagai tindakan makar. Pasalnya, kelompok massa tersebut telah berani mengibarkan bendera Bintang Kejora di depan istana negara.

Apalagi kelompok massa terang-terangan mengancam akan membunuh Dr. Lenis Kogoya, M.Hum.

"Ini tindakan inkonstitusional. Maka negara harus berani mengambil tindakan dan segera mengusutnya tuntas. Siapa aktor dibalik aksi ini," pinta Marjuddin Nazwar, Senin (14/06/2020) di Jakarta.



Menurut Marjuddin Nazwar, pihak Kepolisian sangat gampang utk mengusut kasus ini karena di satu sisi massa memuji orang lain, tapi disisi lain menyudutkan Dr. Lenis Kogoya, M.Hum.

"Ada apa ini? Kenapa mengancam akan membunuh seseorang dan disisi lain memuji orang lain?" sebutnya.

Disampaikan, terlihat kejanggalan, kelompok massa menyebut Dr. Lenis Kogoya, M.Hum Kaleng-kaleng, tapi sebaliknya membangga-banggakan pihak lain.

"Ada apa ini?" tukasnya.

Paling tidak berdasar lagi, kata Marjuddin, kelompok massa tersebut malah menuduh Dr. Lenis Kogoya, M.Hum sebagai penghianat.

"Yang dihianati pak Lenis Kogoya itu, apa sih? Kenapa pula beliau disebut Penghianat? Justru stetmen Dr. Lenis Kogoya, M.Hum sangat netral, karena mengajak masyarakat supaya menjaga kekondusifan dan ketenteraman masyarakat," imbuhnya.

Dikatakan, pernyataan yang disampaikan kelompok Mahasiswa tersebut sangat berbahaya di negara hukum seperti Indonesia, karena menyangkut nyawa warga negara, yang nota bene adalah Pejabat Negara.

"Kami sangat keberatan dengan pernyataan mahasiswa tersebut, apalagi berani mengancam Dr. Lenis Kogoya, M.Hum akan diusir dari Papua dan diancam akan dibunuh pula. Tolong kasus ini diungkap," pintanya.(rel/
Share:
Komentar


Berita Terkini